3. Minggu Malam

71 16 4
                                    

Hai gadis berambut panjang, terimakasih karena telah membuktikan kepadaku bahwa cinta pandangan pertama benar adanya.

-ANTASENA-

☁️☁️☁️☁️☁️



Malam ini Sena akan pergi ke salah satu mall yang berada di daerah bogor, dia kesana hanya untuk sekedar menghilangkan rasa bosannya, orang tua nya sedang ke luar negeri untuk menyelesaikan pekerjaannya, sedangkan adiknya sedang berlibur ke rumah nenek nya yang berada di bandung.

Dengan menggunakan vespa gts super kesayangannya, ia berangkat menuju mall. Sebenarnya Sena baru seminggu tinggal di Bogor, tapi ia sudah hafal semua rute jalan di Bogor, karena hampir setiap liburan sekolah, ia selalu berlibur ke Bogor untuk mengunjungi tantenya.

Sebelum pindah ke Bogor, Sena dan keluarganya tinggal di Bandung, dan rumahnya tidak jauh dari rumah nenek nya. Mereka memutuskan pindah ke Bogor karena salah satu perusahaan papah nya yang berada di daerah bogor sedang ada di ambang kehancuran, maka dari itu papah nya memutuskan untuk pindah ke Bogor dan fokus untuk mengembalikan perusahaan itu ke keadaan semula.

Saat sedang berada di perjalanan menuju ke mall, Sena melihat seorang gadis di sebuah halte sedang di ganggu oleh 3 orang anak pang. Sena yang melihat itu memutuskan untuk berhenti dan menaruh vespa nya di pinggir jalan, tanpa basa basi, sena langsung memukul wajah salah satu anak pang itu.

Melihat temannya di pukul oleh Sena, anak pang yang satu lagi tidak terima dan langsung mendaratkan pukulannya tepat di sudut bibir sena, dan menimbul sedikit bercak darah akibat pukulan itu. Gadis yang di tolong Sena pun hanya meyaksikan kejadian itu dengan keadaan ketakutan, sesekali gadis itu menutup matanya ketika Sena sedang menonjok para anak pang itu.

Tidak ada yang menolong Sena, semua yang berlalu lalang hanya menyaksikan pertunjukkan itu, entah apa alesan mereka yang tidak ingin menolong sena, mungkin mereka tidak mau ikut campur karena takut masalah ini berlanjut ke jalur hukum.

Setelah beberapa kali Sena malayangkan pukulan demi pukulan ke tiga anak pang itu, akhirnya mereka menyerah dan langsung lari terbirit birit karena takut kepada Sena.

"Kamu gapapa?" Sena langsung menghampiri gadis itu dan bertanya tentang keadaannya.

"Gapapa, makasih ya." Ucap gadis itu yang sekarang wajah nya terlihat berkeringat.

"Iya sama sama, lain kali kalo malem malem gini jangan jalan sendirian, malah lebih bagus ga usah keluar, gabaik juga kan cewe keluar rumah malem malem." Sena menatap gadis itu sambil memegang lukanya akibat pukulan dari anak pang tadi.

"Iya, euumm itu sudut bibir kamu luka, biar aku bersihin dulu ya darah nya." Ucap gadis itu sambil mengeluarkan sebotol air mineral dan sebuah sapu tangan. Dibasahi lah sapu tangan itu dengan air mineral yang tadi ia keluarkan, dengan hati hati gadis itu membersihkan luka Sena.

"Maaf ya, gara gara nolong aku, kamu jadi kaya gini." Ucap gadis itu sambil tetap fokus membersihkan luka Sena.

"Gapapa, lagian kan niat aku juga nolong kamu, ga mungkin aku diem aja ngeliat cewe lagi di godain sama orang orang kurang ajar kayak mereka." Ucap  Sena yang kini sedang menatap gadis itu.

'Cantik juga' batin sena.

"Udah selesai, nanti di rumah tinggal dikasih obat merah ya, sekali lagi makasih." Gadis itu tersenyum, dan segera memasukan sapu tangannya ke dalam tas.

ANTASENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang