Untuk seseorang yang entah mengapa muncul di anganku.
Kamu biasanya hadir begitu saja. Kamu terlalu senang melempar canda, berbagi cerita. Hingga waktu tanpa sadar terus berjalan, dan hati ini meminta lebih.
Seharusnya, dari awal kita tidak perlu berbincang. Seharusnya, kamu tidak usah mendekat.
Lihat, kan, aku malah jadi merindukanmu. Aku rindu canda tawamu.
Seharusnya kamu tetap di sini, jangan pergi begitu saja.
Lihat, kan, aku malah menulis ini untukmu. Menulis sesuatu yang tidak akan pernah kamu baca. Jangankan membacanya, menemukan saja tidak.
Lalu aku memutar kenangan kita, sembari berharap kamu kembali.
Namun, tanpa sadar, aku justru berharap pada harap kosong.
Lihat, aku jadi menginginkanmu. Aku jadi ingin berada di dekatmu, tepat seperti dulu.
Ini semua salahmu, yang terlalu sering menghabiskan waktu denganku.
Juga salahku, yang terlalu sering menghabiskan waktu dengan mengharapkanmu
KAMU SEDANG MEMBACA
Sincerely, The One You Left Behind
PoetrySesuatu yang tidak tersampaikan, pada akhirnya akan bermetamorfosis menjadi rangkaian kata dalam surat. Perasaan(ku) yang tidak tersampaikan, tidak akan pergi kemana-mana selama nama(mu) masih menggema dalam relung hati(ku)