part 7

870 27 2
                                    

Gilang mencoba menelpon Ashila tapi nomornya tidak aktif

"Apa Ashila udah berangkat, tapi gak mungkin deh ini masih jam stengah 6, samperin kerumahnya aja deh" gumam Gilang

Hari ini Gilang berniat mengantarkan Ashila sekolah.

"Eh lang kamu mau kemana? Bukannya hari ini kuliah kamu siang ya?" Tanya mamah Gilang sambil membuatkan sarapan saat Gilang ke dapur.

"Engga ko mah Gilang gak akan ke kampus, Gilang mau kerumah temen"

"Temen kampus?"

"Bukan, adiknya temen kampus Gilang"

"Cewe?"

"Iya mah"

"Kakaknya cewe atau cowo?"

"Cewe"

"Kok kamu ngedeketin adiknya bukan kakaknya?"

"Aku lebih tertarik sama adiknya mah, dia itu gadis misterius haha"

"Lebay" ucap mamah Gilang sambil mematikan kompor

"Yaudah kamu sarapan dulu sebelum berangkat"

"Dibekel aja ya mah, tapi agak banyakan hehe"

"Oh... Mamah ngerti kok"

"Hehehe"

                            *******

Sekarang Gilang sudah berada di depan rumah Ashila.

Gilang memencet bel dari tadi tapi tidak ada yang membuka pintu.

"Apa gak ada orang ya" gumam Gilang

"Tapi mobil ayahnya Ashila dan Citra ada"

Gilang mencoba memencet bel lagi dan berharap semoga ada yang membukakan pintu. Dan benar sekarang ada yang membukakan pintu Citra kakaknya Ashila.

"Eh lang ada apa? Kuliah kita kan jadwalnya ntar siang"

"Aku mau ketemu Ashila"

"Ngapain sih ketemu anak durhaka itu, dia itu udah aku usir dari sini jadi gak akan balik lagi" ketika Citra mengucapkan itu ayahnya berada dibelakangnya dan mendengarnya.

"Apa? Ashila di usir?"

"Ehh ayah mau pergi kerja sekarang?" Tanya Citra mengalihkan pembicaraan

"Jangan mengalihkan pembicaraan kamu Citra"

"Ayah kenapa sih ngebelain anak pembuat masalah itu terus? Aku juga anak ayah"

"Pembuat masalah apa?"

"Bunda meninggal karena Ashila dan ayah sibuk karena Ashila"

"Bunda meninggal itu udah takdir dan ayah nyibukin diri itu buat ngelunasin hutang hutang yang ayah pinjam buat biaya pengobatan bunda kamu dan biaya kuliah kamu Citra"

"Ayah gak nyangka kamu kayak gini" ucap ayah Ashila lalu pergi mencari Ashila.

Gilang yang dari tadi melihat pertengkaran Ayahnya Ashila dan Citra pergi meninggalkan Citra namun ditahan oleh Citra.

"Eh Lang kamu mau kemana?" Ucap Citra menahan tangan  Gilang.

"Apaan sih kamu Cit aku mau pergi nyari Ashila"

"Kenapa kamu care sama Ashila? Apa kamu suka sama dia?"

"Iya aku suka lebih tepatnya aku cinta sama Ashila" ucap Gilang lalu pergi meninggalkan rumah Ashila.

"Aaaaahhhh ini semua gara gara kamu Shil aku pastiin hidup kamu gak tenang" ucap Citra sinis lalu masuk kedalam rumahnya.

                          *******

"Shil..." Mesa membangunkan Ashila tetapi Ashila tidak bangun bangun.

"Shil bangun dong jangan bikin aku khawatir" ucap Mesa cemas lalu memegang kening Ashila da Mesa kaget badan Ashila panas tinggi.

"Yaampun Ashila badan kamu panas banget" Mesa turun kebawah membawa air dan handuk untuk mengompres Ashila.

Mesa sekarang sedang mengompres Ashila dan berharap semoga Ashila bangun.

Ashila perlahan membuka matanya.

"Mes..." Ucap Ashila lemas

"Shil kamu udah bagun? Kita ke dokter yu badan kamu panas banget"

"Kita kan harus sekolah Mes, sekarang jam berapa? Kita udah telat ya? Maafin aku ya Mes" ucap Ashila sambil mencoba bangkit namun dia tidak punya tenaga badannya sangat lemas dan kepalanya sangat pusing.

"Engga Shil, kamu lagi sakit gini mau maksain sekolah? Kamu gak sayang sama diri kamu sendiri?"

"Yaudah kalo gitu kamu aja yang pergi sekolah" ucap Ashila lemah

"Engga aku gak akan pergi sekolah toh nanti juga aku gak akan fokus"

"Mes aku gak papa ko, sekarang cepet kamu pergi sekolah ntar telat"

"Engga Ashila"

"Cepet Mes... Ahhh" Ashila memegang kepalanya karena sangat pusing dan pandangannya kabur.

"Shil.. Ashila.." Mesa memanggil supirnya untuk membawa Ashila ke rumah sakit.

Supir Mesa datang ke kamar yang Ashila tempati.

"Pa cepet bawa Ashila ke rumah sakit terdekat"

"Iya, siap non"

****************************
Vote+comment jangan lupa yaa:)

BenciTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang