Ella menatap keluar jendela, menatap bangunan megah didepannya.
"Kau tinggal dirumahkan?" keningnya mengernyit dalam menanti jawaban Arthur,
"Ya," jawab Arthur santai.
"Dan ini rumahmu?" tanya Ella seperti orang bego.
"Ini tempat rumahku berada," Arthur menjawab dengan santai lagi.
"Apartemen?!"bpekik Ella.
"Yes, why?"vdia menoleh kearah Ella. Ella menggerutu kesal.
"It' apartment! Not house anyway!" ia membentak Arthur. Arthur kehabisan kata kata sejenak, namun ia kembali normal lagi.
"It's my house, rumah dikatakan rumah jika kau bisa tinggal dan melakukan kegiatan sehari hari didalamnya girl," ujar Arthur tenang. Ella mendengus kesal dan diam. Ia sangat kesal.
Untung sayang, kalo gak aku tinggal kau di pinggir jalan.
Mereka memasuki basement untuk memarkirkan mobilnya.
"Bisakah kita parkir sedikit di bagian luar?"tanya Ella dengan nada kesal.
Untung sayang, oh, god!
Arthur memutuskan menurut. Demi apa? Demi Lovato.
Mereka masuk ke lift, dan menuju lantai apartemen Arthur. Lantai 12. Cukup jauh. Ella mengetukkan kakinya dan bersenandung ringan, lalu ia menggumam pelan, menatap langit langit lift, sedikit menempel dengan Arthur membuat Arthur sedikit risih. Kebanyakan senang.
"Bisa sedikit, menjauh?" tanya Arthur. Ella menatap tajam dan tak beranjak. Arthur menggeleng dan tampaknya ia sudah malas mengulang perkataannya lagi.
Saat mereka tiba di lantai 12, mereka menuju ke apartemen Arthur yang ada sedikit di ujung.
"Arthur, apa kau tidak takut jika gempa dan kau terjebak di dalamnya?" tanya Ella, dalam hatinya.
Ini adalah salah satu alasan Ella, membeli apartemen dan tak menempatinya. Akan mengerikan jika suatu saat gedung itu rubuh, dia mati tertimpa, dan kemungkinan terburuknya, saat gedung itu rubuh, ia masih hidup, merasakan sakit, lalu tertimpa dan mati. Itu sangat lama!
"Kau akan tidur diluar?" tanya Arthur menatap datar Ella. Perempuan berambut coklat kehitaman itu, yang masih berdiri di depan pintu menarik nafas kaget lalu dengan bingung masuk. Apa yang dipikirkannya barusan?
Ella masuk dan menatap ruangan itu. Yang dikatakan rumah oleh Arthur!
Arthur masuk ke kamarnya membiarkan Ella di luar menatap sekelilingnya. Pengenalan dahulu.
Arthur melempar jaket dan celana tidur nya pada Ella, jaket itu mengenai wajahnya.
"Fuck! Well, i hate u," gerutu Ella lalu duduk melipat tangannya di depan dada dan merengut. Arthur meliriknya sekilas lalu terkekeh. Wajah yang kesal itu sangat manis. Actually, dia selalu - sangat - manis.
***
"Ma'am, tidakkah kita harusnya menghubungi Ella?" tanya Wilsen.
"Dia baik baik saja, jangan ganggu masa liburannya," jawab Ma'am seadanya sambil mencari-cari buku yang ada di rak penuh buku. Wilsen mengangguk setuju dan kembali mengerjakan tugas tugasnya.
Ia mungkin juga harus cuti dan jalan jalan ke pulau kapuk untuk beberapa bulan.
Kemudian, Dave berlari ke dalam ruangan kerja Wilsen. Wilsen tak begitu peduli, ini sudah biasa. Jika diperingatkan pun, Dave akan menjawab 'Daddy, Ren memukulku menggunakan bantal' dengan suaranya yang sedikit menyebalkan bagi sebagian orang, namun tidak untuk keluarga itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost in England [J.B]
RomancePublish 13052017 10.08 Maybe finish 20-30 part? Just read and enjoy! CMIIW! ________________________________________________ Oh God! Kapan ini berakhir? Kakiku mulai kedinginan, aku harus melakukan sesuatu. Kutatap koperku, lalu beralih menatap nan...