Pertemuan

53 8 1
                                    

"Liana! Sampai kapan kamu bakal tidur terus ." Suara itu membuat Liana terbangun dari tidurnya.

Liana sontak kaget saat melihat jam sudah menunjukkan pukul 07.00 pagi. Matanya membulat sempurna, dengan cepat ia melompat dari tempat tidur meraih handuknya di gantungan dan masuk ke kamar mandi.

Suara cipratan air terdengar dari dalam. Liana selesai dengan baju handuk yang masih dipakainya. Liana segera mengambil seragam sekolah dan mengenakannya dengan rambut yang digerai begitu saja.

"Pagi ma! ." Sapa Liana kepada Fellu, mamanya.

"Pagi sayang. " Balas Fellu dengan ciuman tepat di kening putri kesayangannya itu.

"Loh ma, Raffi mana?. " Tanya Liana kebingungan saat melihat adik laki-lakinya itu tidak ada di ruang makan.

"Tadi katanya udah gak sabaran lagi, ntar telat. Mama juga suruh dia duluan tadi, habisnya kamu nya kelamaan sih. Udah tau adik kamu itu gak sabaran sama kayak papa nya. "
Ucap Fellu sambil mengiris bawang di dapur.

"Ha? Raffi udah pergi. Tuh anak ya, gak sabaran amat jadi orang. Yaudah deh ma, Liana berangkat dulu ya ma."
Ucap Liana menyalami telapak tangan Fellu sebelum berangkat ke sekolah.

"Gak sarapan dulu?. "

"Disekolah aja ma, soalnya udah telat ma. Dah ma ."

"Dah sayang. "

Liana beranjak pergi menuju garasi, melihat mobilnya tidak ada di garasi Liana mendengus kesal.
'Tuh anak minta di gorok apa? '
Batin Liana kesal.

Terpaksa Liana harus berjalan kaki ke sekolah. Karena mobilnya juga sudah dibawa Raffi. Butuh waktu selama 20 menit dari rumah ke sekolah dengan berjalan kaki, dan tentunya Liana juga akan terlambat ke sekolah.

Ditambah dengan awan yang sudah mulai mendung, karena dari semalam juga sudah hujan.

Sudah lengkap penderitaannya hari ini.

"Hufft." Liana mendesah kasar, mengucir rambutnya  ke belakang menggunakan karet gelang yang sedari tadi ada di lengannya itu.

Waktu berlalu, 15 menit sudah Liana berjalan. Liana sudah mulai kecapean dan memilih untuk berlutut sebentar sebelum melanjutkan perjalanannya.

Tit! Tit! Tit!
Suara klakson mengejutkan Liana dari belakang. Liana menoleh ke arah mobil jazz berwarna silver itu.

"Hy Liana! Ngapain lo disini?. " Ternyata Angel, sahabatnya yang tadi mengklaksonnya itu.

"Hy ngel, gue mau ke sekolah. Adek gue keburu duluan dan bawa mobil gue, jadinya gue harus jalan kaki deh."

"Oh, mau ikut ama gue?." Tawar Angel.

Dalam hati Liana merasa senang,tapi di sisi lain Liana malah takut merepotkan.

"Gak usah deh, lagian sekolah juga udah deket dari sini. " Tolak Liana dengan halus.

"Beneran nolak nih?. "

"Iya."

"Yaudah deh gue cabut duluan ya, sampai jumpa di sekolah."

"Sip."

Mobil Angel berlalu cepat dan menghilang sempurna di perempatan. Lagi-lagi Liana mendengus pelan, melanjutkan perjalanannya itu.

Rintikan hujan perlahan mulai turun membasahi seragam Liana.
'Kenapa disaat hati ini ingin menangis, kenapa awan ikut menangis juga. Dasar pea lo Liana.' Batin Liana.

"Kenapa gue gak bareng ama Angel aja tadi, duh begok dan pea banget lo Na. " Ucap Liana menepuk jidatnya itu.

Setelah lama berjalan, akhirnya Liana pun tiba di sekolahnya. Dengan cepat Liana melangkahkan kakinya ke gerbang sekolahnya, sebelum sebuah mobil lewat membuat seragam Liana kotor akibat terkena cipratan kubangan air hujan semalam.

I CHOOSE YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang