--Kembali--
mandasvt17note : Kalimat bergaris miring menandakan flashback
Bel berbunyi menandakan waktu sekolah telah usai. Suatu kesenangan tersendiri bagiku. Setelah mengucapkan salam pada guru, segera kupakai tas punggungku. Dapat kulihat teman-teman seklubku berlari mengajakku segera pergi. Dengan semangat aku turut berlari keluar kelas. Hampir tubuhku menabrak seorang perempuan jika saja temanku tidak mengingatkan.
Hari ini adalah hari pertamaku bersekolah. Aku bahkan belum mengurus apapun, tak tahu kelas mana nanti yang akan kupakai 3 tahun ke depan. Memang kecerobohanku sendiri, malas mengurusi masalah sekolah di kala asyiknya libur.
Hari yang sial bagiku. Masih pagi, namun matahari sudah seenaknya saja bertengger manis di langit. Membuat suhu meningkat. Ditambah masalah administrasi yang belum kuurus.
Aku terus berlari mencari ruang
tata usaha atau mungkin ruang guru. Sial, di mana ruangan-ruangan itu! Hingga aku tak menyadari ada seseorang di depanku. Mungkin aku menabraknya cukup keras. Dapat kulihat dia mengerang kesakitan, refleks aku mengulurkan tangan hendak membantunya."Jangan lari-lari dong di-"
Manis. Wajah bulatnya sangat serasi dengan matanya yang juga bulat. Hidung mancung dengan bibir kecil menambah kemanisannya. Apalagi ketika dia mengucapkan kata-kata tadi. Mungkin dia marah, namun di mataku terlihat menggemaskan. Ingin kuusak rambut kuncir kudanya yang hitam, teringat akan adik sepupu perempuanku yang sudah lama tak kutemui. Tingginya yang hampir sama mengingatkanku. Mungkin hari ini tidak seburuk yang kukira.
Eh, untuk apa aku malah memandanginya? Sial, masih banyak masalah administrasi yang harus kuurus.
"Maaf ya, tapi saat ini aku masih memiliki urusan yang lebih penting dari ini"
Segera kuberlari meninggalkan perempuan tadi yang kelihatannya masih diam saja. Beruntung ruang tata usaha sudah dapat kulihat.
Hari yang kukira akan sial menjadi hari yang cukup menyenangkan karena insiden tadi.
Ah, kenapa aku teringat kejadian itu? Lupakanlah!
"Maafkan aku, karena sudah lari-lari dengan tidak hati-hati"
Meminta maaf mudah bagiku sekarang. Seseoranglah yang telah mengubah sikap dinginku, sikap ketidakpedulianku, namun naas, orang itu juga yang telah kusakiti.
Segera kumengejar teman-teman seklub lainnya. Sesampainya di lapangan bawah, rasa kecewa menggantungi kami. Bagaimana bisa berlatih, jika lapangan basah terguyur derasnya hujan. Jika seperti ini, mau tidak mau, hanya pulang satu-satunya pilihan. Sialnya lagi, payung yang biasanya kubawa untuk berjaga-jaga masih belum kering dan kutinggal di rumah.
"Kak, apa kakak perlu payung? Saya bawa dua kak, tapi satunya masih di kelas. Kalau kakak mau pinjam boleh ambil kok. Maaf ya kak, aku harus segera pulang. Kelasku lantai 2 yang dekat lantai ya, kak"
Adik kelas seklubku menawari. Mungkin keberuntungan masih berpihak padaku. Setelah mengangguk mengiyakan, aku pun berjalan menuju kelas yang dimaksud tadi.
Baru kuingat bahwa kelas yang dimaksudnya adalah kelas lamaku dulu. Kelas yang menyimpan banyak kenangan manis. Kelas di mana segalanya terjadi. Kelas di mana segalanya berubah. Dari yang tidak mengenal, menjadi kenal, dan akhirnya pura-pura tidak kenal. Kelas yang membuatku dapat merasakan kebahagian sekaligus luka. Inginku kembali ke kelas ini. Kembali berbicara bersamamu. Kembali tertawa bersamamu. Kembali bertatapan denganmu. Kembali mengulang masa-masa yang lalu.
Kembali denganmu.
Berusaha melupakan ingatan-ingatan yang mulai muncul akan kelas ini, kubuka perlahan pintunya, berharap mendapatkan payung anak tadi, segera pulang, dan kembali ke rumah.
Namun nasib berkata lain. Apa yang kudapatkan bukan sesuatu untuk menghalangi derasnya hujan, melainkan seseorang yang kembali mengingatkanku akan derasnya tangis.
--Kembali--
mandasvt17Haii:v
Entah ada yang baca atau nggak, ternyata aku bakal tetep nge-up chapter iniJadi di cerita ini, aku bakal pakai point of view dari dua orang tokoh utama
Jadi setiap peristiwa bakal ditulis ulang, tapi dengan sudut pandang yang berbeda
Semoga dengan POV dari sang cowok ini, kalian mulai paham gimana alur ceritanya😉🙇🙏
Oh ya, gimana cara bedain POV yang cewek/cowok, baca aja judul chapternya;)
See you next chapterr~~
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembali
RomanceApakah suatu dosa bagiku jika berharap kepada Tuhan untuk membawa kita kembali seperti masa-masa dulu? Di mana kita masih bisa berbicara bebas, tertawa bersama, dan bertatapan? Kuakui dulu aku benci dengan kata 'sekedar teman', tapi sekarang, harus...