Bagian 1

14.4K 591 6
                                    

Aku berjalan ringan dengan sesekali bersenandung, disebelahku paman hanya diam sesekali melihat sekeliling pasar yang cukup sepi dikarenakan matahari belum menunjukan dirinya.

"Paman. Kenapa kita harus selalu pagi-pagi sekali kepasar disini?" ucapku yang membuat paman menghentikan langkahnya, aku juga ikut menghentikan langkahku.

"Aku tidak menyukai keramaian ditempat ini nona." Aku membalas mengangguk diam. Nona, jangan bertanya kenapa paman memanggilku nona, ia pernah mengatakan bahwa panggilan itu yang cocok, entah karena apa.

Ah, kami juga baru pindah ketempat ini, dikarenakan tempat kami sebelumnya diserang oleh para Klan Vampire yang terbuang. Tempat ini berada dipusat wilayah Nam, ibukota Nam. Tempat dimana Kerajaan Chander berada.

Kami berbelanja banyak untuk beberapa hari kedepan, karena tempat tinggal kami berada cukup jauh dari pasar.

"Cukup untuk beberapa hari nona. Kecuali kau makan dalam porsi besar." Paman tersenyum tertahan yang ku balas dengan cibiran.

Saat kami akan keluar dari pasar beberapa wanita dan pria berbisik-bisik tetapi cukup keras,
"Benarkan raja menghilang? Siapa yang berani melukai Sang Raja Kegelapan?" Aku mengerutkan kening tetapi memilih mengabaikannya.

Paman yang berada disebelahku seperti terkejut dengan raut pucat pasi. Aku ingin bertanya saat paman lebih dulu menggeleng. Paman memegang pergelangan tanganku dengan tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya memegang tas berbelanja dan menarikku dengan cepat meninggalkan pasar.

Paman masih menarik tanganku saat kami menaiki kereta. Paman baru melepaskan tanganku saat kereta telah berjalan.

"Ada apa paman?" Aku tidak bisa menahan rasa penasaranku. Paman hanya membalas dengan menggeleng pelan.

Aku menatap mata paman yang melebar, tetapi mengalihkan kearah kain tembus pandang disamping paman. Sangat banyak rumah penduduk disini.

Paman kembali menarik tanganku turun, ia membayar dengan beberapa koin perak. Paman menatap kereta yang menjauh sebelum membalikan badannya, kami telah melewati rumah tempat kami tinggal. Aku memilih diam saat ditarik, ini pertama kalinya aku melihat pamanku yang sebelumnya tenang menjadi panik. Rumah kami berwarna putih seingatku sebelum kami meninggalkannya, tetapi sekarang kami berhenti disebuah gubuk kumuh, yang sangat berbanding terbalik dengan dua rumah disebelahnya.

Paman mengetukan tumit sebanyak tiga kali, dua kali, dan lima kali didepan pagar rumah. Aku melebarkan mata saat menyadari itu gerakan Klan Penyihir untuk mengamankan rumah mereka dari ancaman.

Paman melirikku sekilas lalu menarikku melewati pagar dan seketika gubuk berubah menjadi rumah putih berukuran cukup besar, persis sebelum kami meninggalkannya.

Aku ingin bertanya banyak sekali tetapi memilih menahannya. Tunggu.

Paman melepaskan tanganku saat ia membuka pintu rumah, aku masuk, ia dengan cepat menutup pintu dengan ketukan tumit tadi: tiga, dua, lalu lima.

Dengan segera paman duduk dikursi terdekat, aku juga ikut duduk didepannya.

"Silahkan nona bertanya dengan satu pertanyaan. Cukup satu pertanyaan." Ucap paman yang masih memjamkan mata.

Aku mengerutkan kening, aku mempunyai setidaknya lima pertanyaan.

"Cukup satu pertanyaan nona." Apakah paman bisa membaca pikiranku?

"Kenapa kau begitu panik saat mendengar percakapan dipasar tadi paman?" Tanyaku dengan menatap paman yang saat ini membuka matanya.

"Karena aku mendengar bahwa raja mungkin saja terluka dan menghilang. Yang berarti, kerajaan dalam keadaan tidak aman. Karena dalam beberapa ratus tahun ini tidak pernah sekalipun raja menghilang, jikalau-pun terluka, raja tidak pernah dikabarkan menghilang." Jawaban paman membuatku terkejut. Beberapa ratus tahun? Berapa umur raja saat ini?

"Berapa umur raja?" Tanyaku dengan mengerutkan kening. Kali ini, pertanyaanku diluar kejadian tadi.

"Ada yang mengatakan 500 tahun lebih, ada juga yang mengatakan 600 tahun. Tetapi tidak ada orang luar yang mengetahuinya secara pasti, sepertinya semua orang dikerajaan tutup mulut." Jawaban paman membuatku ternganga.

"Apakah raja makhluk abadi paman?"

"Tidak nona. Tidak ada makhluk abadi didunia ini."

"Lalu kenapa selama beratus-ratus tahun ia tidak juga meninggal?"

"Karena ia mempunyai darah semua Klan besar didunia ini dan tidak ada yang pernah menaklukannya sebelumnya." Ucapan paman lagi-lagi membuatku terkejut.

Semua Klan? Penyihir, Vampire, Werewolf dan Elf?

Aku terdiam untuk beberapa saat. Bagaimana bisa seseorang mempunyai darah semua Klan-klan terbesar?

"Kecuali Nyx."

"Nyx? Apa maksudmu kekuatan Nyx? Itu cuma mitos." Aku menatap paman seolah-olah kepalanya tumbuh menjadi dua.

"Tidak. Itu bukan kekuatan mitos." Paman menatap dengan pandangan sulit diartikan kepadaku.

"Jikalaupun ada kekuatan Nyx, kekuatan seperti itu telah mati ribuan tahun yang lalu Paman." Paman hanya membalas mengangguk.

Nyx adalah kekuatan yang dapat mengendalikan segala kekuatan. Dan menurutku kekuatan seperti itu tidaklah ada.

"Aku akan pergi ke kerajaan Victon untuk memastikan sesuatu. Kau tinggal dirumah nona. Jangan pergi kemanapun, jangan pernah membuka pintu untuk siapapun, ingat nona, siapapun." Paman bangkit dari duduknya.

Paman lalu berjalan kearah kamar. Aku mengerutkan kening, aku masih memiliki beberapa pertanyaan lagi.

Paman kembali dengan membawa sebuah kantung cukup besar. Paman mendekati ku,

"Rumah ini dari luar terlihat seperti gubuk. Jika kau merasa ada yang mencurigakan, dikamarku, tepatnya dibawah lemari terdapat sebuah ruang bawah tanah, kau cukup kesana, mengerti nona?" Aku membalas mengangguk.

"Saat aku kembali aku akan menjawab semua pertanyaanmu selama 20 tahun kau hidup didunia ini." Ucap paman dengan tersenyum pelan, ia mengusap kepalaku lalu berjalan kearah pintu.

"Hati-hati paman." Paman membalas mengangguk lalu menutup pintu dari luar.

Aku masih menatap pintu dengan beribu-ribu pertanyaan dikepalaku.
Aku berasal dari klan apa? Benarkan Penyihir? Lalu kenapa aku tidak bisa mengucapkan satu mantera pun?
Kenapa aku tidak boleh memberikan nama asliku pada siapapun?
Kenapa kau memanggilku nona? Jika jawabannya seperti yang selalu kau katakan. Aku bukan lagi anak berumur 5 tahun yang bisa percaya begitu saja.
Kenapa kau, paman tidak pernah menjawab semua pertanyaan seperti yang ku harapkan?

Aku punya seribu pertanyaan yang akan ku tanyakan nanti. Dan itu, pasti.

Sinar matahari menerobos masuk melewati jendela dengan hangat yang segera mengarah ke tengah ruangan. Aku menyukai matahari pagi. Entah kenapa, setiap aku terkena cahaya matahari pagi aku selalu tidak bisa menahan senyumku.

Aku beranjak dari kursi, lalu mengangkat kantung belanja. Aku akan memasak, untuk diriku sendiri.

13 Mei 2017

The Chander Kingdom Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang