Racun Legal

56 11 0
                                    

Lelaki itu menangis menatap foto para sahabatnya yang terpajang di meja. Terlihat di foto itu mereka begitu bahagia. Seolah tak ada satu masalah pun yang mampu menahan kebersamaan mereka. Terbukti persahabatan yang mereka jalin sejak masih putih biru mampu bertahan hingga kepala dua kini. Bukan waktu yang singkat untuk mengukir suka duka bersama. Namun kini mereka semua terpaksa pergi meninggalkannya. Setelah penyakit yang ia derita menghancurkan mimpinya. Ia terkena kanker Larynx, jenis kanker yang menyerang pita suara. Awalnya ia tak menyadari kalau sakit tenggorokan dan batuk yang di deritanya adalah tanda awal kemunculan malapetaka itu. Padahal di saat yang sama. Band yang mereka rintis sejak belia mulai memetik buahnya. Seorang produser rekaman mengontrak mereka untuk 3 album sekaligus. Kabar yang amat menggembirakan untuk mereka semua. Namun sedetik kemudian terasa buruk. Setelah selesai penampilan terakhir mereka di atas panggung. Mendadak sang vokalis kehilangan suaranya keesokan paginya. Sebenarnya ia sudah merasakan tanda tak enak sebelum konser. Tepatnya sejak sebulan terakhir. Namun ia tetap memaksakan dengan bantuan suara dua dari sang gitaris yang biasa merangkap sebagai backing vokal.

Tak ada yang lebih menyedihkan dari melihat puing-puing mimpi yang runtuh oleh vonis dokter. Rokok, racun yang setiap menit di investasikan ke dalam dirinya. Mengendap dalam aliran darah yang terhirup oleh paru-paru dan di pompa oleh jantungnya untuk menyebarkan racun itu ke seluruh tubuh. Sedikit demi sedikit menyerang pertahanan tubuhnya. Dan saat menyadarinya, itu semua sudah terlambat.

Begitu pongahnya ia kala itu. Yang selalu menyepelekan semua peringatan bahaya rokok yang di perjuangkan oleh para aktivis di jalanan maupun di tv. Atau tatkala Ibundanya mengingatkan untuk berhenti merokok. Ia malah balik memarahi. Ia pun rela memutuskan hubungannya dengan sang kekasih yang tak bisa mentolerir kebiasannya itu. Padahal seharusnya kepada merekalah ia harus berterima kasih. Karena mereka mencoba menyelamatkan kehidupannya. Bahkan di saat sang pemilik tubuh itu tak memperdulikan kesehatan dirinya sendiri.

Kini tanpanya. Band itu tetap berjalan. Meski dengan vokalis baru. Menyanyikan lagu-lagu yang dulu mereka ciptakan bersama. Hatinya begitu hancur melihat video klip band tersebut di putar di semua stasiun tv. Lagu itu meledak di pasaran. Namun bukan lagi ia yang menyanyikan. Mimpinya telah berakhir di tangan sepuntung rokok. Satu-satunya racun yang masih bebas berkeliaran di negeri ini.

∆∆∆

Nggak bermaksud menggurui siapapun. Hanya memberikan sedikit gambaran tentang bahaya rokok yang mungkin sudah seringkali kalian dengar.

Buat para cewek. Bilang ini ke pasangan kalian : Kalo jaga badan sendiri aja gak bisa, gimana kamu mau jagain masa depan kita wkwkwk..

Lagi-lagi cuma mengingatkan kalau ini hanyalah curahan hati semata. Dari seorang yang masih memperjuangkan haknya untuk menghirup udara bersih tanpa asap rokok.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 08, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ceritaku Untuk DuniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang