I saw him today

46 5 4
                                        

Dan orang yang telah merusak waktuku adalah orang yang sama, yang juga telah merusak hatiku.

--Kembali--
mandasvt17

note : Kalimat bergaris miring menandakan flashback

Seseorang di ambang pintu itu membuyarkan segala lamunanku. Duniaku serasa terhenti melihatnya.

Aku menatapnya dengan tatapan kosong. Tatapan rindu dengan bumbu kesakitan. Tatapan sedih dengan bumbu senang.

Seseorang yang membuatku mengingat kembali segala kenangan lama. Baik manis maupun pahit. Baik senang maupun duka.

Seseorang yang sedang dan selalu kupikirkan. Walaupun aku tahu, dia tak mungkin memikirkanku.

Satu kalimat yang ia katakan dulu mengubah segalanya. Mengubah kata "kita" menjadi "aku" dan "dia". Seperti pepatah mengatakan 'karena nila setitik rusak susu sebelanga'.

Bak mesin waktu, otakku memutar kembali ke saat di mana kita bertemu lagi setelah kecelakaan kecil itu.

Setelah kecelakaan kecil tadi, aku segera mencari kelasku. Menurutku kelas ini cukup strategis. Pertama, karena kelas ini tidak terlalu jauh dari gerbang sekolah, selain itu kelas ini juga dekat dengan kantin, koperasi, ruang guru, dan kamar mandi.

Hmm, semoga hari-hariku di kelas ini sama enaknya.

Setelah beberapa menit, akhirnya bel pun berbunyi. Segeralah semua murid duduk diam menunggu datangnya guru.

Dapat kulihat seorang wanita paruh baya datang menuju kelas kami. Sepertinya ada seseorang berjalan di belakangnya. Namun aku tidak dapat melihat wajahnya dengan jelas.

Setelah sampai di kelas, wanita tadi -yang  kutebak ada wali kelasku- berdiri di depan dan mengenalkan diri. Walaupun terlihat tua, beliau cukup enerjik. Cara bicaranya yang tegas dan menyenangkan, ditambah matanya yang berbinar ketika berbicara, membuat semua murid senang mendengarkannya.

Tak kusadari, seseorang yang tadi berjalan di belakangnya sudah duduk di belakangku.

Aku menoleh ke belakang, ingin melihat bagaimana rupa wajah teman sekelasku yang datang terlambat di hari pertamanya bersekolah di sekolah baru.

Ah tidak! Setelah kupikir kelas ini adalah kelas yang sempurna, dengan tempat strategis dan wali kelas menyenangkan, kenapa orang ini harus menjadi teman sekelasku? Laki-laki yang sudah menabrakku dan tidak tahu minta maaf.

Ah sudahlah, jangan sampai hanya karena satu orang, hariku menjadi buruk kembali. Aku pun mendengus kesal sembari menolah ke depan dan kembali mendengarkan ucapan guru.

Namun tiba-tiba sebuah tangan memegang pundakku. Akupun kaget dan refleks menoleh.

"Maaf ya yang tadi" Laki-laki di belakangku itu berkata dengan wajah datarnya. Aku tak tahu, apakah ia tulus mengatakannya atau hanya sekedar untuk formalitas. Aku pun hanya mengangguk tanpa mengatakan apapun. Malas menanggapi orang tak tahu sopan santun.

Di hari pertama sekolahku di sekolah baru, aku sudah menemukan orang yang bakal aku hindari dan sama sekali tak mau berurusan dengannya.

Hahaha. Naif sekali diriku saat itu. Aku tak menyangka, ternyata orang yang ingin kuhindari dan sama sekali tak mau kuurusi, malah menjadi orang yang selalu bersamaku dan segala tingkah lakunya selalu berurusan denganku.

Benar apa yang selama ini orang-orang katakan, bahwa kehendak manusia tidak dapat melawan kehendak Tuhan. Mungkin manusia dapat berencana dan berangan-angan, itu sama sekali tidak salah. Tetapi kita harus ingat, bahwa di dunia ini, kita telah diatur oleh Sang Mahakuasa. Ia telah menuliskan segala sesuatunya bagi kita. Ia telah menyiapkan segala sesuatunya bagi kita.

Dan yang pasti, Ia juga telah menyiapkan cerita yang indah bagi tiap-tiap kita. Kita tidak tahu kapan Ia akan mengindahkan cerita kita. Meski kita harus bersusah terlebih dahulu, kesakitan terlebih dahulu, menderita terlebih dahulu. Tetaplah percaya bahwa Tuhan telah menyiapkan cerita indah.

Layaknya pelangi yang akan muncul setelah hujan badai. Layaknya seorang ibu yang amat sangat kesakitan saat hamil, namun segalanya tergantikan saat sang anak telah lahir ke dunia.

Tuhan menitipkan kelebihan di setiap kekurangan. Menitipkan kekuatan di setiap kelemahan. Menitipkan sukacita di setiap dukacita. Menitipkan harapan di setiap keraguan.

Ya, seperti itulah aku akan percaya kepada Tuhan yang menuliskan ceritaku. Meski aku harus kesakitan terlebih dahulu karena seseorang, aku percaya Tuhan akan mengirimkan seseorang untuk menghapus segala kesakitan itu. Entah kapan.

Yang pasti kesabaran tidak akan menyakiti.

--Kembali--
mandasvt17

Haii“ψ(`∇´)ψ
Maaf karena lama nge-upnya, hehee
Karena kukira cerita ini gak ada yang baca:v

Terima kasih banyak untuk yang sudah baca, ngevote, dan bahkan masukin ke reading listnya🙌
Jangan lupa vote & comment ya, biar makin semangat buat ceritanya, eheee😅

Mungkin di sini kalian sedikit bingung ada apa dengan mereka, tapi seiring berjalannya waktu *yaelah*, bakal diceritain kok

Dan semoga dengan cerita ini, kalian bisa ngambil banyak hikmah ya(〜^∇^)〜
See you next chapter

KembaliTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang