Aku menyusuri jalan dengan sedikit tergesa. Suasana disini sangat sepi, membuatku sedikit merinding membayangkan tiba-tiba ada orang jahat yang datang. Mengingat bahwa aku bukan salah satu gadis yang pintar dalam membela diri, aku bisa saja celaka.
Beberapa kali aku terjatuh, membuat jeans hitam yang kugunakan kotor oleh debu. Kerikil-kerikil kecil menusuk telapak kakiku yang telanjang. Entah kenapa aku bisa tidak menggunakan alas kaki hingga harus tersiksa melewati jalan tak berujung ini.
Di kanan-kiri ku hanya ada bentangan tanah-tanah kapur dengan semak belukar kering tumbuh disana. Tidak ada rumah maupun gubuk kecil sekali pun.
Beberapa kali mobil-mobil mewah lalu-lalang melewati jalan ini dan berkali-kali pula aku harus menahan ego untuk tidak melambaikan tangan meminta mereka berhenti. Yah, siapa tahu orang-orang itu cukup berbaik hati untuk memberiku tumpangan sampai di ujung jalan.
Berjarak sekitar dua puluh meter di depan, sebuah mobil pick up hitam tiba-tiba berhenti. Lalu, tak lama dua orang laki-laki tua berbadan bongsor keluar dari sana, tampak sibuk dengan ponsel mereka masing-masing.
Aku mendengar samar-samar percakapan salah satunya yang sedang menelpon dan otakku bereaksi dengan cepat. Kaki-kakiku berlari menghampiri salah satu laki-laki yang bersender di pintu pick up, masa bodoh dengan telapak kakiku yang benar-benar terasa sakit.
''Perumahan Satelit Asri no 26,'' katanya dengan seseorang yang sedang ditelponnya.
Mataku berbinar cerah, perumahan yang disebutnya tadi adalah perumahan tempatku tinggal juga.
"Pak? Tadi bapak bilang Perumahan Satelit Asri? Saya boleh ikut ya?'' kataku dengan bersemangat.
Di kepalaku sudah terbayang apa saja yang akan aku lakukan ketika sampai di rumah. Tentu saja yang pertama harus kulakukan adalah mandi. Lalu, menikmati pudding coklat sambil menonton drama terdengar tidak begitu buruk.
"Eh ayo berangkat!" Kedua laki-laki itu lalu naik ke mobilnya tanpa menjawab pertanyaanku.
Takut untuk ditinggal, dengan cepat aku naik ke bagian belakang mobil tepat ketika mesin dinyalakan. Masa bodoh karena aku belum mendapat izin untuk mengikuti mereka.
Dengan perlahan mobil pick up inipun membelah jalan yang berkerikil.
⭐
Hi!
Sebenarnya cerita ini udh pernah gue post tp gue unpub. Dan skrg, karena kebetulan gue lagi ikut kampanya #trueshortstory. Jd gue repost lg dgn beberapa edit disana-sini.
Hope you like it!
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian, thankies💜💜
KAMU SEDANG MEMBACA
what happen? ✔
Short Story❛❛Dan kami terus berpindah tempat, tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi.❞ ilustrasi cr. pinterest