Sebelum manisnya cinta, pahit dari cinta itu sendiri yang sebelumnya ia rasa. Seperti hari ini, kejadian bulan lalu terjadi kembali. Ayahnya datang pagi buta dengan calon suami-yang lain- untuk dijodohkan dengan wanita yang dicintainya, Audy Podomoro. Rahangnya mengeras, kepalan tangannya menguat, dan alisnya sedikit menukik ke dalam tanda kesabarannya hampir di ambang batas.
Fuck
This old man
Alvin membuka pintu rumahnya lebar-lebar seakan ia menyambut dengan senang hati dua orang dihadapannya. Nyatanya bukan, ia hanya ingat kebaikan sang ayah yang tentunya masih cukup ia sayangi. Ia masih tahu diri bagaimana ia bisa hidup sampai sekarang, padahal bisa saja ia dan Audy di usir dari rumah.
"Audy masih tidur di atas, jadi percuma bertamu pagi buta"
"Kita duduk dulu, ayah ingin menemuimu terlebih dahulu sebenarnya", ujar ayah sambil merapikan jasnya.
Gua pun duduk berhadapan dengan ayah dan pria yang entah siapa namanya. Wajahnya lumayan, shit saingan gua. Audy gak mungkin suka yang macem orang barat gini kan.
"Ada apa?", gua nanya gak sabaran.
"Ayah tahu kamu sangat sayang sama Audy, kamu juga protektif seperti ayah menjaga ibumu dulu. Jadi pertama-tama ayah ingin meminta penilaianmu tentang Denis, apa menurutmu dia cocok untuk Audy?" Ayah tertawa menggoda Denis yang sepertinya sangat senang dengan perjodohan ini.
Denis mengulurkan tangannya, menjabat tangan gua sok akrab.
"Halo, saya Denis. Umur 27 tahun, pendidikan S2 di California University. Sekarang bekerja sebagai manager di CH Group dan terkadang bekerja sampingan sebagai chef di Route99 restaurant, tidak ada catatan kriminal. Hobi saya berkebun, olahraga, bermain dengan anak kecil, billiard, dan menonton bioskop", ucap Denis formal dan penuh semangat.
Dia mau lamar kerjaan apa lamar Audy?
Jatohnya dia cocok jadi kakak ipar gua kalo gini, gabisa. Audy masih milik gua, enak aja ngambil jodoh orang lain.
"Alvin Podomoro", jawab gua singkat.
"Gimana? Denis ini anak temen papa yang kerja di Australia, dia bantu papa pas lagi dinas disana. Cocokkan sama Audy?" Papa semangat banget mau ngenalin Denis ke Audy. Justru dinata gua dia mirip barang gak laku, pake di promosiin segala.
"Pah, kayaknya papa harus pulang. Audy masih tidur pules. Tadi malem dia begadang bareng Alvin nonton Paranormal Activity"
Ekspresi papa langsunf keliatan kecewa pas gua buat alasan itu, tapi emang kenyataannya Audy gak bakal bangun dalam waktu dekat. Dia baru tidur jam 3 dini hari sambil peluk gua erat. Gapapa sih, enak. Ada yang kenyel-kenyel
"Yaudah, kalau gitu papa sama Denis pulang dulu. Nanti bilangin ke Audy kalo papa punya calon tunangan yang baru buat dia, terus telfon papa biar kita bisa atur pertunangannya kapan" papa sama Denis berdiri terus jalan ke pintu, gua anterin mereka sampe luar. Diakhir perpisahan papa peluk gua erat, pelukan seorang ayah yang emang jarang gua dapetin. Gua gak mungkin sia-siain kesempatan ini, akhirnya gua balik peluk dia erat. Si Denis jabat tangan gua mantap, gua akuin dia tampang laki baik-baik buat Audy. Cuma tetep aja gua gak rela dia dimilikin siapapun selain gua.
Selesainya, gua masuk ke rumah dan nyamperin Audy yang masih tidur nyenyak peluk guling kesukaannya. Gua ikut berbaring di kasur sebelahnya sambil ngelus pelan rambut orang yang paling gua cinta di dunia ini selain mama. Gua baru sadar rambut Audy makin panjang, biasanya gak sepanjang ini. Makin mirip mama jadinya... gua kangen hahaha
"Kamu mirip mama, jadi kangen", gua gak nangis. Cuma sedikit sedih, udah lama gak ngunjungin makam nyokap. Cuma Audy atau papa yang gantian ke makamnya.
Gau ngerapiin anak rambut Audy yang berantakan, tapi tiba-tiba dia narik gua kepelukannya. Gua dipeluk erat banget sampe kecekek.
"D-dy, aku gabisa na-pash-dy" gua elus pelan punggungnya meski gua sesak, tapi akhirnya Audy mau ngelepas pelukan super eratnya.
"Kamu kenapa, sayang? Aku gak bisa napas kamu peluk kaya tadi"
Audy terus ngeliatin gua pake mata sedikit ngantuknya, dia nge-pout-in bibirnya. Makin bikin gua gemes mau gigit bibirnya
"Habisnya, kakak sedih liat kamu nginget mama", suaranya mulai parau.
"Its okay baby, cuma kangen sedikit. Kamu bangun, aku laper ini. Mau masak makanan kamu"
Audy ngegelengin kepalanya
"Kenapa gak mau? Kamu mau liat aku mati kelaperan?"
"Ih lebay!" Audy nge-pout-in bibirnya lagi. Serius, gua nahan diri buat gak gemes kedia.
"Kata siapa le-"
"Besokkemakammamayuk" Audy motong pembicaraan gua, cepet banget itu bibir.
"Hah?"
"Besok ke makam mama yuk"
"Ngapain?"
"Ngunjungin mama, katanya kangen"
"Nggak ah, besok sibuk"
Audy ngeliatin gua garang, gini nih nasib gua kalo nolak permintaan tuan puteri.
"Sibuk apanya! Paling cuma duduk depan laptop. Besok pokoknya ngunjungin mama, titik"
Dia ngebungkus badannya sampe kepala pake selimut. Cute banget shit
"Oke oke, kita ngunjungin makam mama besok", gua peluk buntelan selimut disamping gua. Sedikit khawatir, mama seneng gak kalo nyatanya anak laki satu-satunya suka sama kakaknya sendiri...
To be continue....
Hay. Gue balik lagi:") vote, review terus tolong doain gue masuk sbmptn ya. Minta doanya aja, thanks juga buat yang udah baca dan nunggu ini cerita. Gue coba update lebih sering nanti. But, gua ntar mau bikin cerita baru. Tolong dukungannya ya
With love, By
KAMU SEDANG MEMBACA
SISTER COMPLEX
De TodoAlvin Podomoro Trijaya. Anak terakhir dari Agung Podomoro Trijaya, taukan Podomoro Group? Itu punya bokap gua, bokap sama kakek yang bangun semua dari nol besar. Dan... sialnya pewaris utama keluarga itu gua, jadi pewaris utama nggak selalu enak. P...