Messy

220 11 2
                                    

Alysa berulang kali menekan remot televisi yang ada dihadapanya,tidak ada channel yang menayangkan acara bagus malam itu,membuatnya semakin bosan. Sesekali matanya melirik jam dinding yang telah menunjukan pukul 23.45,sudah terlalu ralut malam bagi dirinya untuk tetap menunggu tama pulang.

Bagas menuruni anak tangga rumahnya,menemukan mamanya yang masih stay diruang tengah yang cukup luas itu. Bagas yang selalu bisa membaca sepertinya ada yang tidak baik dengan mamanya ini.

"Mama kok belum tidur?" tanya bagas seraya mendudukan badanya di sofa merah maroon tempat dimana mamanya duduk

"Belum ngantuk" jawab alysa sekenannya "ohiya kamu udah makan?" kini alysa mengalihkan pandanganya pada anak semata wayangnya itu

"Hm belum ma,Tadi aku pulang langsung tidur ma,mama udah siapin makan malam ya?maaf ya ma" kini bagas menyenderkan kepalanya di bahu mamanya itu,bagas memang sudah remaja tapi dia masih saja seperti anak kecil,manja.

"Mama nunggu papa yang masih belum pulang juga,padahal mama udah siapin masakan kesukaan kalian,dan kamu juga tadi pulang sekolah langsung masuk kamar"
Nada suara alysa terdengar lirih,membuat bagas merasa bersalah. Karna moodnya yang tidak baik tadi bagas lupa akan meja makan dimana setiap malamnya ia menyisakan waktu bersama keluarga kecilnya.

"Oh ya,papa kemana?" bagas langsung merubah posisinya lagi seperti semula

"Ketemu client sih tadi bilangnya"

"Yaudah sambil nunggu papa pulang kita makan yu mah,bagas laper nih" bagas mencoba menarik perhatian alysa,bagas sudah bisa menebak mamanya yang terbilang sangat overprotectiv ini pasti sedang mengkhawatirkan papanya.

Alysa hanya diam,kemudian mengambil gadget yang tergeletak di meja,ia mengirim sebuah pesan singkat pada suaminya itu.

"Ayooo ma,bagas lapar nih" bagas merengek seraya menarik lengan alysa,ya bagas masih saja seperti anak kecil. Alysa terkekeh geli melihatnya,kemudian ia membangunkan tubuhnya dan mengikuti bagas ke ruang makan.

.....................................................................

Pagi itu,hujan kembali membasahi kota jakarta,ditambah petir yang membuat segelintir orang mengurungkan niatnya untuk memulai beraktifitas. Tetapi lain halnya dengan chelsea yang dari sepuluh menit yang lalu telah siap mengenakan seragam putih abu-abunya itu.

"Rotinya dimakan,jangan dianggurin gitu" maudy yang juga telah siap untuk pergi ke kantor,kini berada di meja makan yang berukuran tidak terlalu besar itu.

Chelsea masih saja terfocus dengan novel yang tengah dibacanya. menurut gadis itu disetiap paginya semua sama saja,bahkan selalu membosankan.

"Chelsea,taro dulu novelnya" kini maudy meninggikan nada suaranya,chelsea yang masih asik membaca pun langsung menutup bukunya dan meraih tas ranselnya yang tergeletak di meja.

"Chels,makan dulu sarapannya" maudy yang memperhatikan gadis kecilnya itu menahan amarahnya,anak semata wayangnya itu sepertinya sedang marah padanya.

"Aku tunggu dimobil" seraya berjalan meninggalkan ruang makan bercat putih itu

Benar saja yang maudy duga,barbie kesayanganya itu pasti marah pada dirinya. Karena pertemuanya dengan tama semalam,maudy jadi pulang larut sekali,mungkin chelsea kesal karna menunggunya untuk makan malam bersama.
Entahlah,setelah kepergian papanya,chelsea menjadi lebih sensitive sekali,ia selalu ingin bisa lebih dimengerti. Sewajarnya,anak diusia remaja yang masih membutuhkan kasih sayang dari kedua orang tua,tapi chelsea tidak mendapatkan seutuhnya.

......................................................................

Bagas memainkan pulpen hitam yang dipegangnya sedari tadi,pertanda dirinya sedang sangat bosan. Chelsea yang duduk disampingnya juga sama sepertinya,sama sama sedang bosan ditambah mood yang tidak baik.

Dear Ugly DucklingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang