"Tidak banyak orang yang benar-benar bertanya "apa kabar ?", dengan makna yang sebenarnya"
Thatiana tahu hidupnya gak akan pernah mudah lagi. Sejak usianya 25 tahun dan belum juga menyelesaikan sekolah pascasarjananya. Pertanyaan "kapan kawin ? " Selalu mampu bikin gondok jiwa dan raga. Selalu bikin pusing kepala.
Terlebih Thatiana lahir dan besar di daerah terpencil, di kampungnya wanita umur 25 tahun mah udah punya anak 3 nah dia. Kalo kata ibunya Thatiana miris banget kuliah gak lulus-lulus, pacar gak punya. Tante-tante dari keluarga ibunya sudah mulai berisik bergunjing tetang dirinya yang perawan tuah. Sedikit banyak sebenarnya Thatiana memahami kegelisahan ibu nya. Meski menolak mengakuinya. Baaah ... Mana tau emak-emak itu masalah perawan. Emang Thatiana masih perawan apa. Dia gak tau hobi Thatiana nonton filem orang miskin, yang semua pemerannya gak pake baju apa. Emak-emak macam mereka pasti kalah sama ilmunya Thatiana. Tapi yah gitu deh nyatanya Thatiana emang paling kece kalo teori. Tapi mau gimana lagi masa mau ikutan ribu cem emak-emak pengangguran pengikut lembeh turah pas nemu gosip. Ya gak kan ?
Semangkin hari tekanan disana sini semangkin membuat Thatiana lelah dan kadang males pulang kerumah. Ini malam minggu kesekian kalinya yang Thatiana habiskan sendirian jauh dari rumah, dan dari keluarga. Kadang Thatiana merasa kesepian, namun kadang dia juga merasa bahagia dengan keadaanya. Paling tidak dia tidak ada yang menceramahinya tentang gaya hidupnya dan menekan diri tentang usia dan statusnya. Tapi jauh dari rumah memang benar-benar menyenangkan kadang.
Thatiana
sadar sejak dulu tidak pernah ada yang menanyakan "apa kabar ?" atau "are you oke ?" dengan makna sebenarnya kepadanya. Tapi tidak apa- apa aku selalu baik- saja akan hal itu.
Tidakakan ada gunanya jika mengharapkan orang lain untuk peduli, kamu hanya akanterluka lebih dalam lagi. Thatiana sadar sekali akan hal itu. Jauh dilubuk hatinya dia tahu. Meski kadang Thatiana masih berusaha untuk mengkhawatirkan org lain. Dan mengharapkan mereka membalas dengan cara yang sama. Meski itu terdengar picik, karena kebaikan yang mengharapkan balasan. Namun, bukankah semua manusia memanh picik seperti itu. Thatiana sadar itu hanya akan kembali membuatnya terluka hingga Thatiana memutuskan untuk membatasi dirinya.
Masa lalunya membuatnya sadar mempercayai manusia hanya akan membuatmu terluka. Thatiana tidak pernah benar-benar mempercayai seseorang dan membiarkan seseorang masuk dalam hidupnya. Karena, Thatiana tahu akan betapa hancurnya dirinya jika ditinggalkan.Bahkan keluarganya tak pernah benar2
bisa mendekatinya setelah kejadian itu. Thatiana tidak akan pernah lagi membiarkan siapapun membuatnya terluka lagi.
Thatina duduk memandangi layar besar di cgv.. Memperhatilan dengan seksama filem apa yang sedang di iklankan.
Tiba2 di kagetkan dengan bunyi hpnya.
Melirik hp dan menghelah napas. M
enjawab telpon ibu nya selalu menjadi beban berat buat Thatiana setelaj kejadian itu. Dia merasa bersalah setiap mendengar nada khawatir ibu nya.
"Asalamamualaikum, dek apa kamu baik-baik saja. Kenapa telpon ibu tidak di angkat ?"
"Walaikumsalam, maaf bu tadi Tha lagi di kelas."
"Sekarang sudah pulang ?."
"Sudah bu."
"Sudah makan ?"
"Sudah bu. Bu sudah dulu ya. Tha capek mau istirahat."
Terdengar suara helaan napas di seberang telpon
KAMU SEDANG MEMBACA
The World of Thatiana
RomanceTemui Thatiana Larasati mahasiswa pascasarjana yang bermimpi pergi ke korea untuk oprasi plastik dan sedot lemak. usianya boleh 25 tahun tapi baginya, jiwanya masih 17. Mahasiswa yang tergila-gila dengan drama korea dan novel roman. Jago memasak kar...