Erection

7.8K 158 10
                                        

[Sekarang] 28 January 2017

Bukan meeting tanggal 17 February jam 4 sore di cabang perusahaan yang terletak di Bandung yang ditunggu olehnya, tapi tanggal 18 February tepat jam 12 malam yang ditunggu - tunggu olehnya.

Audy Podomoro Trijaya

Bayi perempuan cantik yang lahir di tahun 1994

Bayi cantik itu kini telah tumbuh layaknya putri bangsawan, membuat siapapun dibuat jatuh cinta.

Termasuk adiknya sendiri.
_

Bukan hari yang cerah sebenarnya, justru cuaca cukup mendung pagi ini

"Shit, hujan"

Alvin mengeratkan jasnya, bukan tanpa alasan ia tidak membawa mobil. By the way mobilnya kini ada di bengkel karena 'Anna Hatheway' kesayangannya menabrak tiang listrik yang sialnya membuat bokong-bemper-nya kehilangan keseksianya-penyok. Dan demi tuhan ia ingin membanting kepala siapapun yang mengancurkan kekasih keduanya, tapi ia harus menelan bulat-bulat sumpahnya karena kekasih pertamanyalah 'Audy Podomoro Trijaya' yang menghancurkan body seksi kekasih keduanya dan berakhir ia membanting kepalanya sendiri di meja kerjanya pagi tadi.

Dengan terpaksa pagi tadi ia berangkat pergi ke kantor bersama supirnya dengan muka masam, ayolah 'Anna Hatheway" -nya adalah keluaran merk terbaru yang hanya ada 10 di dunia. Ia tidak bisa kehilangan kesayangannya sekalipun 13 jam Rolex -nya hilang.

Seharian ini Alvin mengurusi dokumen cabang di kantornya, hampir selama 6 jam bokongnya terus menempel pada kursi empuk yang semakin lama terasa panas. Ia hanya beranjak dari tempatnya jika panggilan alam dan sesuatu harus dilakukannya di lapangan, cuti beberapa hari membuat tugasnya semakin menumpuk. Dan fuck man, bokongnya terasa seperti datar. Minggu ini ia harus workout bersama Ian.

Waktu berjalan tanpa terasa, dan tertinggal ruang satpam dan ruangannya yang masih terang. Alvin melirik jam tangannya.

"Jam 01.23, pasti Audy udah tidur. Good night baby, have a nice dream. I love you" Alvin mengecup layar ponselnya, foto Audy yang tidur pulas menghiasi wallpapernya. Cuma ini yang bisa dia lakuin disaat jauh dari Audy, cinta butuh pengorbanan kan?

"Shh, gila. Makin dingin aja, mana pak taka gak bisa dihubungin lagi. Gua gak pulang kayaknya malem ini"

Dan, berakhir malam ini ia harus tidur di kantor. Tempat yang luas, namun bukan tempat yang cocok untuk mengistirahatkan diri.

.

Pagi harinya, Alvin merasa cahaya matahari tembus mengarah ke kornea matanya. Ia benci matahari pagi, siapa orang yang lancang membuka jendela ruangannya.

"Good morning mr. Podomoro", suara manis menyapa pendengarannya.

"Eungh", Alvin menggeliat kecil dan merenggangkan tubuhnya yang terasa sedikit janggal. Rasanya seperti ... tertindih!

Ia segera membuka matanya lebar - lebar, ia mendapati Audy menduduki perutnya dengan pakaian yang err-shit ia bisa ereksi sekarang.

"Alvin, wake up", Audy menggoyangkan tubuhnya.

Alvin menelan salivanya, Audy bisa berubah dalam satu malam menjadi wanita seksi itu sama sekali hanya ekspetasinya. Tapi ia dihadapkan oleh kenyataan, ia rasa adik kecilnya sudah meronta dibawah sana. Hanya saja wanita dewasa di atas perutnya enggan pergi dan terus menggoyangkan pantatnya seperti ingin disetubuhi, ini gila. Ia menarik nafasnya sedikit,

"Audykaumembuatkuereksima-fuck"

Alvin menutup mulutnya, sial. Apa yang ia katakan barusan bukan sama sekali rencananya! Ia hanya ingin membuat tubuh diatasnya untuk turun.

"Tidak, maksudku. Argh! Aku bisa gila!", Alvin mengacak rambutnya brutal. Ini sulit.

Dengan pikiran kacau, ia mengangkat tubuh diatasnya. Menukar posisi kemudian menindih tubuh Audy, wajah wanita itu memerah seakan tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Look at me" Alvin menatap wanita yang dicintainya dengan sayang. Sementara Audy dengan malu - malu mensejajarkan wajahnya.

Perlahan Alvin mengecup bibir Audy, kemudian diikuti kecapan dan lumatan manis. Sedikit desahan keluar dari bibir Audy.

"Hnghh"

Itu membuat ereksi pria di atasnya semakin parah, Alvin melepas ciumannya kemudian mengarahkannya pada leher tanpa cacat itu. Mengecup dan menggigit beberapa bagian hingga tanda kemerahan muncul, desahan memenuhi ruang kerja seorang direktur muda.

Alvin memasukkan tangannya ke dalam baju Audy, menyingkap baju bagian perutnya dan mengelusnya pelan. Merasakan betapa lembutnya kulit bayi yang dimilikinya.

Tapi sial, mengapa ia merasa basah. Ba-sah?

"Up!"

"ALVIN!"

"ALVIN. WAKE. UP!"

Kali ini Alvin benar-benar membuka matanya, wtf. Wanita di depannya adalah Audy, ia menggenggam gelas kosong yang airnya sudah disiramkan padanya.

Sekertarisnya yang berdiri disamping pintu terlihat menahan tawanya.

"Akhirnya bangun juga, kamu mimpi apa sih!"

Ini gila, Audy yang seksi dan pasrah hanya ada dalam mimpinya. Tapi ereksinya saat ini adalah nyata.

"Alvin!"

"Iya-iya. Gak mimpi apa-apa, baby. Berhenti berteriak dan bisa tolong ambil bajuku?"

"Gak mau, ambil sendiri!" Audy menghentakkan kakinya dan keluar dari ruang kantornya.

Alvin memijit keningnya, hari ini adalah hari gila dimana ia memimpikan kakaknya, kemudian bangun dengan tubuh dan wajah yang basah, ditinggal oleh si penyiram karena marah dan sekertarisnya menterta-

Fuck, sekertarisnya juga tahu semuanya. Tamat kharismanya.

.
.
.
.
.
.
.

To be continue...

Welcome back! Gak usah cuap banyak-banyak. Semoga chapt ini bisa gantiin rasa kekosongan karena gue jarang update! Sorry buat adegan ratednya dan tolong comment ya

Salam hangat, By.

SISTER COMPLEXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang