Jika kau hancur sebanyak aku, pada titik dimana hatiku akan meledak, akankah kau tahu?
..
..
..Malam itu Chanyeol bertemu kenalan lama yang dinanti-nanti. Oh Minji sudah tertidur pulas di depan televisi setelah memakan beberapa potong pizza yang tadi di beli sebelum orang itu menekan bel rumah dan mengetuk tak sabaran.
"Hai, lama tidak bertemu." Katanya begitu Chanyeol membukakan pintu. Lelaki dihadapanya memakai topi hitam yang ditekuk ke bawah, Chanyeol bahkan kesulitan untuk sekedar melihat wajahnya.
"Bagaimana bisa kau tahu aku disini?" Chanyeol berbicara pelan sambil terus mengamati kenalan lamanya dengan wajah mengkerut bingung. "Tunggu disini." Dia berbalik untuk melihat Minji ke dalam rumah dan menemukan wanita itu tengah tertidur pulas sambil memegang potongan pizza terakhirnya. Kemudian dia mengambil jaket hitamnya dan bergegas keluar, menyeret teman lamanya menjauh dari rumah itu dan berakhir dengan berjalan-jalan di sekitaran resort.
"Bagaimana kabarmu? Terakhir bertemu, kau duduk di kursi roda. Rasanya baru kemarin, sekarang kau terlihat sehat."
Chanyeol terkekeh pelan, "aku tidak akan mati dengan mudah, asal kau tahu."
Keduanya lalu tertawa bersama sambil menelusuri jalanan kecil dengan pohon-pohon besar di sekelilingnya. Cahaya bulan menerobos masuk lewat celah-celah pohon mencoba mengimbangi cahaya lampu neon di pinggir jalan.
"Kau tidak perlu khawatir sekarang," lelaki itu berkata pelan sambil menendang kaleng soda yang ditemuinya di jalan dengan keras. "Mereka tidak akan mengusik lagi."
"Kerja bagus." Chanyeol menanggapi sambil memasukan kedua tangannya ke dalam saku celana.
"Lalu kapan kau berencana melakukannya? Seungjoon Hyung memang tidak pernah mengatakannya, tapi dia akan cukup marah jika kau banyak berulah, Chan."
"Sebenarnya, aku sedikit bingung." Chanyeol tersenyum kecil. "Kau tahu, aku sedang terjebak dalam kandang burung, mungkin butuh waktu yang lama."
"Sudah kukatakan untuk tidak melibatkan perasaanmu. Kau selalu menjadi lemah karena perasaan menjijikan seperti itu."
Chanyeol kali ini tidak tertawa, raut wajahnya berubah murung seketika. Dia menghentikan langkahnya dan menatap kosong ke depan. Si kenalan lama mendadak berhenti karena tidak mendapati Chanyeol yang berjalan berdampingan dengannya lagi, lalu dia membalikan badan dan melihat Park Chanyeol yang menatapnya kebingungan.
Dia mendekat, "dengar, Park," katanya. "Kau tidak mungkin akan menyakiti wanita itu lebih dalam lagi, bukan? Jadi, cepat akhiri perasaanmu dan pikirkan apa yang menjadi tujuanmu saat sampai disini."
Chanyeol terkekeh pelan, "kami baru saja memulainya."
"Pikirkan Seungjoon Hyung dan rasa sakitmu, juga teman-temanmu yang sudah mau membantu, jangan goyah hanya karena satu wanita." Lelaki itu menatap Chanyeol tepat di matanya. Seolah menyampaikan sinyal bahaya dari sana. Chanyeol bahkan tidak tahu persis bagaimana cara menggambarkan perasaannya saat ini.
"Polisi-polisi itu sekarang tidak akan mengganggu lagi, aku sudah membereskannya untukmu. Jadi, akan sangat bagus jika kau bergerak lebih cepat. Dan seperti dugaanmu, Oh Sehun itu cukup sulit." Dia terkekeh pelan sambil menggaruk belakang kepalanya. "Sepertinya kau salah jika menargetkan Sehun sebagai kendala pertama, Chanyeol. Anak itu bahkan tidak memiliki akses penting untuk masuk ke dalam perusahaan dan hanya mendapat segelintir kecil bagian saham, dia bahkan tidak mau menerimanya. Aku tidak mendapat banyak informasi darinya, dia hanya anak pembangkang dengan cita-citanya sebagai polisi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Willing Darks
FanfictionSama seperti bagaimana tinggi badanmu berhenti tumbuh ketika kamu menjadi dewasa, aku berpikir cinta akan sama. Tapi cinta berbeda setiap harinya dan tanpa kamu ketahui Cintaku tumbuh setiap hari *** #Fanfiction #Exo #Romance Cover by inndahhms