2: kamar kosong tak berpenghuni

2.1K 361 7
                                    

Aku turun dari bak pick up saat mobil itu berhenti di depan gang perumahan, lalu menghampiri laki-laki bongsor di balik kemudi.

"Pak terimakasih, ya.'' Kataku dari balik jendela.

Aku kembali melangkah, telapak kakiku lagi-lagi harus merasakan sakit karena menginjak jalan aspal yang panas dan berkerikil kecil.

Lalu-lalang motor dari penduduk yang tinggal lewat beberapa kali. Bunyi anjing kadang bersahutan dari rumah ke rumah ketika suara berisik mesin motor terdengar.

Guk guk guk

Suaranya terdengar lebih halus dibandingkan gonggongan sangar sebelumnya.

Aku berbalik dan menemukan seekor anjing jenis pudel berukuran kecil dengan bulu warna coklat muda. Ia terlihat begitu menggemaskan dan entah bagaimana, dengan hanya menjulurkan tangan kananku dia malah berlari mendekat.

"Halo.'' Aku berjongkok, membelai bulu halus di kepalanya.

''Kamu melarikan diri, ya?'' Sebagai jawaban dari pertanyaanku, anjing pudel itu menggonggong kecil lalu menjilat-jilat telapak tanganku.

"Lucu banget sih...'' aku mengangkat kalung nama perunggu di lehernya. ''...Eve.'' Nama itu tertulis mengukir di bandul kalungnya yang berbentuk hati.

Aku menyisiri sekitar, mencari orang yang mungkin merupakan pemilik Eve. Tapi, tidak ada siapa-siapa di luar sini.

Rasanya akan sia-sia saja jika aku masih menunggu sampai pemilik Eve datang, karena kenyataannya jalan perumahan benar-benar sepi.

Aku menarik Eve ke gendonganku. Dia sama sekali tidak memberontak, malah makin bergelung pada tanganku yang memeluknya.

Aku akan membawanya pulang, lalu bertanya ada Tante Lili dan Kak Geo yang mungkin tahu siapa pemilik anjing ini.

"Halo!" Aku membuka pintu rumah yang tidak terkunci.

Lalu, menurunkan Eve ke lantai. Dia langsung berlari mengitar sambil menggonggong dan tampak begitu antusias.

Aku terkekeh kecil, membawa mataku mengedar ke penjuru rumah karena baru tersadar kalau sapaanku tadi tidak ada yang membalas.

"Tante aku pulang!" Aku melirik jam dinding berbentuk bulan sabit yang terpasang di dinding ruang tengah.
Jarumnya menunjukkan pukul 03.00, seharusnya Tante Lili sudah ada di rumah.

"Tante!" Membuka pintu kamarnya, tapi lagi-lagi aku tidak bisa menemukan sosok Tante Lili yang biasa terbaring di atas kasur ketika baru pulang kerja.

Aku berderap menuju kamar mandi, membuka pintu dan apa yang kudapatkan masih sama: tidak ada sosok Tante Lili.

Ketika aku menutup pintu kamar Tante Lili, suara gaduh itu terdengar begitu jelas dari kamar berpintu coklat yang hanya berjarak beberapa langkah dari sini.

"Kak Geo!" Lagi-lagi ketika membuka pintunya, yang kutemukan hanya sebuah kamar kosong tanpa penghuni.

Dengan kasur yang tampak begitu rapi, persis seperti keadaan kamar Tante Lili yang kumasuki sebelumnya.

"Ini pada kemana, sih?'' Aku mengeluh sambil menatap Eve yang hanya menggonggong kecil menyahutiku.

Dengan perlahan, aku menutup pintu coklat itu. Lalu, tepat ketika aku berbalik memunggungginya, seorang laki-laki lengkap dengan pakaian formalnya menerobos masuk ke kamar Kak Geo.


Sorry kalau misalnya ada typo, hehehe🌹

what happen? ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang