Bab 1: Istana Lotus

1.5K 193 22
                                    

Note: Naruto disini gak punya goresan di pipi and rambut pria disini rata-rata panjang jadi jangan heran.

***

Hal yang terlihat pertama kali oleh Naruto saat keluar dari kereta adalah jajaran para dayang dan pelayan angkat tandu---jumlahnya sekitar 3 orang dayang dan 4 orang pelayan angkat tandu--dan sebuah tandu sederhana.

Tangannya terangkat saat angin berhembus menerbangkan debu disekitar mereka, membuat lonceng miliknya berbunyi seakan sebagai penyambutan. Disambut oleh debu? Oh... bagus sekali.

Seorang Dayang berambut coklat lembut melangkah maju, bibir di kulum. "Hamba yang rendah ini adalah Miraku, hamba yang akan bertugas melayani anda beserta mereka," suara gadis itu terdengar malu-malu. Apa lagi dengan rona merah yang terpampang didepan mata, masih sangat muda. Yang lain nya pun serupa, pakaian dayang yang mereka pakai sewarna yang membuktikan mereka berada dalam satu tingkat yang sama----kuning pucat. Terlihat jelas kurang berpengalaman, tapi Naruto bukan ada ditingkatkan yang membuat ia bisa mengeluh atas yang didapatkan. Apa lagi ia tidak tau apa yang akan terjadi pada ketiganya, jika mereka dikembalikan.

Naruto mengambil nafas kemudian menghembuskan nya pelan. Tangannya terkepal di samping. "Terima kasih atas sambutannya." senyum menenangkan mekar dibibir mawar, mencoba membuat ketiganya tidak terlalu tegang. Entah kenapa juga membuat ketiganya yang bergetar gugup menjadi agak rileks, apa lagi ditambah aroma Rosemary dan hutan selepasnya hujan yang mengular lembut dari sang calon Selir. Menenangkan sekaligus menyegarkan.

"Hamba yang rendah ini akan mengantar anda menuju Istana Lotus dengan memakai tandu ini," lanjut Miraku lebih percaya diri.

"Kenapa harus memakai sebuah tandu?" Konohamaru yang tadi diam saja bertanya dengan alis yang bertaut bingung, mewakili Naruto.

"Istana Lotus berada di sayap kanan kerajaan bersama Istana kekaisaran, serta anggota kerajaan lainnya. Sedangkan kita sekarang berada di sayap kiri kerajaan, yang juga sering disebut belakang Istana," Jelas Jin sopan, tutur katanya begitu baik, menjelaskan bagaimana dia dilatih. Lumayan lebih tenang dari pada yang lainnya menurut Naruto, walau guratan gugup juga sempat melintas.

Sudut bibir Naruto berkedut mendengarnya, dengan tangan yang makin terkepal erat. Ia hanya mengangguk tanpa kata. Konohamaru yang berada disampingnya tampak ingin membuka suara kembali, tapi kembali diam saat melirik kearah sang tuan.

Ingin rasanya sekarang Naruto mendatangi Sang Kaisar. Kemudian mencolok mata onxy yang selalu menatap angkuh dan datar itu dengan pedang, atau ia akan meledakan kepalanya dengan Biju dama kalau perlu.

'Brengsek!'

****

Naruto hanya menatap raut wajah datar dengan mata kosong bangunan berwarna merah dan bertingkat tiga didepannya, kediaman khusus untuk harem. Perjalanannya tadi membutuhkan waktu satu dupa [1], seakan Kaisar negeri ini ingin menunjukan seberapa megah istana yang ia punya---sang Sannin mendengus pelan.

[1] Satu dupa: Sekitar setengah jam

"Mari, Naruto-sama," ucap Miraku. Naruto melirik sekilas kemudian mengangguk. Kemudian membimbing sang calon Selir disampingnya, para Dayang yang lain serta Konohamaru mengikuti dibelakang.

Baru beberapa langkah mereka melewati pintu paviliun. Mereka dihadang tiga orang wanita---yang Naruto yakin adalah para harem dari Kaisar brengsek itu, dilihat dari bagaimana mereka bertindak dan berpakaian.

"Jadi ini calon Harem yang baru? Ohhh... Sok misterius sekali. Aku yakin sebentar lagi dia akan ditendang dari sini," ucap wanita berambut indigo, ia besedekap di dada yang membuat payudaranya makin terkembang. Pakaian merah bercorak api yang Harem itu kenakan pakai tampak sengaja dibuat lebih ketat dan seksi dari yang biasanya. Tatapan merendahkan tercetak jelas diwajahnya, senyum sinis tersungging.

Hate? (rev)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang