08. Kemarahan Marcus

175K 10.6K 43
                                        

Saat Anne sudah sampai rumah, dengan cepat ia lari terbirit-birit karena melihat mobil Marcus sudah ada di parkiran halaman rumah. Anne masuk ke dalam rumah, melihat keadaan lampu rumah mati.
Anne menutup pintu pelan dan berjalan masuk dengan langkah hati-hati.

"Dari mana saja kamu?"

DEG

Langkah Anne langsung terhenti saat mendengar suara itu. Bahkan jantungnya sudah berdegup hebat. Lampu rumah seketika menyala. Sontak Anne menoleh ke arah sofa ruang keluarga dan melihat Marcus sedang duduk menatap ke arahnya dengan tangan menilap dan wajah datar.

"Kalau mau main kasih kabar ke Saya,"
Ucap Marcus pelan namun dengan nada tegas.

Anne diam tidak menjawab ucapannya karena menyadari bahwa dia salah karena tidak menghubungi Marcus lebih dahulu. Tetapi disini Marcus juga salah, karena tidak kasih kabar akan pulang lebih awal.

"Aku tidak main, Pak. Aku ada di area kampus," Jawab Anne sambil menekan kata panggilan 'Pak' untuknya.

"Kenapa tidak hubungi saya? Kamu masih punya ponsel, kan? Buat apa jika tidak digunakan?"

Anne terdiam mendengarnya. Tetapi Anne memang ada di area kampus.

"Kamu main sama orang lain, kenapa tidak beritahu saya? Jadi saya tidak capek cari kamu."

Anne masih diam tidak menjawab ucapan Marcus.

"Celana kamu kemana?"

Glek!

Anne menelan ludah saat baru sadar sama celana yang dia pakai. Marcus menatap Anne dari atas sampai bawah. Jacket yang Anne bawa tadi, ia lebarkan di depannya sampai menutup seluruh pahanya. Marcus langsung berdiri dari duduknya dan mendekat ke arah Anne.

"Ganti celana kamu sekarang!"

Sekali lagi Anne menelan ludahnya dengan susah payah. Baru kali ini Marcus marah sampai urat-uratnya tampak begini. Tak lama, Marcus masuk ke dalam kamar dengan cepat juga Anne mengikutinya dari belakang. Marcus membuka lemari pakaian mereka, lalu mengambil semua celana pendek Anne yang sudah tersusun rapi. Setelah itu Marcus memasukan celana itu ke dalam dus di dekat lemari. Anne terdiam melihatnya.

"Buang celana itu semua atau kasih celana pendek kamu, dari pada saya bakar sekarang juga!"

Marcus menatap Anne dengan wajah dingin. Anne sampai tidak bisa berkata apa-apa.

"Saya tidak suka melihat kamu pakai celana kurang bahan seperti itu lagi. Saat sama Saya atau saat sama orang lain." Ucap Marcus menatap Anne tajam. Seketika Anne menundukkan kepalanya.

"Saya tidak akan melarang kamu dekat dengan siapapun. Asalkan kamu tidak memakai celana kurang bahan itu."

Kemudian Marcus keluar kamar dan Anne langsung duduk di lantai. Isakannya mulai keluar. Untuk pertama kalinya, ada orang yang memarahi Anne habis-habisan seperti ini.

*
*
*


Dua hari ini Anne tidak masuk kuliah karena sakit. Memang kepala Anne sakit sekali seharian ini akibat terus-terusan menangis. Dan selama dua hari ini juga Marcus tidak tidur di kamar, yang ia tau Marcus tidur di ruang kerjanya. Anne akan keluar kamar saat Marcus sudah pergi ke kampus. Lalu Anne akan makan, cuci baju, cuci piring, dan membereskan rumah. Setelah itu, Anne mengurung diri lagi di kamar sampai keesokan paginya.

Anne duduk menonton drama dengan keripik di pangkuannya. Tiba-tiba pintu diketuk beberapa kali. Terpaksa Anne bangun dan membukanya.

"RROOSSEEANNNEEE!!!"

Dosen Kutub - [ SUDAH TERBIT ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang