part 2

1.5K 37 1
                                    

"Ba...gas?" Ucap Ashila terkejut

Ashila diam dia tidak mau mengingat orang yang sangat dia benci, kenapa sekarang orang yang sangat dibencinya datang ke kehidupannya lagi?.

"Dia masuk kelas apa Ra?" Tanya Ririn

"Dia masuk kelas..." Ucapan Lira terpotong karena datangnya Pa Ahmad dengan siswa dibelakangnya.

Ashila terkejut begitupun dengan sahabatnya kecuali Lira karena dia sudah tahu murid yang datang bersama Pa Ahmad adalah orang yang tadi sedang dibicarakan.

"Selamat pagi anak anak, sekarang kalian ketadangan teman baru dari Jakarta."

"Silahkan perkenalkan diri kamu"

"Perkenalkan nama saya Bagas Putra Dhaniel"

Bagas memicingkan matanya kepada seseorang yang menundukkan kepalanya dia mengenal gadis itu, gadis yang selama ini dia cari.

"Ashila..." Ucap Bagas lirih tetapi masih didengar oleh Pa Ahmad.

"Ashila? Kamu mengenal Ashila?" Tanya Pa Ahmad kepada Bagas karena heran baru masuk sekolah tetapi sudah mengenal gadis terpintar di kelasnya.

Karena Bagas tak kunjung menjawab Pa Ahmad bertanya kepada Ashila.

"Ashila apakah kamu mengenal Bagas?"

"Ehmm.... Eng..ga Pa saya tidak mengenal Bagas" Jawab Ashila bohong dan terus menunduk karena belum siap bertatap muka lagi dengan Bagas.

"Kenapa kamu menunduk terus Ashila?"

"Eng..ga Pa saya permisi mah ke toilet" Ashila berdiri keluar kelas sebenarnya dia tidak ingin ke toilet tetapi dia ingin menenangkan pikirannya dulu. Ia mengingat kembali luka lamanya.

*****

"Ada apa sih Shil kamu ngajakin aku ketemuan?"

"Ehmm Gas... Aku mau ngomong sesuatu sama kamu"

"Ngomong apa?"

"Aku... Suka sama kamu Gas"

"Aku juga mau ngomong sesuatu sama kamu Shil..."

"Apa?"

"Sebenernya aku ngejadiin kamu bahan taruhan sama Eldi kalo aku berhasil ngebuat kamu jatuh cinta sama aku, aku bakal dibantuin jadian sama Riva"

"Apa? Bahan taruhan?" Bagas mengangguk

"Kamu jahat banget sih Gas..." Ucap Ashila terisak

"Jadi selama ini kamu baik, perhatian sama aku cuma buat itu?" Bagas mengangguk

"Aku mau pindah ke Jakarta Shil"

"Karena Riva juga pindah ke Jakarta?" Bagas mengangguk kembali.

"AKU HARAP GAK AKAN PERNAH KETEMU LAGI SAMA KAMU, AKU HARAP AKU LUPA KALAU AKU PERNAH JATUH CINTA SAMA ORANG YANG SALAH" Ucap Ashila lalu pergi meninggalkan Bagas.

Ashila menghapus air matanya mengingat masalalu nya yang menyakitkan itu, kejadian itu sudah dua tahun lamanya tetapi Ashila belum bisa melupakan kejadian itu.

*****

Ashila kembali ke kelasnya dan tidak sengaja bertatap muka dengan Bagas, dulu tatapan itu membuatnya nyaman tetapi berbeda dengan sekarang. Dia benci, Ashila memutuskan bertatap muka dengan Bagas.

Pa Ahmad menjelaskan panjang lebar materi hari ini tetapi Ashila tidak fokus ia mencoba untuk melupakan masalanya, tetapi sulit sekali.

"Ashila apa saja yang tadi Bapa jelaskan?" Tanya Pa Ahmad karena dari tadi Ashila tidak memperhatikannya dia sibuk dengan pikirannya dan mencorat coret bagian belakang bukunya.

"Eh... Iii..ya ada apa Pa?" Ucap Ashila terbata

"Kenapa kamu tidak fokus? Ada yang sedang kamu pikirkan?"

"Engga ko pa"

"Yasudah sekarang kamu perhatikan karena sebentar lagi kamu harus menghadapi ujian tengah semester."

"Iya baik Pa"

*****

"Shil?" Tanya Mesa bingung karena dari tadi Ashila tidak memakan bakso nya hanya menusuk nusuknya saja.

"Shil? Ashila?" Mesa memegang bahu Ashila.

"Eh iya ada apa?" Tanya Ashila tersadar dari lamunannya.

"Shil lupain masalalu karena masa depan kamu masih panjang jangan kamu inget masalalu yang menyakitkan itu, kalo kamu inget terus masalalu yang menyakitkan itu kapan kamu bangkit?" Ucap Mesa panjang lebar.

"Aku udah coba Mes tapi tetep gak bisa" Ucap Ashila lirih.

"Disaat aku mau ngelupain dia kenapa dia datang dengan seribu rasa sakit dan penyesalan?" Ucap Ashila meneteskan air matanya.

"Sabar Shil kamu harus yakin semua akan indah pada waktunya." Ucap Rara

Seseorang datang ke meja Ashila dan teman temannya.

"Shil bisa kita bicara sebentar?"




BenciTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang