#07

2.4K 346 142
                                    

Pria brengsek itu, adalah pria yang membuat wanitanya merasa menyedihkan.

..
..
..


Pintu kamarnya diketuk dari luar beberapa kali. Minji ingin sekali meloncat cepat dari kasurnya dan membuka pintu kamarnya untuk pergi menuju dapur jika saja Park Chanyeol tidak ada di sana, di depan pintu kamarnya sejak lima belas menit lalu.

Wanita itu merasa lapar. Dia sama sekali belum memakan makanan yang cukup saat di perjalanan menuju kesini. Kesempatan untuk menyantap makanannya tadi sudah dia buang percuma karena berdebat dengan Chanyeol untuk hal yang tidak penting. Park Chanyeol itu benar-benar tahu cara untuk memancing emosinya keluar. Oh Minji termasuk tipe orang yang pandai mengontrol emosinya dengan baik, tapi dihadapan Park Chanyeol lain lagi, lelaki itu bisa dengan mudahnya membuat Minji merasa kesal dan marah saat bersamaan.

Lelaki itu bisa membuat Minji menunjukan sifat aslinya yang ceroboh dan mudah terpancing. Bahkan di depan Sehun sekalipun, Minji sangat jarang menunjukan sifatnya yang seperti itu. Menjadi pertanyaan besar yang memenuhi pikirannya, hal itu baru terpikirkan olehnya beberapa saat lalu.

"Aku tahu kau belum tidur." Suara berat Park Chanyeol terdengar lagi dari balik pintu kamarnya. Lelaki itu mengetuk pintu dan menyuruh Minji untuk makan malam. "Aku membawa nasi goreng untukmu. Keluarlah."

Minji sempat tergoda untuk beberapa saat. Tapi harga dirinya terlampau tinggi. Dia lebih memilih mempertahankan acara merajuknya lebih lama. Sebenarnya dia tidak benar-benar merajuk, hanya saja Park Chanyeol itu terlalu menyebalkan dalam segala hal. Menyedihkan sekali mengetahui fakta jika Minji menganggapnya sebagai teman baik sementara lelaki itu hanya memandangnya dengan embel-embel majikan dan bawahan.

"Aku akan meletakkan makanannya di depan pintu."

Wanita itu mulai bergerak-gerak dari ranjangnya saat suara langkah kaki Park Chanyeol  terdengar menjauhi kamarnya. Minji langsung beringsut turun dan membuka pintu kamarnya dengan semangat. Nampan berisikan nasi goreng dan segelas air putih itu tersaji di depan pintu, seolah sudah melambaikan tangannya menggoda Minji.

Minji tersenyum lalu mengambilnya. "Aku melihat banyak sekali makanan di meja makan tadi. Lalu apa? Kenapa hanya nasi goreng ini?"

"Kalau kau tidak mau, berikan padaku."

Wanita itu hampir saja menjatuhkan nampannya ketika melihat Park Chanyeol yang tengah bersender santai di dinding tembok tak jauh dari kamarnya. Minji berdeham-deham beberapa kali untuk menenangkan detak jantungnya yang tak beraturan.

Park Chanyeol berjalan mendekat ke arahnya sambil meminta Minji menyerahkan nampannya kembali. Oh Minji menggeleng cepat sambil melangkah mundur menjauhi Chanyeol.

"K-kalau kau terus memaksaku memakannya, maka aku tidak punya pilihan lain, kau tahu!"

Chanyeol tertawa pelan. "Dan kapan aku memaksamu?"

Minji gelagapan mencari alasan yang masuk akal. Kalau dipikir-pikir lagi, semua perkataan yang Chanyeol ucapkan hanyalah berisi penawaran bukannya pemaksaan. Tapi Minji sama sekali tidak mau mengakuinya meskipun itu benar.

"Kau memaksaku beberapa saat lalu." Suara Minji berubah pelan di akhir kalimat.

Chanyeol lagi-lagi tertawa kecil sebelum tangannya terjulur untuk menyentuh rambut Minji dan mengacaknya pelan. "Aku mengerti. Makan yang banyak, ya, Oh Minji?"

Lalu beranjak pergi menuruni tangga menuju lantai bawah, meninggalkan Oh Minji dengan tubuh yang kaku seperti patung di tempatnya. Wajahnya terlihat sangat konyol. Tangannya yang memegang nampan bergetar pelan sesuai irama jantungnya yang menghangat. Pipi mulusnya perlahan berubah warna menjadi merah pias yang kentara.

Willing DarksTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang