5. How Can?

281 6 4
                                    

(Note : masih masa flashback sejak kejadian di backstage)

Namjoon melangkahkan kakinya dengan tergesa-gesa sepanjang perjalanannya menuju kantor Bang Si-hyuk. Laki-laki bermarga Kim itu baru saja akan membeli makanan untuk anjingnya untuk persediaan selama BTS akan menyelenggarakan konser Wings Tour terakhir di Jepang, tetapi tiba-tiba Bang Si-hyuk memanggilnya dan berkata jika ia ingin membicarakan masalah yang penting dengan Namjoon

Dan tentu saja, saat Namjoon mendengar apa sebenarnya yang ingin Bang Sihyuk bicarakan dengannya, ia sangat terkejut dengan penawaran yang di berikan laki-laki itu kepada Jungkook.

Bang Si-hyuk ingin membuat Jungkook meninggalkan Bangtan bahkan sebelum kontrak mereka habis.

Saat Namjoon berkata kenapa Bang Si-hyuk bisa mengambil keputusan seperti itu, dia hanya berkata jika dia tidak bisa mengatur kehidupan seseorang yang seharusnya bisa lebih sukses dari sekarang.

Hal itu tentu membuat Namjoon mau tidak mau menerima keputusan ini. Namjoon akan selalu mendukung karir Jungkook, tetapi disisi lain, ia tidak tahu bagaimana reaksi teman-temannya jika mengetahui keputusan yang akan Jungkook ambil nantinya. Dan juga jika ia boleh berharap, Namjoon sebenarnya tidak ingin jika Jungkook meninggalkan mereka.

Tetap bersama bangtan, atau mulai meraih impiannya sendirian.

Itulah yang jadi permasalahannya sekarang.

Jungkook mempunyai kesempatan yang besar, dan menurutnya, sangat disayangkan jika Jungkook menyia-nyiakan kesempatan itu. Dan mereka tidak bisa memungkiri hal itu.

Akhirnya Bang Si-hyuk memasrahkan masalah antar member kepada Namjoon selaku leader BTS mengenai masalah ini.

Walaupun akan sulit bagi Namjoon dan juga member lain untuk menerima keputusan pemimpin mereka, mereka harus tetap melaksanakannya. Tetapi ini semua tergantung keputusan Jungkook nantinya.

Setelah perbincangannya dengan Bang Si-hyuk selesai, Namjoon meninggalkan ruangan itu, lalu ia berjalan-jalan di sekitar kantor Big Hit, tetapi tiba-tiba kedua retinanya mendapati Taehyung yang sedang menendang vending machine di hadapannya. Namjoon curiga atas sikap Taehyung lantas ia menghampiri laki-laki itu.

"Hei, ada apa denganmu?" Taehyung mengabaikan pertanyaan Namjoon. Dirinya terus-terusan menendang vending machine itu dan sesekali memukulnya. Namjoon bingung dengan sahabatnya itu, apakah mesin itu tidak mengelurakan minumannya?

"Ya, Taehyung-ah," Namjoon memegang bahu Taehyung dan memutarnya hingga menghadapnya sekarang. Wajahnya berubah menjadi khawatir saat ia melihat jejak air mata di pipi Taehyung yang telah mengering.

"Kau kenapa?" Tanya Namjoon lembut. Perlahan Taehyung menatap kedua manik kecokelatan milik Namjoon. Seketika tangisnya tumpah tetapi ia dengan bersusah payah menahannya.

"Salahkah aku berkata seperti itu padanya?" Tangisan Taehyung tidak bisa dibendung lagi. Air matanya mengalir turun ke pipinya, membuat guratan khawatir makin terlihat pada wajah Namjoon.

Laki-laki itu menggandeng tangan Taehyung lalu menuntunnya menuju ke Bangtan Room, ruangan mereka, karena ia tidak bisa membiarkan orang-orang yang melihat Taehyung menangis.

Sesampainya di sana, Taehyung menghempaskan tangan Namjoon dari tangannya, lalu ia menghapus air matanya dengan kasar. Taehyung mendudukkan bokongnya di sofa sedangkan Namjoon dengan langkah gontai duduk di kursi di depan komputer.

"Kau ingin menceritakannya padaku?" Namjoon bertanya pada Taehyung, tetapi laki-laki itu masih terdiam.

"Tidak mungkin kau belum tahu, hyung," Taehyung mendecih. Ia justru memeluk bantal yang ada di sofa lalu menenggelamkan kepalanya di sana.

Namjoon mendesah lemah. Ia memang sudah tahu perihal Bang Sihyuk yang memberi Jungkook penawaran, tetapi ia tidak tahu apa yang menyebabkan Taehyung bersikap seperti ini. "Baru saja aku dipanggil Bbang-nim ke kantor, dan juga-"

"Dia meninggalkan kita." Perkataan Taehyung sukses membuat nafas Namjoon tercekat. Ia menatap Taehyung dengan tatapan tak percaya. Apa maksud Taehyung?

"Apa maksudmu?"

"Jungkook memilih untuk berjuang sendirian mulai sekarang. Ia sudah tidak membutuhkan kita lagi," Ke khawatiran Namjoon sejak tadi sepertinya benar-benar terjadi.

Tentang Jungkook dan penawaran itu.

Apakah Jungkook sudah memutuskan?

Namjoon menempis jauh segala kemungkinan terburuk dari pikirannya. Namjoon percaya kepada Jungkook. Ia tidak akan mungkin meninggalkan sahabat-sahabatnya. "Dia tidak mungkin melakukan hal itu," Namjoon menatap Taehyung dengan tatapan putus asa pada wajahnya.

Taehyung mengepalkan tangannya, emosinya benar-benar akan meledak sekarang.

Sekarang ia berpikir, bagaimana bisa orang-orang benar-benar mempercayai seseorang seperti Jeon Jungkook?

"DIA YANG MENGATAKANNYA SENDIRI PADAKU!" Perkataan Taehyung membuat keyakinan Namjoon goyah. Ia tidak bisa sepenuhnya mempercayai perkataan Taehyung sekarang jika Jungkook belum mengatakan apapun padanya.

"Kau yang memancingnya berkata seperti itu?" Tebak Namjoon.

Taehyung menatap Namjoon dengan tatapan tak percaya. Kenapa disaat-saat seperti ini tidak ada seorang pun yang mengerti perasaannya? Taehyung benar-benar kecewa pada Jungkook, dan sekarang perasaannya semakin terluka karena Namjoon tidak mempercayainya. "Kenapa kau selalu membelanya?" Hanya itu yang bisa di ucapkan Taehyung.

"Aku percaya pada Jungkook, ia tidak mungkin-"

"Lantas apa yang ku dengar dari telingaku sendiri tadi?!" Taehyung muak dengan semua ini. Jelas-jelas Jungkook mengatakan sendiri hal itu kepadanya. Apakah buktinya masih kurang?

"Aku tahu dia hebat, dan aku akui juga, aku iri melihatnya seperti itu. Tapi sejauh ini, aku menyayanginya sebagai sahabat, aku percaya dia tidak akan meninggalkan kita, tetapi perkataannya tadi sudah membuktikan semuanya," Terpancar nada kekeceewaan yang sangat mendalam dari perkataan Taehyung, sementara Namjoon terdiam beberapa saat, ia mencoba mencari sebuah kalimat pembelaannya untuk Jungkook. Tetapi ia hanya bisa mengusap wajahnya frustasi.

Hal ini membuat perasaan Taehyung semakin tak karuan.

Saat ini Namjoon benar-benar ingin menemui Jungkook untuk mempertanyakan masalah ini. Laki-laki itu benar-benar harus menjelaskan segala sesuatunya pada Namjoon.

"Kita bicara lagi nanti." Akhirnya Namjoon meninggalkan Taehyung sendirian dengan segala pertanyaan dibenaknya.

Sementara Taehyung harus menelan pahit-pahit sebuah kenyataan bahwa sebentar lagi, ketakutan terbesarnya akan menjadi kenyataan.

................

Masih flash back woi :""V

note : emang si namjun punya anjing? :"3

Vomment ya yang *mwah*

Vomment ya yang *mwah*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BACKSTAGE│BTS-FanFicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang