Liana berjalan pelan memasuki rumahnya, menghempas dirinya di sofa depan tv yang sekarang sedang diduduki juga dengan Raffi, adiknya.
"Lo gak ada latihan Fi?." Tanya Liana.
"Enggak, gue ngambil cuti. " Ucap Raffi seraya memakan cemilannya itu.
"Prett cuti, paleng-paleng lo buat alasan kan supaya gak ikut latihan? Emang banyak alesan lo. " Liana menjitak pelan jidat Raffi.
"Aww, kakak mah gak pernah perhatian ama adeknya. Gue emang izin gak ikut latihan karena gue lagi sakit, lo gak nengok jidat gue di perban, kaki gue lo gak nengok bengkak ma biru begini." Jelas Raffi memperlihatkan sisi lukanya kepada Liana.
Liana hanya mengangkat bahunya.
"Dan satu lagi kak yang luka dari gue, ini ni hati gue kak, masaan lo gak pernah perhatian ama gue kak. Gue sakit secara bathin kak bukan fisik." Ucap nya membuat Liana sekali lagi mendaratkan pukulan di jidatnya.
"Kan dibilangin malah dipukul lagi. Tega lo." Ucap Raffi melanjutkan memakan camilan nya itu.
"Emang kenapa jidat lo diperban jelek amat kayak gini, trus ini kenapa kaki lo bengkak ma biru-biru. " Tanya Liana dengan nada tak percaya.
"Ini tu yang perban mama kak, gue aduin lo ke mama. Lo bilang perbanan mama jelek. Trus jidat ma kaki gue----------. " Raffi menggantungkan kalimatnya.
"Eits lo harus ikrar janji ama gue, lo gak akan marah dan gak akan mukul gue." Ucap Raffi menitikkan jari kelingking nya.
"Dasar bocah. Iya iya, gue janji. " Ucap Liana.
"Emm gue ke--- em gue ketabrak pohon asam pake em--mobil lo kak." Raffi segera mengamankan cemilannya, aba-aba jika Liana mulai menyerangnya.
Liana menundukkan pandangannya dalam-dalam. Menghela napas beberapa kali, seraya meredam amarahnya itu.
"Huhh iya gak apa. Sekarang mobil gue dimana? Gak kenapa-napa kan?. " Liana menghela napasnya mencoba tersenyum semanis mungkin walau kobaran api di hatinya sudah membara.
Raffi mulai nyengir sendiri menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu.
"Em, mobil lo--- em di bengkel. "
Jduarrrrrr
⚡
⚡
⚡
⚡Raffi segera lari kocar kacir mencari tempat persembunyian yang aman, ia tau kalau Liana akan segera meledak.
"RAFFI SINI LO KAMBENG, GUE BELUM SELESAI URUSAN AMA LO. RAFFIIIII!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!."
"EEHH KEMARI LO, LO MINTA DI CINCANG. RAFFI!!!!."
Prang! Bugh! Puk! Gedebak! Gedebuk!
"Oi apaan tu ribut-ribut dibawah?. " Tanya Fellu, mamanya saat mendengar keributan dari bawah.
"RAFFI!!!. " Liana melempar bantal sofa ke arah Raffi, sedangkan Raffi malah lari jingkrak-jingkrak karena kakinya yang sakit.
"Ma! Tolongin Raffi Ma." Jerit Raffi saat melihat Fellu turun dari atas sambil membawa beberapa pakaian.
Fellu hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku Liana dan Raffi yang gak pernah berubah sama sekali.
"Aduhh kak, berenti napa. Kaki gue kejedot sofa, lo gak sayang apa sama gue. " Ucap Raffi meringis kesakitan mengelus kakinya perlahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I CHOOSE YOU
Novela Juvenil[[ Slow Update]] Sukanya mengikuti kegiatan bela diri dan basket daripada mengurus hal-hal membosankan di sekolahnya. Alga Agadhira, lelaki berwajah tampan yang memiliki kepribadian keras dan kasar. Namun, siapa sangka lelaki kasar ini memili...