Part 3

26 18 0
                                    

Budayakan voment dulu sebelum baca!
Maaf ada typo.

____________________________________

Dan berniat kembali kedapur mengambil air, "gue kedapur dulu ya," kataku hendak berdiri, Kevin hanya bergumam.

"HAH!"

"AAAHG!!!!!!!" pekikku.

Amel pov,

Yeah, aku berhasil membuat Bayu kaget sampai membuatnya lari terbirit-birit kearah Kevin.
Bagaimana tidak, sekarang aku berpakaian putih layaknya kuntilanak dan menaburi sedikit eh bukan sedikit, banyak malah bedak tabur di wajahku.

Aku sengaja seperti ini untuk membalas perbuatan bayu tadi, ingatkan apa yang bayu lakukan ke aku hingga aku berteriak menyebut namanya?

Kini ia bersembunyi di belakang Kevin, menutupi wajahnya dengan kaos Kevin. Karena terusik dengan kelakuan Bayu, Kevin melirik ke arahku dan ia pun sama halnya dengan Bayu saat melihatku, ia histeris.

Aku tertawa memegang perut melihat ekpresi wajah mereka berdua, sangat lucu.

"Hahaha, ini gue amel" kataku menyadarkan mereka. Tatapan membunuh dari mereka mulai terlihat, wajah kesal telah terpampang begitu jelas.

"O-oh! Ups!!" langkah kakiku perlahan mundur bersiap untuk lari, karena Kedua pria ini ralat sahabatku seperti ingin menerkamku hidup-hidup. Kevin mengambil bantal, kini Bayu telah memegang bolpoin.

Tunggu, bolpoin dan bantal? Untuk apa coba kedua bocah itu mengambil benda itu? Kan kaga sakit, eh tapi dikit, kalau kena bolpoin.

"Amel, lo udah buat gue dan Kevin kaget setengah mati, jadi lo harus nerima akibatnya jika gue udah ngedapatin elo dan buat perhitungan untuk lo!" kata Bayu dengan nada mengancam, dengan Kevin seperti mengangguk setuju.

Oh dasar, mereka mau melawan seorang wanita anggun nan cantik ini? Apa mereka sudah gila? Kan gue cuma becanda, malah gini kan jadinya. Batinku.

"Ih dasar banci loe berdua, masa digituin aja takut! Dan sekarang elo berdua mau ngehajar gue? Ish-ish, malu woy!" kataku meremehkan masih melangkah kebelakang.

"Lo berdua becanda kan?" tanyaku lagi meyakinkan.

Namun wajah mereka semakin merah padam mendengar ucapanku. Tanpa pikir panjang, aku langsung melangkahkan kaki secepat mungkin, lari. Mereka berdua pun lantas mengejarku dengan benda konyol itu sambil menyebut namaku dengan keras.

"AMEL!!!!!!"

                           ***
Kevin pov

"Seriusan lo?" tanya Kayrlan setelah menyimpan susu coklatnya diatas meja. Aku mengangguk mengiyakan. Sontak ia langsung tertawa, heran apa yang lucu aku menimpuknya dengan bantal sofa. Bisa-bisanya ia menertawai seorang wanita seperti itu.

"Woles bro!" ucapnya."Gue cuma becanda," lanjutnya.

Aku pun berdecak kesal memutar bola mata tak suka melihat Kayrlan, lalu aku mengambil smartphone untuk menelpon Bayu.

Setelah membuka password, aku meng-klik kontak dan mengkursor kebawah mencari nama Bayu.

Eh belum sempat nelpon si Bayu, si curut alias si Amel nelpon. Jadi aku angkat dulu panggilan dari si curut, baru lanjutin yang sempat tertunda.

"Ya, hal-"

"VIN! TOLOONNG!!-" teriaknya diseberang sana memotong ucapanku meminta tolong.

"Halo? Mel? Halo?" namun sayang, panggilan Amel terputus.

Kayrlan yang berniat meminum susu coklatnya terhenti olehku yang menyebut nama Amel dengan nada khawatir.

Sekarang aku sangat panik, Kayrlan pun sama halnya denganku. Entah apa yang kini terjadi pada Amel sehingga ia meminta tolong?

Tanpa pikir panjang aku langsung mengambil jaket dan kunci motor kak Kayrlan. Dan berjalan keluar rumah menuju parkiran dengan tergesa-gesa.

____________________________________

Maaf telat update, tapi kali ini aku langsung update 2 part.

Dan aku mau ngucapin selamat menunaikan ibadah puasa.

Salam hangat😙😙😙 para readers,

Jangan lupa voment ya.
  
    👇.           👇.

Certainty Not PointedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang