3. Cerita Jadul

37 3 0
                                    

SMP, masa-masa paling indah yang belum pernah gue dapetkan di SMA ini. SMP juga merupakan masa di mana gue pertama kalinya merasakan  pacaran. Gue ga pernah nyangka pacaran bakal serumit ini, yang gue sangka saat kita pacaran, kita hanya chat tiap hari, tiap jam, tiap menit, bahkan tiap detik hanya untuk bertanya tentang hal-hal sepele yang mereka anggap perhatian, seperti 'lagi apa?' , 'udah makan?' dan ucapan-ucapan manis, seperti  'love you' , 'good nite ' , 'morning'. Kemudian semua pertanyaan dan pernyataan itu akan berulang kembali setiap harinya.
Tetapi, pada kenyataannya saat gue pertama kali merasakan pacaran, hubungan yang gue alami tidak sama dengan apa yang gue banyangkan, kenyataannya gue dan dia malah saling cuek dan diam. Gue dan dia juga jarang mengucapkan kata 'love you', karena menurut gue sendiri kata 'love you' itu memiliki makna yang dalam dan sangat special, hanya dalam moment-moment tertrntu kita bisa mengucapkannya. Jadi enggak gampang untuk diucapkan setiap saat.
Yap kurang lebih sesimple itulah yang gue pikirkan saat gue mendengar kata pacaran.
.
.
Trey Reynaldy, kalian bisa menebaknya sendiri siapakah orang itu, tentu, dia adalah pacar pertama gue yang berjalan dalam jangka dua minggu, gue gak habis pikir kenapa gue bisa pacaran sama dia, kalau kalian tahu bagaimana cara gue dan dia bisa pacaran kalian pasti akan kaget dan geli sendiri, di sinilah benar-benar terbukti kalau cinta seorang anak SMP kelas 7 adalah 'cinta monyet'.
.
.
Saat gue kelas 5 SD, gue sempat tergila-gila dengan seseorang yang bernama Darell Rhobet, biasa dia dipanggil Darell, dia adalah salah satu cowok populer di sekolah saat itu, dia orang yang baik, menarik, jago dalam bidang olahraga, dan humoris, tapi sayangnya di sisi lain dia adalah orang yang sangat cuek, dan tidakpeka!
Akibat dunia yang sangat sempit ini, Reynaldy lah yang menjadi sahabat kecil dari Derell, dan gue mencoba untuk menceritakan semuanya kepada Rey. Lama kelamaan kita pun menjadi akrab, selain itu, gue menjadi tambah akrab  dengan dia, karena tanpa disengaja kita berada di satu organisasi yang sama dan seiring berjalannya waktu, akhirnya status kita berubah menjadi pacaran.

Walaupun hanya dalam jangka waktu yang sangat pendek, tetap ada sesuatu yang  berbekas di hati gue. Salah satunya saat organisasi itu mengadakan acara malam kekerabatan selama 3 hari 2 malam, dan semua anggotanya diwajibkan untuk ikut acara itu. Ya gue sih seneng-seneng aja, gue punya waktu lebih lama untuk bersama Rey.

Laluuuu...
mulailah semua kenangan terjadi di acara itu, dari kenangan termanis sampai kenangan terburuk terjadi, dari mulai kita so sweet sampai dia sama sekali gak peduli sama gue yang kakinya terpelintir dan susah buat jalan.
Beberapa lama setelah acara malam kekerabatan selesai, merengganglah hubungan gue dengan dia, dia juga udah jarang chat gue lagi, dan saat gue chat. . .

"Hai rey."

[15 menit belum ada jawaban]
[30 menit belum ada jawaban]
[1 jam belum ada jawaban]

"Rey, kamu kemana?"
"Rey kamu marah sama aku?"
"Rey bales!"

*ting

Perasaan yang gembira dan lega saat gue tau deringan Blackberry itu, berasal dari Rey.

"Rey nya lagi main sama teman-teman kompleknya, nanti kalau sudah pulang tante sampaikan ya."

Bukan jawaban seperti itu yang gue harapkan...
.
.
Keesokan harinya saat bel jam istirahat pertama berbunyi, seorang temannya langsung berteriak di depan kelas gue,

"Kyla, Kyla, sini!'
"Kenapa Do?"
"Kyla, Rey kayanya udah bosen deh sama lu, dia kayanya mau putus."

Seluruh tubuh gue langsung terasa sangat hampa dan berat rasanya untuk berjalan masuk ke dalam kelas, gue hanya bisa mematung di depan pintu kelas tanpa mengeluarkan sepatah katapun.
Kalimat yang dilontarkan oleh temannya itu, gue anggap sebagai tanda perpisahan gue dengan dia, karena sikap Rey sendiri yang sudah menunjukan semuanya, dan berakhirlah hubungan gue dengan Rey.

Thousand FeelingsWhere stories live. Discover now