Chelsea tak henti hentinya merutuki nasibnya sendiri. Semenjak pertengkarannya dengan bagas tadi dikelas,sungguh membuatnya membenci sosok pria angkuh itu. Seumur hidupnya chelsea tidak pernah merasa sejengkel ini kepada siapapun,dan menurutnya lagi semua orang yang ia temui dibumi masih aman aman saja,meskipun setidaknya ada satu atau dua orang yang pernah merusak moodnya tapi itu tidak separah yang dilakukan bagas. Entah mengapa bagas begitu sangat menyebalkan,chelsea tak habis pikir sebenarnya dia itu 'mahkluk alien yang berasal dari planet mana sih?'
Seperti biasa dan akan selalu, Bagas masih mencatat materi yang tertera di whiteboard dengan kesendirianya. Semua teman sekelasnya sudah jelas berlalu dari 30 menit sebelumnya.
Moodnya sudah sangat kacau sekali,alvaro yang masih menjadi peran utama dalam kekesalannya hari ini sangat mengganggu konsentrasinya untuk mengikuti materi pak rangga,guru kimianya itu.
Memang hari ini diawali dengan free class,tapi tetap saja pak rangga menggagalkan hari nasional yang langka bagi para siswanya itu,di jam terakhir sekolah pak rangga dengan mudahnya memasuki kelas dan memberi banyak materi beserta catatan tak lupa juga pekerjaan rumah.
............
"Arghhh" pekik chelsea seraya melihat arloji yang melingkar di lengannya
Sudah lebih dari setengah jam yang lalu chelsea masih menunggu mamanya yang 'katanya' akan menjemputnya,tapi ingat dengan menggaris bawahi kata 'katanya' karena chelsea sudah dapat menebak kalau sudah telat begini pasti ia akan menunggu lebih dari satu jam kedepan sama seperti kemarin. Bahkan bisa saja mamanya melupakan jadwal menjemputnya itu dan pergi menemui client.
Bagas yang baru saja berdiri dimana ia memarkirkan vespa putihnya itu seketika melirik kearah gadis yang tadi telah ia buat menangis tersedu. Ya,siapa lagi kalau bukan chelsea.
'Ternyata si drama queen itu belum balik" gumamnya.Bagas mengerutkan keningnya,ia berfikir sejenak,ingatan masa kecilnya kini berputar kembali,janji yang ia buat dengan mamanya kini melintas kembali. Jujur saja,dalam hati kecilnya sedari tadi siang ia benar benar merasa bersalah. Meskipun rasa gengsinya untuk meminta maaf mengalahkan segalanya.
Segera bagas menaiki motornya,dan tak lupa mengenakan helm bercorak flag england itu,ia tidak ingin berlama lama dengan ingatannya.
Sialnya baru saja bagas sejengkal mengendarai sepeda motornya itu,ingatan masa lalunya masih belum bisa sirna dari ingatannya.
"Damn"
Bagas yang sudah muak dengan ingatannya,akhirnya ia mencoba menyingkirkan ego nya yang tinggi itu.Kemudian bagas menghentikan sepeda motornya yang baru sejengkal meninggalkan parkiran. Ia memejamkan matanya sejenak,membayangkan wajah alysa,memilukan rasanya saat terbayang sosok mama yang ia sayangi menangis tersedu,dimana seorang bagas yang keras kepala sangat membenci masa kecilnya ketika melihat alysa bersedih. Dengan cepat ia menepis bayangan alysa,seolah tak ingin lagi bagas melihat alysa menangis,karena itu adalah hal terburuk yang ia temukan dalam hidupnya. Alysa meminta bagas untuk berjanji kepadanya agar ja tidak membuat seorang wanita menangis,tapi kini ia telah melanggar janjinya itu. Bagas tak habis pikir selama ini ia sangat berhati hati jika berurusan dengan wanita,tapi sial akhirnya ia melakukannya meski alasannya sangat konyol.
Akhirnya dengan keyakinan,ia memutuskan untuk meminta maaf pada chelsea,meski berat rasanya tapi bagaimana lagi ia telah melanggar janjinya,mau tidak mau ia harus meminta maaf pada gadis itu. Catat,ini yang pertama kalinya dalam sejarah seorang bagas mengalahkan egonya.
..................................................
Chelsea tak tertarik sama sekali untuk menoleh kesampingnya. Ia benar benar sudah muak dengan Bagas. Ya,bagas yang sudah berniat untuk meminta maaf pada chelsea itu sudah dari dua menit yang lalu terpaku. Ia tak tahu harus memulai berkata apa,kali pertamanya meminta maaf ini sungguh membuat bagas seperti orang bodoh di hadapan chelsea,ia hanya diam mematung dan tak berkata apa apa.
"Ada apa?" akhirnya chelsea yang sudah mulai geram akan kehadiran bagas itu membuka mulutnya juga
"Gue minta maaf" ucap bagas seketika. Done,akhirnya bagas bisa bernafas lega
"Hufttt" desah chelsea dengan malas
Chelsea yang sudah terlanjur kesal pada bagas itu seolah tak peduli apa yang baru saja bagas ucapkan menurutnya itu sia sia saja,ucapan maaf bagas tidak akan mengembalikan moodnya seperti semula.
Bagas yang tak membutuhkan jawaban dari chelsea itupun dengan cepat berjalan kembali menuju vespanya,dengan mengucapkan sepatah kata maaf saja,menurutnya itu sudah lebih dari cukup bahkan sangat berlebihan,catat sekali lagi itu 'menurutnya'.
"Menurut lo maaf doang cukup" chelsea berteriak setelah bagas berlalu meinggalkannya,sontak bagas berbalik dan mengurungkan niatnya kembali menuju vespa. 'Damn' cerca nya dalam hati,bagas yang awalnya bersusah payah untuk mengalahkan egonya kini kembali dengan kekesalannya pada gadis ini.
"Terus mau lo apa?!" bagas membalas berteriak, sekolah yang memang sudah sepi membuat suara keduanya menggema "gue bisa balikin coklat murahan kaya gitu sebanyak lo mau!" timpalnya seraya kembali menghampiri chelsea
"Bukan masalah coklat yang bisa lo balikin tapi ini menyangkut pemberian!" kedua bola mata chelsea kini menatap tajam bola mata bagas yang berada sejengkal dihadapanya
"Cih! Hidup lo drama banget!" cerca bagas sinis,ia sudah muak dengan gadis dihadapannya ini.
"apa lo ga pernah paham pemberian dari seorang sahabat atau seorang yang begitu berarti dalam hidup lo!?" chelsea kini mencoba merendahkan nada bicaranya,air matanya kembali menetes. Chelsea merutuki dirinya lagi,sial padahal ia telah berjanji untuk tidak menangis lagi,tapi memang dasarnya ia cengeng mau bagaimana lagi.
Bagas sontak terdiam,perkataan chelsea baru saja membuatnya tak berkutik,entah ia harus menjawab apa ia tak mengerti sama sekali,jujur saja dari hati yang terdalam bagas malah menjadi miris pada dirinya sendiri.
Seketika bagas berfikir bahwa seorang Chelsea yang baru dikenalnya sama sekali tidak penuh drama. Chelsea berperilaku sewajarnya manusia,berperasa dan memiliki hati yang sensitif.
"Shittttt" pekiknya,dia semakin kalut sekarang.
Kali ini bagas salah lagi,ia selalu saja tidak bisa menyikapi orang orang disekitarnya. Hidupnya yang terkutuk tanpa teman apalagi seorang sahabat,Bagaimana bagas bisa mengerti arti sebuah pemberian,jika bagas sendiri tidak pernah memberi dan diberi. Hal ini Begitu memilukan hatinya.
"Gue gapeduli" bagas mengepalkan tangannya kemudian berlalu meninggalkan chelsea
Perkataan chelsea tadi sudah membuatnya telak menyalahkan ketidak berartian hidupnya. Niatnya untuk meminta maaf malah membuat gadis itu kembali menangis. Dan yang paling memilukan ialah perkataan terakhir gadis itu seolah menjadi pukulan bahkan sindirian bagi dirinya.
..................................
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Ugly Duckling
FanfictionChelsea gadis pecinta coklat ini bisa dibilang phobia menunggu,Entah itu menunggu hujan reda,menunggu barista membuat coffe atau hanya sekedar menunggu mie instan matang. Intinya gadis berlesung pipi itu tidak suka menunggu. Jujur saja,dengan menun...