Chapter 1

3.8K 151 9
                                    

Hello guys...

ini karya pertamaku. Semoga aja readers suka sama karyaku ini.
امين....

oke kita ke cerita nya...


KSATRIA

Cahaya biru memecah langit malam,menjatuhkan diri ke pemungkiman penduduk bak bintang jatuh.

Cahaya itu jatuh tepat di salah satu rumah yang ditinggali oleh sepasang suami istri, yang menantikan seorang anak lahir dengan selamat.

Seorang anak perempuan lahir dengan manik biru yang dimilikinya ,begitu molek.

"Naisha??." Tanya wanita yang kini menggendong seorang anak.

"nama yang indah." Lanjutnya sambil mengecup putri tercintanya.

***

Ada seorang anak yang selalu bersama sang putri. Namanya Arya dia anak seorang tabib.

Ayah si arya selalu mengajarkan anaknya tentang pengobatan tidak untuk pertarungan. Sang puti itu bernama Qirani ia seorang putri yang lumayan jahil dan nakal.

ketika bermain ditaman ,

duuukkkk

"awwwww....",teriak sang putri kesakitan.

Sang putri terjatuh karena berlari-lari dengan Arya teman terbaiknya.

Dengan segera arya mencari dedaunan untuk pengobatan sang putri. Kemudian setelah Arya menemukan dedaunan ia langsung meremas-remas daun itu dan memberikan ke luka sang putri.

"Putri, tak apa kan?",tanya Arya.

"yah,seperti yang kau lihat." menatap kakinya yang terluka.

"apa saya harus memanggil tabib untuk putri?."tanyanya dengan nada khawatir.

Namun sang putri tak menjawab, ia sibuk mengutik-utik dan meniupi lukanya itu.

"kalau putri kesakitan saya akan panggilkan tabib."ujar Arya sambil berdiri.

Belum selangkah ia berjalan,pergelangan tangan Arya sudah digenggam oleh sang putri. Seketika manik mata merah padam milik Arya menatap sang putri.

"apakah kau mau aku diceramahi oleh Ayahanda ku?."ucap Qirani dengan nada tinggi.

"tentu tidak putri." ucap Arya merasa bersalah.

"sudahlah,jangan khawatir. Ini Cuma luka kecil kok. Kalu Ayahandaku tau bakal ngomel sana sini. Dia terlalu berlebihan padaku,kalu seperti ini terus aku akan manja padanya. Tapi aku gag suka anak manja,seperti terlihat lemah saja. Aku sebenarnya tak suka terkurung terus di istana,seperti kuda yang dikurung di dalam kandang yang menyebalkan.......bla...bla...bla."cicit sang putri sambil memonyongkan mulut mungilnya.

Arya yang mendengar perkataan yang panjang itu terkekeh menahan tawanya.

"kalu mau tertawa, tertawa saja. Jangan di sembunyikan, kalu tertawa cepat keluarkan saja lewat mulutmu ,sebelum keluar dari pantatmu itu."ucap sang putri dengan wajah merah padam.

"maaf putri hamba tak bermaksud se-"

"sudahlah,tak apa. Aku senang walaupun aku dikurung dikandang kayak gini,tapi masih ada teman yang baik sepertimu di sampingku."potong sang putri sambil tersenyum manis.

Arya yang melihat pemandangan indah dari wajah sang putri berlukis senyum,namun langsung menundukkan kepalanya.

Sang putri pun berdiri dari duduknya, membuat Arya terkaget dan langsung ikut berdiri.

"apakah putri tak apa?apakah putri bisa berjalan?apa aku harus menggendong putri atau menyeret putri?."tanya Arya tanpa jeda.

"huh,kau ini. Tentu saja aku bisa berjalan,aku tidak patah tulang. Dan iya,kalu kau berani menyeretku akan aku sentil dahimu."ucap sang putri menunjukkan ibu jari dan jari tengah terlipat.

"ihhh...gaunku terlalu panjang,aku sulit sekali bergerak."imbuhnya sambil mengibas-ibaskan gaunnya." Dan kenapa juga batu itu tumbuh disini"ucapnya sambil cemberut.

Arya terkekeh mendengar kata yang dilontarkan sang putri.

"tuan putri, sebenarnya ingin menyalahkan gaun putri atau batu itu. Setahuku batu tidak tumbuh,deh!dan saya kira tuan putri yang salah karena berlari-larian." Ucap Arya menjelaskan.

"hei..jadi kau berpikir kalu aku kini bodoh. Karena aku mengatakan batu itu tumbuh,hah?." Dengan kedua tangan Qirani di samping pinggang sambil menajamkan matanya.

"mungkin."jawab Arya singkat sembari mengangkat bahunya keatas.

Qirani POV**

Ketika aku berjalan bersama Arya,aku dan Arya melihat anak laki-laki seumuran dengan ku dan Arya berlatih pedang dan alat pertarungan lainnya. Arya terus melihat kearah anak-anak itu. Aku tau kalau arya tidak diperbolehkan oleh ayahnya mempelajari tekhnik dalam pertarungan.

"kau tak harus mengerti pertarungan untuk menyakiti lawanmu,tapi kau harus mengertii pengobatan untuk menyembuhkan orang lain disekitarmu."memecah keheningan sambil tersenyum lepas.

Kata itu membuat Arya tersentuh. Dan membuat lengkukan di setiap sudut bibirnya itu. Aku pun beristirahat di bawah pohon yang rindang di taman istana dan diikuti Arya.

Sambil melihat bunga-bunga berguguran dari pohon. Aku yang kini berbaring sambil memejamkan mata menikmati hembusan angin yang menyentuh wajahku. Di dampingi Arya yang duduk tenang menikmati keindahan taman.

"tuan putri" ucap Arya memandang lurus ke depan.

"hmmm???."jawabku singkat.

"mmmm-",

"apa Arya? Apa kau lapar,haus,mau buang air kecil,mau aku sentil,aku jewer,atau mau aku tendang?."ucapku bertubi-tubi dan masih memejamkan mataku .

"atau kau mau meninggalkanku?",lanjutku membuat manik merah padamnya nya mengarah padaku.

***

oke guys itu chapter pertama..
Maaf kalu kata dan kalimatnya amburadul yak...

tunggu next my story yah...

salam hangat dari aku...

CHA.....

Ksatria [Paused]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang