Waspada typo guys...
Author pov
Sinar matahari menyelinap tanpa malu ke dalam sebuah gorden kamar yang di dominasikan berbagai pernak pernik seorang perempuan.
Krnggg krnggg krnggg
Jam kesayangannya berdering tanda memebangunkan si punya jam.
"Eghhhh" lenguh nya merentankan semua anggota tubuhnya. Diraih nya jam di atas nakas "Jam berapa sihh?? Berisik!! " keluh nya masih dalam keadaan mengantuk.
Jam sudah menunjuka pukul 06:15 tentu saja si pemilik jam terbelalak kaget melihat angka yang menunjukan keterlambatan sekokah.
"Wanjirrr,, gue telatt" teriaknya histeris, berlalu ke dalam kamar mandi.
Tidak perlu memakan waktu lama, setelah lima belas menit menjalankan ritual pagi Debi tergesit merapihkan rambut dan memulaskan sedikit make up natural di wajah cantiknya.
Berlari dari atas tangga sampai menuruni anak tangga yang terakhir kakinya tergelincir, membuat si orang yang terburu buru meringis kesakitan.
"Awsss,, shitt""Ya ampun sayang. Kamu ini kaya anak TK aja lari lari,, ayo cepat berdiri! " titah Arin terkekeh melihat kelakuan Debi yang kekanak kanakan.
"Gimana sih bunda orang jatuh itu pasti sakit, ini di suruh berdiri. Bukannya bantuin malah di ketawain" rengek Debi sedikit mengaduh.
"Ya udah ayo cepat bangun" Debi tertatih menerima uluran tangan dari sang Bunda.
"Maksihh.. Bunda cantik deh. Oh iya Ayah mana bun? " tanya Debi seraya menarik selembar roti tak lupa polesan selai di sertainya.
"Ayah udah berangkat dari tadi"
"Ohh, kalo gitu Debi berangkat dulu yah bun soalnya udah telat nih.. Assalamu'alaikum" pamitnya mencium kedua pipi Arin tak lupa dengan senyuman.
Tin. Tin. Tin
Suara kelakson mengagetkan Debi saat dirinya menarik pintu mobil bermasksud akan masuk.
"Heyy Deb. Kaget bener tuh muka" Gladis Grec hanya tertawa terbahak melihat mimik dari wajah Debi.
"B aja. Ngapain kalian nyamperin gue? " tanya Debi datar menutupi rasa kagetnya.
"Mau nyamper lo lahh,, masa mau minta sumbangan" jawab Gladis si pengemudi mobil yang di sertai kekehan dari Grec.
"Tapi gu---"
"Udah lah jangan banyak tapi, sekarang cepet naik telat tau" potong Gladis.
Debi hanya memasang wajah pasrah, jika dirinya terus mengelak pasti ujung ujung nya dirinya lah yang akan mengalah dan menuruti apa kemauan kedua sahabatnya. Sungguh bijak.
Menempuh jalanan yang sedikit macet membuat ketiga gadis di dalam mobil itu dongkol karna jam sudah menunjukan kesangat terlambatannya untuk sekolah.
"Haduhh,, perut kentung Pak Anto udah kempes baru nyampe nih kayaknya" ujar Gladis asal ceplos.
"Busett bener luhh, perut kentung Pak Anto gak bakalan kempes, orang di dalemnya ada jin tomong ke gitu" tembal Grec tidak kalah somplak dari Gladis yang tentunya mendapat jitakan dari Debi untuk keduanya di balik pengemudi.
Setelah leraian dari Debi lewat jitakan akhirnya mereka memutuskan untuk bungkam. Karna sekarang mobil milik Gladis sudah memasuki area parkiran sekolah.
"Deb loh bawa baju olahraga enggak?"tanya Grec seraya merangkul pundak Debi saar dirinya keluar dari mobil.
"Bawa.. Emang lo gak bawa? " tanya Debi balik.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dream
Teen FictionApakah ada yang bisa membagi cinta kepada sahabat sendiri? Tentu saja tidak,tapi tidak untuk seorang gadis pintar dingin bertekad besar percaya diri bertanggung jawab serta mempunyai mimpi...tapi tunggu,mimpi. Mimpi yang akan ia lalui dengan rintang...