chapter 8 : mimpi buruk

41 4 0
                                    

"Vanessa!"

Aku sontak bangun, kaget karna panggilan kelly. Aku mengedarkan pandangan, bersyukur aku di bis. Dan tadi hanya mimpi.

Bukan hanya mimpi, tapi mimpi buruk!

"Kamu tuh, aku bangunin susah banget. Yuk turun, udah pada turun nih. Kita udah sampai" kata kelly, dia menarik tanganku.

Aku yang masih terbengong di tempat, akhirnya bangkit dan mengemasi barangku. Lalu segera turun dari bis, ikut ke barisan murid lain.

"Baiklah anak anak. Semuanya bisa memasang tenda, anak perempuan di ujung sebelah kiri. Anak laki laki di ujung sebelah kanan. Jangan ada yang pergi dari tenda jika sudah jam 9 malam. Di lirang pergi jauh jauh dari tenda tanpa izin. Terimakasih, selamat bercamping" ucap pembina camping. Semua murid mengangguk ngerti, dan segera melakukan aktifitasnya.

Aku dan kelly memilih tempat di antara tenda tenda temanku yang lain. Pepohonan besar menjadi teman di belakang tenda kami. Aku membantu kelly membangun tenda itu, yang lain pun sama.

Tidak butuh waktu lama, tenda kami berdiri tegak. Lalu kami segera masuk, untuk memasang kasur kecil di dalam tenda. Semuanya akhirnya beres, aku keluar dari tenda untuk keliling.

"Eh, vanessa" panggil seorang laki laki. Aku mengenal suara ini.

Aku membalikkan badan, lalu menoleh.

"Oh, jason. Kenapa?" Tanyaku, aku menaikkan alis.

"Jadi gak?"

"Jadi ngapain?"

"Misi rahasia kita"

"Ohhh, jadii lah."

"Di mulai dari mana?"

"Ikut gue son, jangan disini ngomongnya"

Aku dan jason pun pergi. Jason mengekoriku dari belakang. Aku membawanya ke danau, lumayan jauh dari tenda. Aku sudah tahu danau ini dari mimpi, dan ternyata mimpiku memang benar adanya. Tempatnya benar benar sama dengan mimpiku. Ada sebatang pohon yang sudah jatuh di pinggir danau, aku dan jason duduk di batang itu.

Aku menghela napas kecil. "di bis. gue mimpi buruk"

"Mimpi apa?" Tanya jason heran.

"gue mimpi, benar benar seperti asli. gue mengetahui tempat ini dari mimpi. Di mimpi, gue terbangun dari tenda, terus gue mencari kelly. Karna kelly tidak ada di sebelah gue. Hari itu udah malam, gue berjalan sendirian. Lalu gue melewati persis danau ini, akhirnya gue pun menemukan suatu gubuk tua di sekitar sini. Awalnya gue mau masuk, tapi gue memilih untuk mengintip dari celah lobang. Dan dari situ, gue melihat banyak kepala tanpa tubuh tergantung tali di atas. Dan yang bikin gue kaget, pemilik kepala itu adalah, guru, penjaga sekolah, tante reny, dan murid murid sekolah kita." Jelas ku.

"Lo serius?" Jason membulatkan matanya, dia tampak tidak percaya dengan ceritaku.

"Gue ga bohong. Lalu gue melihat ranjang, dan di atas ranjang itu ada winda, ketua kelas kita. Dia terikat disitu, lalu gue melihat seorang perempuan masuk dengan masker hitam menutupi mulutnya. Gue ga tahu itu siapa, karna gue kurang jelas ngeliatnya. Terus, winda di bunuh, tapi orang itu membunuhnya sambil menyiksa winda dengan keji. Itulah mimpi gue." Kataku, aku menundukkan kepala. Masih takut jika mengingat mimpi itu lagi.

"Hmm.. gue rasa, itu masa depan" kata jason tiba tiba.

"Masa depan?"

"Iya, lo itu bagaikan di perlihatkan masa depan"

"Masa sih"

"Sekarang gini aja. Kalau misalnya lo kebangun malem malem, terus ga ada kelly di samping lu. Anggap aja lo lagi peranin  diri lu di mimpi ke dunia nyata. Tapi lu jangan pergi sendirian, lo ketenda cowok aja. Bangunin gue. Biar kita pergi bareng" kata jason, seraya menatap ke arah danau.

