CHAPTER___4

380 46 4
                                    

Pagi menjelang, burung-burung mulai berkicauan melantunkan nyanyian merdu nya.

Jihyun baru saja selesai membersihkan dirinya, tadi malam dia memimpikan kejadian buruk itu lagi.

Kenapa setelah sekian lama dirinya kembali mengingat kejadian itu? Pertanda buruk kah?

Jihyun menggelengkan kepalanya.

"Aku tidak boleh berpikiran buruk, bukankah dia telah di penjara? Tidak akan terjadi apa-apa pada diriku dan juga seohyun eonni".

Jihyun menganggukkan kepala, berusaha memberikan keyakinan pada dirinya sendiri.

Tok tok tok!!!

Pintu kamar jihyun di ketuk. "Masuk..." perintah jihyun sambil melanjutkan menyisir rambutnya.

"Permisi nona, tuan dan nyonya seo telah menunggu untuk sarapan di bawah bersama" , jihyun tersenyum hangat.

"Baik ajhumma kim, aku akan segera ke bawah."

Ajhumma kim pergi meninggalkan kamar jihyun. setelah selesai menyisir rambutnya, jihyun beranjak pergi untuk sarapan di bawah bersama ayah dan ibunya.

"Pagi eomma...pagi appa" setelah sampai di meja makan jihyun kecup pipi ayah dan ibunya.

"Eonni tidak pulang?" tanya jihyun lalu meminum susu putih kesukaan nya.

"Kau seperti tidak mengenal kakakmu saja, jadwal nya sangat padat. Kadang aku mengkhawatirkan kesehatan gadis itu" ucap nyonya seo sambil mengoleskan selai strawberry ke roti tawar jihyun.

"Eomma!!! Aku tidak suka selai strawberry, kakak yang menyukai itu. Aku suka nya selai coklat" jihyun mengerucutkan bibirnya sebal, karna lagi-lagi ibunya lupa selai kesukaan nya.

"Eoh...maafkan eomma jihyun-ah" nyonya seo memukul kening nya sendiri.

Tuan seo yang melihatnya pun hanya menggelengkan kepala, memang terlalu sulit jika melihat sekilas perbedaan antara jihyun dan seohyun.

Dari segi fisik mereka sangat serupa. Tapi dari segi kesukaan sampai hobi dan sikap semuanya beda.

"Appa sudah mendaftarkan mu di universitas seoul hyun, sesuai dengan jurusan mu waktu di Los Angeles. Psikologi"

jihyun mengangguk lemah. "Dan aku harus kembali menggunakan masker dan topi saat mau pergi kemana-mana"

Tuan dan nyonya seo berpandangan, sedikit merasa bersalah karna jihyun tidak bisa bebas berada di korea, mengingat kepopuleran anak pertama mereka bersama group nya yaitu 'GIRLS GENERATION' tidak main-main.

"Appa sudah mengatakan pada ketua rektor untuk memperbolehkan dirimu agar tidak menampakkan wajah mu selama kuliah. Dan dia menyetujuinya."

Jihyun kembali mengangguk lemah, nyonya seo mengetahui kegusaran yang sedang putrinya alami.

"Kenapa kau tidak biarkan publik mengetahui wajahmu jihyun? Dan kenapa kau tidak mengizinkan kakakmu untuk memperkenalkan mu sebagai adik kembarnya? Sampai kapan kau harus bersembunyi seperti ini?"

Jihyun mengangkat kedua bahunya.

"Entahlah eomma, aku tidak suka jadi pusat perhatian. Apalagi jika mereka tau aku adik kembar dari maknae girlgroup ternama, maka aku jamin seribu persen tidak akan ada yang mau berteman secara tulus denganku. Paling-paling, hanya mendekatiku untuk bisa lebih kenal dengan kakak."

Tuan dan nyonya seo kembali berpandangan, mereka memang tidak bisa memaksakan kehendak agar anak terakhir mereka ini segera memperkenalkan diri pada publik. Karna jihyun benar-benar membenci jika dirinya menjadi pusat perhatian.

You, Me, and My twinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang