Part 3

49 5 4
                                    

     

      "Aku nggak mau Arsen!"tegas Melody.

     "Asal lo tau ya, gue udah punya cewek lain, ok, jadi jangan ganggu gue lagi," ucap Arsen dengan nada marah.

   "Siapa cewek kamu, kenalin ke aku, aku ingin tau seberapa cantiknya dia dengan aku, sampai kamu harus memilihnya menjadi pacarmu," ucap Melody dengan tenang.

    "Lo nggak perlu tau cewek gue, yang jelas dia lebih cantik, baik, perhatian, dan nggak suka bikin masalah ke orang lain,"sinisnya sambil menunjuk ke arah Melody.

    "Tapi aku nggak percaya, pasti lebih cantik aku daripada pacarmu," dengan sangat pedenya.

    "Hahahah, lo itu sakit ya?" sambil memegang dahi Melody.

    "Nggak panas kok,"dengan senyuman mengejek.

     "Aku emang nggak sakit, tapi hatiku yang sakit," rengek Melody.

     "Oh ya, tapi gue nggak peduli, mau lo sakit terus patah tulang sampe jungkir-balik pun gue nggak akan pernah peduli ke lo,"tatapan Arsen sangat tajam ke arah Melody.

     "Kalo gitu, mana pacar kamu, oh aku tau, kamu pasti malu kan punya pacar jelek,"dengan senyuman mengejek.

     "Hah, dia ada kok,"ucapnya terbata.

    "Terus mana?" sambil memerhatikan gerak-gerik Arsen yang sedang berpikir keras.

    "Hmm, ini, ya ini dia pacar gue,"kata Arsen yang sudah memegang lengan seorang cewek.

     Ya, dilihat dari penampilannya dia agak sedikit gemuk, tapi wajahnya manis sih, terus rambutnya pendek sebahu, memakai baju putih dan rok hitam pendek seperti seorang pelayan. Ya, dia pasti pelayan masak di pesta ulang tahun Arsen.

    "Hahaha, nggak salah pilih, Sen," sambil tertawa terpingkal-pingkal karena melihat tingkah laku  perempuan itu.

     "Eh, stop ya, nggak usah ngetawain cewek gue, dia itu pemalu, awas ajah nanti pipinya merah terus tiba-tiba merona, lo yang tanggung jawab," ucap Arsen dengan kesal.

     Lucu, itulah yang muncul di benak Melody saat melihat perempuan itu lewat sambil membawa mangkuk berisi makanan, apalagi saat Arsen mendekatinya dan memegangi lengan perempuan itu, perempuan itu sangat terlihat bingung, seperti anak kecil yang nggak tau arah jalan pulang. Hahaha😂

 
     "Kamu itu udah nggak waras ya, jelas-jelas dia ini pelayan di rumahmu," sambil tertawa.

     "Dia ini bukan pelayan biasa, tapi pelayan yang luar biasa, lihat dia cantik, anggun, baik, dan pasti pinter masak, hahaha, lo emang cantik tapi sayang nggak bisa masak, nanti kalo gue nikah sama lo, terus gue kelaperan, ntar gue mati muda gimana, lo mau tanggung jawab," dengan nada mengejek yang membuat Melody tersinggung.

    "Yaudah kalo mau mati, mati aja, nggak usah nyinyir segala,"ucap Melody sambil menundukkan kepalanya.

  
     "Hah, lo nyumpahin gue mati?" ucapnya kaget.

    Melody terkejut karena suara Arsen sangat berbeda tapi Melody tetap saja menundukkan kepalanya karena merasa malu diejek terus-terusan oleh Arsen.

    "Iya, kamu mati ajah, besok aku nyusul," tanpa merasa bersalah.

     "Apa? Lo ini udah gila ya ngatain orang sembarangan," jawabnya.

     "Iya, aku gila karenamu,"

     "Sana lo ke sakura,"

     "Aku nggak mau, nanti kalo kamu mati, ntar nggak ada yang nemenin kamu, nanti kamu kesepian disana," Melody hanya menunduk saja tidak mau menatap seseorang yang berbicara kepadanya.

     "Eh, kalo ngomong itu nggak usah aneh-aneh, liat gue," tegasnya.

     "Nggak mau, sana pergi, katanya mau mati,"

    Karena Melody tidak mau menatapnya, akhirnya dia memegang dagu Melody supaya menatapnya.

    "Nggak usah pe...,"ucapan Melody terpotong karena melihat pria yang ternyata bukan Arsen.

    "Lo kok lo, Arsen mana? Dia udah mati ya?" mata Melodi mulai berkaca-kaca.

   "Arsen? Dia masih hiduplah, ya kali dia mati, kan mau dijodohin sama lo," ucap pria itu dengan tenang.

   "Lo itu siapa sih, tiba-tiba muncul segala, udah bersikap cuek sama aku tadi, sekarang malah ngedeketi aku, tadi ajah, pas ditanya diem mulu, sekarang malah jadi cerewet kek gini," ucap Melody yang terlihat bingung.

    "Apa untungnya gue ngomong sama cewek resek kayak lo, kalo gue nggak lewat dan ngedengerin lo bicara sama hantu, gue pasti nggak akan nemuin lo, ogak,"sambil mengedikkan bahunya.

    "Kenapa sih semua cowok di dunia ini pada benci sama aku, emang aku pernah buat salah apa ke kamu sampe-sampe kamu benci sama aku?" sambil membendung air matanya supaya tidak tumpah dihadapan pria itu.

     "Oh ya, sejak kapan gue ngomong kalo gue benci sama lo?" sambil bersedekap dada.

    "Entahlah, semua cowok sama aja, pasti lo juga ngerasain yang sama terhadap gue,"

    "Ngerasain apa?" ucapnya bingung.

    "Tau ah gelap," Melody merasa kesal dengan pria itu.

    "Nggak gelap kok, tuh liat banyak lampu,"ucapny

My True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang