Setelah aktivitas yang di lalui nya hari ini. Akhirnya ia sampai di pekarangam mansion mewah milik keluarga Fazza.
"Sore non, tak ambilin minum? " tawar Bi Kiem.
"Enggak bi makasih. Oh iya bunda sama ayah udah pulang?" tanyanya sopan sembari membantingkan badan ke sofa yang ada di ruang tengah.
"Belum non,, tuan sama nyonya tadi pergi ke pesta rekan bisnisnya. Mungki sekitar 1 jam yang lalu" jelas bi kiem.
"Oh ya udah,, aku ke kamar dulu yah Bi" pamit Debi bangkit dari duduknya.
"Iya non. Mari"
Debina benar benar lelah saat ini, ia merebahkan tubuh mungilnya di ranjang King Size miliknya mengaduh saat tubuhnya diserang rasa lelah letih dan mengantuk.
"Dasar pria gila" gumam Debi menatap langit langit.
Cukup lama Debi merebahkan diri agar rasa letih nya berkurang, dirinya mulai bangkit untuk siap siap bersenang senang dengan sahabatnya yang konyol.
"Huftt, baiklah sekarang waktunya bersenang senang" ruangan yang di tuju adalah kamar mandi yang akan membuat nya rileks dengan cara merendam diri memakai air hangat.
Perlu memakan waktu lama, akhirnya Debi keluar dan menuju ke arah lemari mencari pakaian yang cocok untuk dirinya malam ini.
Tentu saja Debi memilih baju mini dres berwarna merah mencolok tanpa lengan dengan bagian bawah satu jengkal di atas lutut dan bagian atas sangat rendah di dadanya. Tak lupa Debi memakai make up yang sedikit mencolok di sertai high heels senada dengan dres yang ia kenakan malam ini. Tentu seperti ini, bukankah dirinya akan mengunjingi sebuah club ternama di Istanbul, Turki.
"Sempurna" gumamnya setelah melihat pantulan di cermin.
Debi segera meninggalkan kamar dan menuju garasi. Hari ini ia sangat beruntung ayah dan bunda nya sampai sekarang tak kunjung pulang. Membuat kesempatan emas bagi seorang Debina Fazza Maudia yang selalu di atur oleh kedua orang tuanya.
"Bi Kiem....aku pergi ke rumah Gladis yah" teriak Debi berbohong.
" Iya non, tak sampaikan sama Tuan dan Nyonya" tembal Bi kiem meskipun mobil milik Debi sudah melesat keluar gerbang utama mansion.
Tak butuh waktu lama setelah lima belas menit dirinya menyusuri gemerlapnya malam di Kota lstanbul. Ia sampai di salah satu rumah temannya, tentu rumah Gladis.
"Woii,, lama bener tuan putri. Make up gue luntur nih" adu Gladis manja.
"Lebay loh mbee" celutuk Grec yang sedari tadi sudah berada di rumah Gladis.
"Apa loh bilang?? Cewe cantik dan bahenol yang kaya Syahrini ini di bilang mbee. Hello,, ngaca dulu deh ayy. Lebih mending gue embe lah elo kuda nill" ejek Gladis sambil melarikan diri saat ucapan terakhirnya.
"Oii, somplak jangan asal ngomong loh. Gini juga masih ada yang mau sama gue" teriak Grec menyusul Gladis ke dalam mobil.
"Hufftt,, dasar duo G stress" gumam Debi menyusul kedua sahabatnya itu yang sekang pasti sedang bersu mulut.
Setelah nya di perjalanan Grec membuka mulut yang dari tadi hanya memajukan bibirnya kesal kepada Gladis. " Oh iya Deb,, katanya sih club itu milik keluarga Sebastian. Tapi gue juga gak tau betul" .
"Jangan sok tau loh" tembal Gladis ketus.
"Apaan sih loh,, orang gue ngomong sama si Debi" sungut Grec tak mau kalah.
"Mau gue tinggal di pinggir jalan atau diem!! " ancam Debi kesal melihat mereka hanya berdebat hal tidak penting.
"Iya iya,, gue diem.. Tuh" ucap Gladis membungkam mulutnya ala memutup sleting buka.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dream
Teen FictionApakah ada yang bisa membagi cinta kepada sahabat sendiri? Tentu saja tidak,tapi tidak untuk seorang gadis pintar dingin bertekad besar percaya diri bertanggung jawab serta mempunyai mimpi...tapi tunggu,mimpi. Mimpi yang akan ia lalui dengan rintang...