Chapter 13

26 2 0
                                    

Ada thrillernya di bawah:v
Vote dulu, sebelum baca!:)

---

Aku pulang ke rumah. Tetap sama. Kesunyian yang kurasakan, ingin rasanya aku meminta untuk mengulang waktu, aku merindukan sesosok keluargaku. Aku rindu orang tua ku yang telah tega di bunuh seseorang, aku juga rindu terhadap saudara kembarku yang entah hilang kemana. Bahkan, aku lupa akan sesosok bentuk saudara kembarku, sudah seperti apakah wajahnya? Aku yakin dia pasti sangat cantik.

Aku merebahkan diri di kasur. Lalu memejamkan mata sebentar. Kemudian aku menghela napas panjang, kubuka lagi mataku. Ah! Aku jadi ingat tentang murid baru yang sudah hitz di sekolah ku itu. Mereka berdua menyebalkan, bahkan, kelly tidak menelepon atau menanyakan, kenapa aku bolos jam pelajaran. Pasti alasan kelly tidak bertanya, KARNA DIA SIBUK MEMPERHATIKKAN MURID BARU ITU.

"Aaaaaakkkkkk...."














Teriakan siapa itu?

Aku bangkit. Dengan cepat, aku keluar kamar. Suara itu terdengar dari samping rumahku. Aku melangkahkan kaki dengan cepat menuju tetangga ku. Aku memasuki pagar, lalu mengetuk pintu.

Sunyi. Tidak ada jawaban.

Kuulangi lagi mengetuk pintu itu. Tetap sama. Tidak ada jawaban. Aku semakin panik, lalu aku membuka knop pintu. Tapi terkunci. Tanpa berfikir panjang aku mendobrak pintu itu.

Brak!

Pintu itu terbuka. Aku memasuki rumah tetanggaku. Darah terlihat di mana mana. Aku memasuki ruangan ruangan, dan sesampainya aku di ruang kamar lantai atas. Aku terkejut.

Mayat!

Mayat!

Ku ulang. MAYAT!

Itu mayat anak tetanggaku, dia tergeletak di lantai. Sekujur tubuhnya banyak luka sayatan. Sebelah mata tertusuk pisau. Sebelah kupingnya juga hilang. Aku menatap nya dengan ngeri. Seluruh tubuhku membeku. Aku menahan jeritan.

Aku tersungkur ke lantai, kedua lututku bersentuhan dengan lantai. Aku masih menatap mayat di depanku. Aku menutup mulutku agar tidak menjerit. Lalu aku bangkit lagi, dengan panik aku berlari keluar rumah. Aku kembali ke rumah, mengunci pintu, menutup tirai, sehingga tak ada celah sedikit pun.

Aku melakukan ini karna aku sangat takut, takut pembunuh itu melihatku bahkan ingin membunuh ku juga.

--OOO--

Dua jam, sebelum kejadian.

"Bagaimana usulku?" Ucap freink pada jessica di depannya.

"Hm." Jessica berdehem, sebenarnya jessica ingin menolak usul freink.

"O, hayolah jes. Dengan rencanaku, kita akan bisa beraksi tampa penghalang. Saudaramu harus lah musnah!" Teguh freink, dia menaikkan nada suaranya.

"Terserah."

"Baiklah, mari kita coba." Kata freink, dia menyugingkan senyum menyeringai.

Satu jam sebelum kejadian.

Freink dan jessica sudah sampai di depan rumah seseorang. Rumah itu tepat bersebelahan dengan rumah vanessa. Mereka keluar dari mobil dan berjalan masuk dalam rumah. Mereka berdua berpencar ke dua ruangan. Freink menuju ke ruangan CCTV. Sedangkan jessica mencari letak anak perempuan dari pemilik rumah itu.

She A PsychopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang