BUTT

25 2 2
                                    

Selama 1 jam perempuan berambut panjang ini tak keluar. Ia bangkit dari bath tub dan membalut tubuhnya dengan handuk. Berikutnya, ia kembali menggerutu dan menendang nendang, meninju, mengumpat dalam hati. Setelah ia siap mengeringkan badannya, ia menarik nafas dalam. Mencoba bermeditasi sambil berdiri.

Ia bisa menjadi gila dan tolol dihadapan Arthur. Apa penyebabnya? Dia rasa tidak ada. Oh i forgot! Arthurlah penyebabnya!

Ella melilitkan badannya dengan handuk hijau berbunga itu. Ia keluar dan melihat Arthur duduk sambil memakan pop corn dengan tayangan televisi yang menampilkan acara bodoh. Ya bodoh, masa ada penguin* bisa berbicara.

Itu kartun, stupid! Teriak otaknya.

Ella memukul kepalanya dan menyuruhnya diam. Oke, dia benar benar sudah menjadi tolol(-est) girl in the world.

Arthur menatap Ella yang melenggang begitu saja disamping sofanya. Apa dia marah?

Yea, actually, your body is perfect.

Setelah lama menoleh terus ke kamar Ella, Arthur mulai emosi karna ia tak kunjung keluar. Arthur meletakkan pop corn rasa keju yang masih 1/4 ia makan dan ke kamar Ella.

"Jo!" panggilnya sambil bertahan hanya di depan kusen pintu, wajahnya saja yang ia masukkan. Kini ia melihat Ella sedang membaca majalah dengan tulisan playboy didepannya.

Arthur membulatkan matanya.

Apa itu majalah porno? Ya aku yakin aku membelinya beberapa tahun lalu! Sekarang, untuk apa dia membukanya?!

Arthur meraih majalah itu dan menyembunyikannya di belakang punggung. Ia menatap tajam Ella. Ella tertawa keras sembari menepuk-nepukkan tangan. Lalu, air matanya keluar karna ia tak berhenti tertawa selama beberapa menit. Dan Arthur tak berhenti menatapnya tajam selama beberapa menit juga.

"Tenang, aku tak melihat sesuatu yang porno, lagian, kau sudah menggunting bagian bagian yang aku rasa, itu memang bagian foto porno nya," tawanya meledak lagi. Ia seperti orang kesurupan sekarang. Arthur menarik ujung buku itu hingga halaman buku itu membalik cepat.

Sepertinya perkataan Ella benar. Karena agak sulit membalik halaman itu. Arthur membuang wajahnya kesal dan melihat Ella sudah berdiri dengan mata sayu khas orang mabuk. Arthur sedikit terheran.

Kenapa perempuan ini?

"Arthur, kau tau, jika saja aku mabuk setiap hari, maka kau akan tau kalau aku hik, apa tadi? Ha? Ah aku rasa aku ga bisa mabuk!"

"Hey hey, apa yang kau minum?!" Arthur sudah menyadari karena tiba tiba aroma alkohol menguar bangga saat Ella cegukan.

"Ha? Apa? Aku tak mendengarmu?! AAAAAA!!! KLUB INI SANGAT HEBAT! MUSIKNYA TAK DAPAT TERTANDINGI! JUZ TAK JUZ TAK BEDEM BEDEM DESS, TETEW TEREREW TENENEW TEJEM TAZ, I'M A ROBOT GIRL, WELCOME TO THE PARTY! Hik!" teriak Ella sangat kuat. Dia jelas mabuk. Tak ada musik disini!

She make her new world, dude!

Arthur menoleh ke samping tempat tidur ada 5 botol bir, dan isinya kosong semua. Arthur menghela nafas panjang, ini akan sulit.

Ella berdiri menantang di depan Arthur dan kini ia menatapnya dengan senyum miringnya dan matanya yang menyipit. Rambutnya terlihat acak acakan jika dilihat dari posisi Arthur.

"Ayo turun. Kau mabuk, Jo," Arthur mengulurkan tangannya. Namun tidak dengan Ella ia menyeringai.

"Tidak. Aku masih sehat. Lihat ini," tiba tiba Ella berdiri dengan tegak seperti tentara dan ia melotot. Lalu ia kembali sayu khas orang mabuk, "kau lihat tadi. Hik. Aku tidak mabuk," ulangnya lagi. Arthur tentu saja bingung.

Lost in England [J.B]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang