_enam

1.9K 401 12
                                    

Jimmy mengajak Senja ke tempat favoritnya di Itali untuk melihat sunset.

Tempat itu jauh dari kata mudah untuk di capai. Penuh dengan tebing dan jalannya pun menanjak.

"Masih jauh ya Jim?" Keluh Senja.

"Bentar lagi kok"

"Daritadi 'bentar lagi, bentar lagi' mulu ihh"

"Dengan medan yang kayak gini, bakalan worth it banget kok..pemandangannya baguuus banget"

"Awas yaa sampe nggak bagus"

Jimmy menggandeng tangan Senja yang kesusahan menaiki tebing yang cukup curam. Ini tebing terakhir sebelum sampai di tempat yang Jimmy maksud.

Setelah mereka sampai di puncak tebing, Senja terkagum-kagum dengan pemandangan yang di suguhkan.

Hamparan laut terbentang di hadapan Senja dan Jimmy sekarang, belum lagi pantulan sinar matahari yang berwarna oranye di permukaan airnya. Indah sekali.

Jimmy melihat Senja yang tidak berkedip sama sekali saat melihat pemandangan itu.

"Gimana? Bagus kan?"

Senja mengangguk, "Bagus banget, Jim..di Jakarta jarang ada yang kayak gini"

Tiba-tiba hape Jimmy berbunyi, Jimmy mengangkat telfon itu yang ternyata dari Sam, sahabatnya.

"Jim? Lo lagi sama Senja sekarang?"

"Iya kenapa?"

"Lo balik badan coba, gue di sini..gue mau ngomong sama lo berdua"

Jimmy memutar balikkan badannya dan menemukan Sam yang berada jauh di bawah tebing.

"Ada apaan?!" Jimmy meneriaki Sam. Lalu memutuskan sambungan telfonnya.

"Senja..bentar ya kita ke sana dulu"

Senja mengangguk.

Setelah mereka berdua sampai di bawah untuk menemui Sam, ternyata Sam tidak sendiri melainkan datang bersama Rose. Mantan pacar Jimmy.

"Jimmy, you have to leave her"

Senja menatap Rose lalu bergantian menatap Jimmy di sebelahnya sambil tersenyum.

"She is a liar, how can you even believe such a stupid thing?"

Rose berusaha meyakinkan Jimmy agar tidak percaya pada Senja, wanita yang baru saja datang di kehidupannya lalu mengaku-ngaku sebagai istrinya?

"Okay..just because she knows eveything about Sam, his stupid secret, and she knows about the mole in your dick. We believe she is from the future..guys come on even i know that" ucap Rose panjang lebar.

"Did she ask you for everything? Clothes, jewelry, anything?"

Senja membuang pandangannya dan menghembuskan nafasnya kasar mendengar semua omongan Rose.

"Yes its close and true and she only ask me for a trip" jawab Jimmy sambil mengangkat kedua bahunya.

"And she says she is your wife from the future?" Tanya Rose.

"Yes" Jimmy menatap Senja yang di sebelahnya.

Rose berdecih.

"Did you kiss her? Did you sleep with her?"

"I ask her but she didnt want for a reason"

"Okay Jimmy, please think carefully..a stranger comes into your house, she says she is your wife from the future, she asked for a free trip and she refuses to sleep with you" Rose masih saja berusaha agar Jimmy mempercayainya bukan Senja.

Senja hanya menghela nafasnya kasar dan menyisir rambutnya dengan jarinya yang berhembus berkali-kali terkena angin.

"Okay just think, would Jimmy from the future give you permission to time travelling like this? What his say when he know you will doing time travelling like this?" Rose menanyai Senja dengan nada yang sarkas seakan-akan menyudutkan Senja.

Jimmy lalu menoleh pada Senja, menunggu jawaban Senja.

"Senja..apa yang aku bilang ke kamu di masa depan pas tau kamu mau balik ke masa lalu?"

Senja terlihat berpikir, tidak tau harus menjawab apa. Ia bingung.

"See? So, she is liar" tambah Rose lagi. Lalu berlalu meninggalkan Senja di ikuti oleh Sam dan Jimmy dibelakangnya.

Senja menangis dalam diam, meneteskan air matanya.

💙💚💛💜

Sebenarnya Jimmy merasa tidak enak meninggalkan Senja, tapi menurutnya Rose ada benarnya juga. Bahkan Senja tidak bisa menjawab apa yang dia tanyakan.

Jimmy terus saja memikirkan Senja.

"Jim, your shoes.." Rose menunjuk ke arah sepatu Jimmy yang terlepas talinya.

Jimmy seketika ingat bagaimana Senja langsung berjongkok menalikan sepatu Jimmy saat tau tali sepatu Jimmy terlepas seperti sekarang ini. Respon yang sagat berbeda antara Rose dan Senja. Jimmy hanyut dalam pikirannya.

Dan ia memutuskan utuk kembali mengahampiri Senja yang masih berada di tebing sendirian melihat pemandangan sunset.

Bersyukur Jimmy masih bisa menemukan Senja duduk sendirian di sana. Ia lalu duduk di sebelah Senja tanpa berkata sedikitpun.

"Jim..tau nggak, kenapa Senja itu menyenangkan?" Ucap Senja tanpa menoleh sedikitpun ke arah Jimmy.

Jimmy menolehkan wajahnya pada Senja. Menanti jawaban dari pertanyaan itu.

"Kadang merah merekah bahagia, kadang gelap berduka. Tapi langit selalu menerima Senja apa adanya. Itu kamu lho yang bilang ke aku, kamu bilang kamu seperti langit yang menerima aku apa adanya" ucapan Senja di akhiri dengan senyuman manisnya yang ia berikan pada Jimmy.

"Emang aku segombal itu ya?" Tanya Jimmy.

"Nggak juga sih, tapi itu yang kamu bilang"

"Kamu daritadi nungguin aku di sini?" Tanya Jimmy lagi.

"Sebenernya aku nggak tau mau kemana lagi, kamu sendiri kenapa balik?" Senja menatap mata sendu Jimmy.

Jimmy tersenyum, "Makasih loh udah nungguin"

Lalu mereka berdua menatap ke depan lagi menikmati sunset berdua di temani dengan semilir angin laut yang menyejukkan.

Bersambung..

Bonus pic from Jimmy and Senja

[aDUDUUUUUH KIYOWO SEKALIIIKU GEMASH ><]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[aDUDUUUUUH KIYOWO SEKALIII
KU GEMASH ><]

SENJA | SEULMIN ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang