Guys gimana nihh belum nembus target.
Tapi ta apalah, yang penting ada kemajuan. Sip.Grecia pov
Sekarang gue lagi ada di ruang keluarga bersama kedua abang gue yang selalu menacari masalah di setiap harinya.
"Ehh de abang ke rumah temen dulu yah" pamit bang Kevin, dia abang yang pertama.
Gue hanya menganguk karna terlalu fokus pada soal yang membuat otak sedikit amburadul.
"Kalo ada orang yang lagi pamitan tuh di jawab bukannya ngangguk doang, dasar bego" protes abang yang paling nyebelin sedunia, tapi di sisi sifatnya yang satu itu abang yang satu ini banyak keberuntungan untukku.
Siapa lagi kalo bukan bang Tintan yang satu kelas dan satu angkatan dengan Amri Sebastian kakak kelas yang di puja oleh semua siswi 'SMA Harapan'.
"Apaan sih loh,, kaya yang kagak begitu aja. Ngaca dong abang tersayang" jawab gue kesal karna bang tintan selalu rese dan selalu mengomentar.
"Iya juga sih yah" tembalnya ambigu seraya menggaruk belakang lehernya yang tidak gatal.
Cocok loh bang jadi orang idiot.
Tapi gini gini juga abang gue, tetep aja gue sayang orang kita sedarah.
"Ehh bang, gue pingin tanya dong? " tanya gue sedikit ragu.
"Tanya apa? " jawabnya terfokus dengan game yang menurutnya asik.
"Kalo Amri orang nya gimana sih? " tanya gue kembali seteleh mengumpulkan semua keberanian.
"Ngapain lo nanyain si Amri? " tanya nya kembali, tetapi beda dari sebelumnya sekarang mata bang Tintan mengintimidasi memebuat gue salah tingkah. " Apa jangan jangan lo suka yah sama si Amri?" dirinya lalu mendekatkan wajahnya ke gue dan menunjukan jari tekunjuknya dengan mata disipitkan. Melanjutkan pertanyaan yang tadi sempat terpotong
"Apaan sih lo bang,, orang gue cuman nanya doang kok" elak gue takut kewalahan. Mampus kalo gue ketauan.
"Alahh,, lo paling gak bisa bohong sama gue Grec. Udah jujur aja!! "
"Au ahh,, ngomong sama lo gak akan ada ujungnya" tembal gue memelih untuk pergi ke kamar.
"Dasar,, kalo gak sayang gue timbul lo" gumam Tintan kembali menyenderkan punggung nya ke kepala sofa dan melanjutkan game yang sempat tertunda.
Liat aja gue yang bakalan dapetin Amri, lo gak ada apa apanya dari gue Deb. Gumam Grec dengan tatapan kelicikan di matanya di hadapam cermin hias di kamarnya.
°°°°°
Sekarang Debina menjadwal olahraga susulan, karna dirinya lebih memilih untuk mengalah pada Grecia.
"Debina cepat kelapangan! dan kamu harus ikutan baris dengan kelas XII C! Mengerti" titah Pak Ali membuat Debi sedikit syok di akhir kalimatnya.
"Arasoo pak" jawab Debi pasrah, yang terpenting sekarang hanyalah nilai agat tidak tertinggal oleh yang lainnya.
Sesamlainya di lapangan pandangan semua kelas XII C tertuju pada Debi yang sekarang sudah memasuki barisan paling belakang paling kanan.
Karna sudah tidak ada tempat lagi untuk dirinya berbaris kecuali barisan yang sekarang Debi tempati, yaitu bersebelahan dengan Amri sebastian, karna pojok kanan lebih dekat dengan barisan laki laki.
Debi merasa risih karna tatapan pria yang ada di sampingnya tidak lepas darinya seolah beratanya ' ngapain lo ikutan olahraga di jadwal kelas gue'
Hingga akhirnya intruksi dari Pak Ali membuyarkan tatapannya terhadap Debi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dream
Teen FictionApakah ada yang bisa membagi cinta kepada sahabat sendiri? Tentu saja tidak,tapi tidak untuk seorang gadis pintar dingin bertekad besar percaya diri bertanggung jawab serta mempunyai mimpi...tapi tunggu,mimpi. Mimpi yang akan ia lalui dengan rintang...