"Tapi, kan elo tahu, kalau ga boleh keluar kalau di atas jam 9" ucap aku, jason menaikkan alisnya.

"Asal ga ketahuan, boleh boleh aja kan?" Balas jason, dia tersenyum miring ke arahku.

"Yaudah. Gue mau balik. Terserah kalau lo masih mau disini" aku pun beranjak dari duduk, jason masih diam disana. Aku meninggalkannya.

.

Aku menuju ke kumpulan tenda perempuan, di sana ada yang mengobrol (paling menggosip) . Ada yang memasak Mie. Ada juga yang masih berdiam diri di dalam tenda. Aku menuju tenda ku, di dalam ada kelly yang sedang membaca buku.

"Dari mana aja?" Tanya kelly, ketika aku masuk tenda.

"Keliling sebentar" jawab ku, singkat.

"Oh, kau sudah makan? Kalaau belum, masak gih. Tadi aku sudah masak sendirian. Habisnya aku mau ngajak kamu, tapi kamu nya gatau kemana" kata kelly, tampa mengalihkan pandangannya dari buku.

Aku hanya mengangguk. Lalu mengambil bungkusan mie. Aku malas memasak yang susah, jadi aku memasak mie instant saja. Aku menyalakan kompor fortabel. Lalu mengambil panci dan menaruhnya di atas tumpu api. Aku menaruh air di atas panci, tidak terlalu banyak.

"Masak mie?" Suara itu, pasti hendrick. Nadanya seperti orang bertanya.

"Iya"

"Mau di bantu gak?" Tanya hendrick, aku menoleh. Lalu dia tersenyum ke arahku.

"Boleh" jawabku.

Hendrick pun membantu ku, karna aku tidak enak. Jadi aku memasak mie 2, satu untukku. Satu untuk hendrick. Saat mie sudah matang, kami memakan mie itu di tempat duduk dekat pohon pohon.

"Makasih ya" kataku, aku menyendok mie itu dan memasukannya ke dalam mulutku.

"Buat apa?" Tanya hendrick, dia mengalihkan pandangannya.

"Udah bantuin gue bikin mie" ucapku, aku tersenyum ke arah hendrick.

"Yailah. Santai aja, gue pengen ngeliat lo kaya gini terus" kata hendrick, aku mengerutkan dahi.

"Emang gue kenapa?"

"Gue lebih suka, elo yang senyum dan gak jutek ke gue" kata hendrick, aku hanya tertawa kecil.

"Ada ada aja lo" aku menyenggol lengan hendrick.

"Eh, gue tadi liat lo sama jasonn berduaan. Ngapain sih?" Kata hendrick, dia mendengus kesal.

"Emm.. ada deh" aku tidak mungkin mengasih tahu hendrick tentang rencana kami.

"Lo suka jason ya?" Tanya hendrick tiba tiba.

"Dih, kok bisa mikir gitu?"

"Lo kayanya nyaman aja gitu deket jason. Ya gue fikir lo suka sama dia"

"Pemikiran lo tuh aneh" kataku, sambil memutar bola mata.

Hendrick menyengir kecil. Aku hanya menatapnya dengan tatapan kesal. Mana mungkin aku menyukai jason.

Selesai makan, aku pamit untuk duluan ke tenda pada hendrick. Hendrick mengangguk lalu  aku bangkit, segera meninggalkannya. Aku menyuci mangkok yang tadii aku gunakan. Lalu kembali ke dalam tenda.

"Van, kita harus cari air. Tadi anak anak lain, udah pada nyari. Kita belum" ucap kelly seraya menutup bukunya.

"Yaudah, ayok cari"

Aku mengambil satu ember, kelly juga sama. Sebenarnya ada rasa khawatir dan takut dalam diriku. Takut kalau ini rencana kelly untuk menjebak ku dalam permainannya. Tapi aku berdoa saja, semoga kelly tidak melakukan itu pada sahabatnya sendiri.

***

Vote, komen.

Follow instagram : @mutiara1210

She A PsychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang