HM#1 prolog

5.1K 275 27
                                    

Apakah hidup memang seperti ini, menatap seseorang yang tidak berbalik menatap.

Apakah memang seperti ini, rasanya bahagia melihatnya tertawa dan sakit saat melihatnya bersedih.

Aku Lala, salahkah aku jika mencintai pria yang mencintai sahabatku, pandangannya hanya tertuju pada pada satu titik, Maura.

Aku tahu perasaannya saat ini sedang kacau, kehilangan wanita yang dicintainya.

Dia tampan, sangat. Menurutku.

Yang sangat aku sukai adalah cengiran jahilnya, walaupun itu bukan untukku, lagi lagi untuk Maura.

Jika denganku dia akan memasang wajah sebal, dan itu lucu menurutku.

Ntahlah aku tidak tahu bagaimana aku bisa menyukainya.

Mungkin sejak aku melihatnya di rumah sakit, saat Maura terbaring disana, mungkin.

.

.

.

Aku memperhatikannya, dia terlihat frustasi melihat pasangan bahagia yang tengah berada di pelaminan indah itu.

Aku tidak tahu sudah berapa lama aku memperhatikannya.

Dia sangat tampan hari ini, menggenakan jas formal yang sangat pas dengannya, seperti di rancang khusus untuknya.

Dengan langkah mantap aku duduk di sampingnya.

"yaelah kak gak usah diliatin mulu kali," kulihat kak Alex memutar bola matanya, uh dia imut.

"lebih baik sama aku, single, baik, manis, Calon istri idaman, kurang apa coba?" kataku nyerocos.

Kak Alex berdiri, dan saat itu juga dia menarik tanganku yang masih teruduk manis.

Jadilah aku terseok seok mengikuti langkah lebarnya, Aduh kakiku pegal.

Ku tarik tangannya kuat hingga kini ia menatapku, dia menaikkan alisnya.

"Mau kemana sih kak, kan acaranya belum selesai," kataku terengah.

"bukankah tadi kamu bilang ingin menjadi istriku, kalau begitu ayo,"

"Apaaa?" aku yakin tampangku pasti sangat jelek saat ini, apakah ini mimpi? Kak Alex salah minum kali ya di dalem.

"Ta..tapi,"

Tanpa menjawab kak Alex terus menarikku hingga kini aku terduduk mengenaskan dengan jantung berdebar kencang.

Kak Alex terus menggenggam tanganku, dia terlihat menahan tawanya melihat wajah pucatku, uh ingin sekali ku taruh kotoran ayam wajah tampannya itu.

Orang tua kak Alex berada di hadapanku, mereka terlihat mengintimidasi, Apakah aku jelek? ah kurasa bukan karena itu.

Ayah kak Alex berdehem setelah beberapa lama.

"jadi tanggal berapa pernikahannya?" tanpa sadar mulutku terbuka, terperangah, dan itu membuat mereka bertiga tertawa, menyebalkan. Tapi aku senang disini, keluarga yang hangat.

"Oh dear maafkan kami, kami hanya bermain main sok sok kayak gimana gitu, yakan pah?" ucap ibu kak Alex dengan tertawaanya, bahkan dia kini dia memelukku.

"Ah iya, kau sangat cantik, beruntung sekali anak nakal itu," ucap Ayahnya dan kemudian memelukku.

"terus saja menjelekkanku," kak Alex menggerutu bibirnya menyerucut. Kami tertawa.

Kak Alex sangat imut, Aku baru saja melihat sisinya yang seperti ini, aku merasa berintung bisa melihatnya.

Biasanya dia hanya memasang raut kesalnya jika aku berada di dekatnya, sehingga aku merasa dia sangat jauh. Tapi kini dia terasa dekat, hangat, dan tampan.

He's my Handsome man.

***

Gak tau deh suka ato nggak.

Maafin yah, mudah mudahan di part selanjutnya lebih baik.


HANDSOME MAN (MINE#3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang