Chapter 4

272 23 4
                                    


Dimas POV

Malam ini seperti biasa gue ambil gitar gue terus jalan kebalkon kamar gue, ngliatin suasana malam di komplek perumahan gue. Habis itu gue duduk terus gue mulai metik senar gitar gue dan mulai bernyanyi.

Jreng...

Melihat tawamu
Mendengar senandungmu
Terlihat jelas dimataku
Warna warna indahmu

Menatap langkahmu
Meratapi kisah hidupmu
Terlukis jelas bahwa hatimu
Anugerah terindah yang pernah kumiliki

Sifatmu nan slalu
Redakan ambisi ku
Tepikan khilafku
Dari bunga yang layu

Saat kau disisiku
Kembali dunia ceria
Tegaskan bahwa kamu
Anugerah terindah yang pernah kumiliki...

Setelah gue selesai nyanyi lagu nya sheila on 7 itu, gue masuk ke kamar naruh gitar didekat kasur king size gue trus gue langsung tidur.

Skip~~

Kriiiiiiing......
Jam weker gue bunyi tepat pukul 04.00. Gue bangun, ngerenggangin otot otot sebentar trus langsung mandi, sholat dan bersiap pergi ke sekolah.

Setelah gue udah siap, gue langsung turun ke ruang makan yang disana sudah ada mama sama papa gue.

"Pagi Pa, Ma." sapa Dimas

"Pagi, Dim." jawab mereka berdua

"Papa perhatiin kayak nya kamu udah lama nggak latihan basket ya, Dim?" tanya papa sambil mengangkat sendoknya yang terisi nasi goreng masakan mama.

"Iya pa, belum ada kabar dari kak Dika nih." jawab gue

"Oh gitu." jawab papa

"Ya udah Dimas berangkat duluan ya." Gue berdiri dan nyamperin papa mama gue terus salaman.

"Loh..kamu cuma makan roti aja?" tanya mama

"Iya ma, nanti aja makan dikantin." jawab gue

"Yaudah hati hati ya Dim." jawab mama

"Jangan ngebut ngebut!" sahut papa

"Iya, assalamualaikum." gue jalan keluar rumah

"Waalaikumsalam." jawab mereka berdua

Author POV

Saat jam istirahat, Dimas menceritakan kepada teman temannya kalau Raka akan pulang ke Indonesia.

"Yang bener lo, Dim?" tanya Radit terkejut

"Iya, ngapain juga gue ngibul." jawab Dimas tanpa menoleh dan masih fokus pada layar Hp nya.

"Kapan dia balik ke sini?" tanya Fani

"Gue juga nggak tau kapan pas nya. Tapi katanya sih secepatnya. Udah lah tungguin aja,nggak usah bawel." jawab Dimas

"Wah seru nih, kita ajakin aja dia gabung ke tim basket kita. Dia kan jago juga tuh, pasti tim kita makin kuat." kata Radit sambil berdiri dan mengangkat tangan yang kini terlihat seperti proklamator.

"Lebay lo, udah duduk jangan berisik. Malu maluin aja lo." seru Fani

"Gue mau beli bakso dulu." kata Dimas dan berlalu meninggalkan mereka

"Dim gue nitip jus dong!" sahut Radit

"Ogah, beli sendiri sono! Lo punya kaki kan? Apa mau gue putusin tu kaki?" jawab Dimas

"Yaelah sensi amat pak, lagi PMS ya? Ya udah gue beli sendiri aja." jawab Radit sambil nyengir

Dimas berjalan ke tukang bakso yang lumayan jauh dari tempat duduknya. Memang kantin di SMA Garuda ini cukup luas dan banyak pedagang disana.

"Mang Udin, pesen bakso satu mangkok dong" kata Dimas sopan

"Oh, iya den."

Mang Udin langsung menyiapkan bakso pesanan Dimas.

"Ini den, bakso pesanan nya." kata mang Udin

"Iya mang, makasih ya? Ini uang nya" jawab Dimas sembari menyodorkan uang nya.

"Iya den, sama sama." jawab mang Udin sambil menerima uang yang disodorkan Dimas.

Dimas berlalu meninggalkan gerobak bakso didepannya. Saat berjalan menuju tempat duduknya tiba tiba dari belakang_____

Bruk.. Prang....
Ada seseorang yang menabrak dan membuat bakso Dimas tumpah ke seragan nya, lalu mangkok itu jatuh hingga terpecah belah. Dimas langsung berbalik badan dan dia menemui seorang gading yang tengah terjatuh dan menunduk.

"Eh lo kalau jalan pakek mata dong! Lo punya mata nggak sih?" bentak Dimas pada gadis itu

"Iya iya sorry." jawab gadis itu lalu berdiri dan mendongakkan kepala.

"Elo...!!" tambah gadis itu dengan nada kaget

"Oh ternyata lo lagi, anak baru. Lo nggak bosen apa nabrakin gue mulu. Kemarin di lorong, sekarang disini. Lihat nih! Seragam gue jadi kotor gara gara lo!" jawab Dimas sambil menunjuk seragam nya. Ya, gadis itu adalah Nadin.

"Eh, mending ya gue udah minta maaf. Emang lo nggak inget, lo itu juga punya salah sama gue. Mana minta maaf nya nggak sopan pula." jawab Nadin.

"Loh..itu kan salah lo sendiri. Berdiri dipinggir jalan." jawab Dimas dengan nada yang mulai meninggi.

"Ya suka suka gue lah. Emang itu jalan nenek moyang lo!! Lo aja yang nyetir nggak lihat lihat!" jawab Nadin yang nada bicaranya juga sudah mulai meninggi.

"Lo itu ya, udah nabrak gue, bikin seragam gue kotor, ngatain gue pula. Nggak ada nyesel nyesel nya ya lo? Tanggung jawab gitu kek!!" sekarang Dimas mulai naik darah.

"Teruuus?? Gue harus jungkir balik sambil mohon mohon maaf ke elo gitu? NGGAK SUDI!!!!" jawab Nadin gemas.

"Eh lo itu anak baru belagu amat sih. Lo nggak diajarin sopan santun sama orang tua lo apa?"

"Lo nggak usah bawa bawa orang tua dong. Nggak salah ya? Lo tuh yang nggak sopan, sama cewek pula. Kayak nya mama lo gagal ngajarin sopan santun sama anak nya deh. "

Brak..
"EH LO KOK NYOLOT SIH!!!" jawab Dimas sambil menggebrak meja disampingnya. Dia paling tidak suka jika ada yang mengatakan kurang baik tentang mama nya.

"ELO TUH YANG NYOLOT!!!!" jawab Nadin yang sudah seperti berteriak

Sekarang mereka berdua sudah sama sama naik darah, mungkin sudah sampai ubun ubun dan saling menatap dengan tatapan sinis dan tajam. Sementara suasana disekitar mereka sudah ramai dikerumuni siswa siswi yang ada dikantin.

Ananta yang sedang melewati kantin melihat keramaian yang ada disana lalu dia penasaran dan menuju ke kerumunan itu.

(Ada apaan sih, kok rame banget) batin Ananta

Ananta berusaha masuk kedalam kerumunan itu. Dengan susah payah dia berdesakan dengan siswa lain dan dia terkejut setelah tepat berada di depan dua orang yang saling beradu mulut tersebut ternyata adalah Nadin dan Dimas.

Tbc







Jangan lupa vote nya
Comment juga boleh, menerima kritik dan saran kok

Jangan lupa juga follow akun nya

Makasih



I Won't Stop Loving YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang