Halo?
Dan yah, sekarang sudah lebih dari 9 bulan sejak terakhir kali aku update revisi besar-besaran untuk 'Hate?'
Happy reading....
***
Rambut coklatnya telah lepek oleh keringat dan air hujan, menggertak gigi 'dia' menyenderkan tubuh kedinding belakang istana, nafasnya lumayan terengah-engah dengan pakaian yang telah basah oleh hujan di akhir musim gugur yang makin membuat suhu seakan ingin mencekik detik berikutnya.
Tetapi anehnya orang itu bahkan tidak menggertak gigi walau suhu bagai jarum yang ingin masuk pori dan merobek kulit ari, mungkin hasil pelatihan divisi khusus yang pernah dia jalani belasan tahun lalu. Atau hasil dari rasa tanggung jawab yang telah di palu di otak sejak dia kecil.
Raja siang masih belum nampak terbangun dari singgasananya, yang menandakan waktu yang masih sangatlah pagi.
Tulang punggungnya menegang saat dirasa beberapa langkah kaki terdengar menuju kearahnya. Mengerutkan dahi, tungkai kembali melangkah. Tanpa menyadari beberapa bayangan mengikutinya sejak dari kediaman sang tuan.
Menyusuri beberapa lorong lagi. Langkahnya berhenti disebuah persimpangan didekat tempat cuci istana, tempat menjemur pakaian pelayan. Mengambil satu yang dirasa kering, dia memakainya tanpa melepaskan jubah luar yang kuyup. Melanjutkan langkah, orang itu berbelok ke kanan. Dia terus melangkah, menyusuri lorong berkelok-kelok layaknya orang dalam.
.
Menundukkan kepalanya, langkahnya terhenti di lingkar luar hutan istana. Pemandangan disini tampak tidak terurus, dengan reruntuhan paviliun dan gazebo rusak tanpa atap. Menandakan jarangnya orang yang datang kemari, walaupun sebenarnya masih didalam lingkungan istana. Dan jika dia berjalan sampai ujung hutan, maka dinding belakang istana akan terlihat.
Lingkungan sepi, gelap, dan lembab seperti menebar teror di pagi buta.
Mengeluarkan tangan yang sejak tadi bersembunyi didalam pakaian. Bibirnya yang pucat melantunkan sebuah mantra tanpa suara, tangannya juga ikut bergerak membuat sebuah lingkaran sihir di udara dengan menggunakan Cakra.
Terbentuk.
Lingkaran sihir sederhana berwarna biru dengan anggun mengambang di udara. Tanpa menunggu tiga detik, seekor burung yang mirip merpati melesat dari lingkaran. Tetapi burung itu memiliki lingkaran biru dileher seperti kalung dan cakar juga paruh yang mirip dengan elang. Serta ukuran yang lebih besar dua kali lipat dari merpati biasa dan berwarna hitam arang layaknya gagak.
Merpati perang.
Binatang iblis tingkat rendah yang biasanya digunakan untuk mengirim pesan secara cepat dan lebih aman. Rakyat biasa jarang memilikinya. Karena harganya lumayan mahal bagi mereka dan harus memiliki Cakra supaya bisa mengendalikannya. Dibagi menjadi tiga tingkat, rendah, menengah, dan tinggi. Yang ditandai dengan lingkungan disekitar leher, hijau, biru, dan merah. Semakin tinggi, semakin cepat dan kuat pula kekuatannya.
Merpati itu berputar sebentar di langit, dan kemudian mendarat di pundak kiri sang tuan. Menunduk patuh, burung itu mengambil hadiah tikus besar dari tangan orang itu untuk tugas yang akan dijalankan.
Orang itu mengusap bulu leher dan dada si burung. Jari-jarinya berhenti disebuah tonjolan dileher kiri bawah. Sebuah tabung kecil berwarna hitam ada di sana, tersamarkan karena memiliki warna serupa dengan bulu arang. Sebuah kertas kecil dimasukkan kedalamnya. Seperti paham, burung itu langsung terbang. Melesat kelangit tanpa mengeluarkan suara dan menuju kearah barat daya.
Mengusap turun naik pinggiran jubah di dada. Dia berbalik, menuju arah dimana dia datang.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hate? (rev)
RandomKerajaan yang dicintainya hancur dalam semalam. Membawa rasa sakit serta dendam yang menjadi luka bernanah yang sulit untuk disembuhkan. Dia sang permata kerajaan tersebut. Yang bisa membawa sebuah kerajaan kearah kejayaan. Ramalan seratus tahun jat...