Aku melihat taman hijau yang tampak familiar ini dengan terkejut.
Bukankah tadi aku sedang berada di rumah (yang tak kukenali) itu?
Dan bagaimana aku bisa ada disini sekarang?
Aku berbalik, tembok itu tidak ada, dan sejauh mataku memandang yang kulihat hanya hamparan rumput hijau lembut layaknya permadani.
Aku melangkah perlahan, menyibak rumput segar di depanku dan mendapati kakiku yang telah dilapisi sepasang flatshoes warna putih bersih.
Aku baru sadar bahwa jeans kumal dan kemeja pink yang kukenakan tadi telah berganti dengan dress selutut berwarna tosca. Rambutku yang semula terikat ponytail juga sudah tergerai menutup punggung.
Guk... guk... guk....
Eve menggonggong dan membuatku berpaling melihatnya. Kemudian, dia berlari kecil dan seakan memberiku isyarat untuk mengikutinya.
Aku mengayunkan langkahku dengan mata berkeliling menyisiri tiap sudut taman.
Sepi.
Aku hanya bisa menemukan satu sampai lima orang saja.
Tiba-tiba seorang anak perempuan yang terlihat berumur tiga tahun berlari melewatiku. Ia menggenggam tali dari balon warna ungu yang melayang di atas kepalanya, rambutnya yang dikuncir dua bergerak-gerak lucu. Sesekali aku mendengar tawa riangnya ketika balon itu menghentak di udara ketika di tarik.
Dughhh
Anak perempuan itu terjatuh, dengan cepat aku berlari menghampirinya yang terlihat ingin menangis.
''Ayo bangun!'' Aku meraih tangannya, membantunya bangun dengan hati-hati.
Aku memeriksa lututnya yang sedikit lecet, rumput-rumput tua yang terlepas dari rumpunnya menempel di kakinya.
''Jangan nangis ya.'' Aku membersihkan rumput-rumput itu, lalu kemudian meremas bahunya pelan.
''Nama kamu siapa?''
Dia tidak menjawab. Malah menatapku lekat-lekat.
"Lena.''
''Hmm ok. Kamu mainya hati-hati ya, jangan sampai jatuh lagi!'' Lena mengangguk kecil.
Kini perhatiannya kembali teralihkan dengan balon ungu di tangannya. Seakan lupa kalau tadi dia sempat terjatuh, Lena pun kembali berlari.
Aku hanya terkekeh, lalu berbalik dan berjalan menuju jalan raya untuk mencari taxi.
Aku ingin pulang.
Sampai di trotoar, sebuah taxi biru yang baru menurunkan penumpangnya berhenti tepat di depanku. Tepat ketika aku ingin masuk ke dalam taxi, suara tabrakan beruntun itu terdengar disertai dengan teriakan orang-orang.
Eve menggonggong di sampingku. Aku berbalik, ingin mengetahui apa yang terjadi. Tapi rumput-rumput hijau itu sudah tidak ada lagi.
Aku ada di rumah sakit.
⭐
NGENGGG
TIN TIN TIN
KAMU SEDANG MEMBACA
what happen? ✔
Cerita Pendek❛❛Dan kami terus berpindah tempat, tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi.❞ ilustrasi cr. pinterest