Chapter 9 : Novel

27 4 0
                                    

Aku berjalan mencari air di danau tadi saat aku bersama jason. Aku tidak mengerti, kenapa kelly bisa tahu danau ini? Apa dugaanku benar? Dan di mimpi itu, jangan jangan dia. Tapi aku harus cari tahu lebih jauh lagi.

"Kamu suka cerita genre apa van?" Kata kelly, seraya mengambil air di danau dengan ember.

"Romance, hehe" jawabku, sambil menyengir kecil.

"Ohh, gak suka thriller?"

Deg.

"Ng-ngga. Emang kamu suka genre apa?" Aku pun berbalik tanya.

"Thriller."

Dua kali. Deg.

"Kok bisa suka?" Kataku, aku mulai merasa takut membicarakan ini.

"Ya suka aja, seru gitu nontonnya" jawabnya, wajahnya sangat santai. Sementara wajah ku mulai di basahi keringat dingin.

Selesai mengambil air, aku dan kelly berjalan kembali ke tenda. Di perjalanan, aku terus berfikir dan merasa yakin akan dugaan ku. Kelly pecinta thriller, kelly yang membawa pisau dan menyukai angka 6. Kurang apa lagi buktinya? Tapi entah mengapa, aku merasa tak yakin kalau kelly pelakunya. Jelas jelas dia orang yang baik.

Saat aku berjalan, aku di tabrak seseorang dari arah depan dengan cukup kencang. Ember yang aku isi air sampai tumpah ke mana mana.

"Duhh, maaf deh ga sengaja" ternyata claudya. Dia tersenyum riang ke arah ku.

"Yahh air nya jadi jatoh. Maafin temen gue yaa" kali ini yang berkata adalah carren, teman claudya.

"kenapa gue yang harus minta maaf? Salah sendiri. Lagian gatel sih sama hendrick" kata claudya, dia menajamkan matanya.

Aku hanya diam, dalam hati sebenarnya aku sangat kesal. Ingin sekali aku menampar muka mereka sampai bonyok. Atau menyeburkan mereka ke selokan, tapi aku tak setega itu.

"Eh, maksud lu apa? Vanessa ga mungkin gatel sama hendrick. Hendrick nya aja yang deketin vanessa" kata kelly, dia memajukan langkahnya. Sekarang dia di depanku.

"Oh gitu? Terus, gue perduli? Mau siapapun yang ngedeketin duluan, gue gasuka. Lo tau kan kalau gue udah gasuka, lo bakal keluar dari sekolah bareng sama vanessa" cibir claudya, aku membulatkan mata. Keluar dari sekolah? Itu bencana yang sangat besar.

"Udah udah kelly. Maaf ya claudya, aku janji, ga bakal deket hendrick" ucapku, aku melerai mereka yang mulai ribut lagi.

"Bagus deh. Inget ya, gue ga akan segan segan bilang papa gue buat ngeluarin lo. Dan gue juga ga akan segan segan bikin lo malu lagi untuk kedua kalinya." Claudya pun pergi bersama kedua temannya.

Aku kembali ke tenda dengan kelly. Kelly mungkin masih kesal, dia membelaku tadi.

-oO0Oo-

Malamnya, semua murid berkumpul di tengah api unggun. Untuk sekedar bernyanyi bersama. Aku duduk di barisan lumayan belakang dengan kelly. Kami mendengar semua nyanyian yang di lontarkan anak anak, rata rata adalah dangdut. Dan itu membuat gelak tawa menggelegar.

"Abang pilih yang mana~~ perawan atau jandaa~~" nyanyian dari salah satu pecinta dangdut satu sekolah, fero.

Kalian tahu fero? Temannya hendrick dan jason. Mereka bertiga selalu bersama kemanapun, kaya anak kembar.

"Ayok, request lagi, sawerannya yak" kata fero, semua anak tertawa geli. Aku tersenyum kecil melihat kelakuan anak itu.

"Aku tak minta oleh oleh~~"

She A PsychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang