Bab 2: Selir kesayangan

1.5K 173 20
                                    

Note: Flashback tanpa peringatan, mohon di perhatikan ba~

***

Tangan seputih giok nyaris transparan terangkat menutup mata, bibirnya ikut mengerucut. Naruto bahkan bisa merasakan bahwa tangannya masih lah gemetar. Ribuan jarum terasa menusuk kepalanya.

Sang sannin menatap topeng di atas meja teh dengan bibir ikut bergetar. Mencengkeram erat seakan ingin menghancurkan, Naruto merasakan kebencian yang begitu dalam untuk sang penguasa dinasti Uchiwa.

Kejadian pada siang hari nyata tetap menjadi momok sampai sekarang. Penghinaan yang dapat secara bertubi-tubi membuat hampir roboh. Pernikahan? Menanggalkan topeng? Hal yang ia tidak pernah banyangkan nyata terjadi.

Naruto tergugu menatap wajah sang Kaisar yang berjarak beberapa inchi dengannya. Menurunkan pandangan, ia menolak menyukai aroma Pinus sang Kaisar yang terus berputar-putar karena jarak mereka yang dekat.

Memejamkan mata, Naruto kembali diingatkan bahwa sekarang dia dan sang Kaisar sedangkan berada di altar pernikahan. Yang secara tak terduga digelar pada hari ketiga ia berada ditempat ini, dan sekarang didepan orang-orang yang hadir harus menanggalkan topeng selamanya, Naruto menggigit giginya.

"Sekarang, kamu adalah milikku."

Terhenyak, sang sannin menatap pria yang sekarang menjadi suami nya.

"Sekarang, kamu adalah milikku."

"Sekarang, kamu adalah milikku."

"Sekarang, kamu ada--"

Agghh!

Prangg!

Naruto menatap porselen yang hancur, tangan terus-menerus bergetar. Mengalihkan, ia menatap topeng miliknya yang tergeletak didepan pintu, dikarenakan ia lempar yang kemudian menabrak porselen. Permukaannya mulus tanpa cacat seakan kejadian barusan tidaklah pernah terjadi.

****

Wajahnya yang halus sedatar papan kayu. Tatapan sapphire lurus kearah cangkir teh, mengabaikan eksistensi manusia yang ikut membisu dihadapan. Bibirnya yang lebih tua jadi ikut mengerucut, wajah Shion terus berubah warna dari setiap kedipan mata.

"Hentikan." Shion tak tahan menggerutu.

Dari sepersekian waktu minum teh [1] Naruto baru mengangkat wajahnya. "Aku tidak menyuruh kamu datang," sekilas tatapan kekanak-kanakan melintas dimanik sapphire, menggriling. Perasaannya mulai terlihat agak membaik.

[1] Waktu minum teh: Sekitar 14-15 menit

Menyipit kan mata, Shion mendesis bak ular berbisa. Dikuil laki-laki itu bisa bertindak layaknya anugrah dewa dimata orang lain. Atau bahkan Harem dingin tak tersentuh. Tapi nyatanya yang tau seberapa berbahaya hati nurani Harem baru itu hanya dia (Shion) dan sang pelayan pribadi.

"Kita sudah berteman begitu lama ah. Mengapa kamu memperlakukan aku seperti ini terus dan terus."

Awal pertemuan mereka tidak lah baik. Shion yang waktu itu hanya gadis kecil manja nyata merusuh dikuil sannin kecil, tidak, tidak ada yang bisa menghentikan gadis yang dimanja seluruh kuil setan. Tapi pada akhirnya mereka berteman baik, walau kuil setan kehilangan muka, nyatanya sang Nona memiliki kulit yang begitu tebal.

Pertemanan mereka begitu manis ah. Seorang sannin yang pendiam dan gadis manja yang cerewet, mereka meleleh hanya dengan mendengarnya.

Hate? (rev)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang