Bab 2

27 4 0
                                    

Minggu, pukul 09:30

"Danessa.. Ayo bangun, udah siang nih. Males banget kamu ini"  ibu Danessa yang sedang membangunkan Danessa.

"Hmm? Apaan sih mah? Ini minggu. Hari libur masih ngantuk nih" geram Danessa.

"Walaupun hari Minggu, masak bangunnya jam setengah 10 sih?"

Danessa sontak bangun dan mengambil handphonenya untuk melihat jam dan sudah ada notifikasi pesan & telfon dari Bara "Mama ihh,kenapa ga bangunin aku dari tadi? Aku ada janjian sama Bara sekarang. Gara-gara mama ga bangunin aku jadi telat kan"

Ibunya hanya menggeleng heran kepada Danessa. Padahal ia sudah berbolak-balik naik turun tangga hanya untuk membangunkan Danessa, tapi dia nya saja yang susah bangun.

"yaudah. Sana cepetan mandi, udah di tungguin sama Bara di bawah"
"bilangin Danes masih siap-siap ya mah" ucap Danessa sambil mengacungkan jempolnya.

Ibunya hanya berkejit dan menutup pintu kamar Danessa.
--
"Gimana tante? Danessa nya sudah bangun?" Tanya Bara
"Sudah, tunggu dia ya. Dia itu memang males kalau hari Minggu" kata ibu Danessa sambil tertawa kecil.
"Iya, gak apa tante. Saya pasti menunggunya"

"Bara ini memang anak yang baik ya, pantas saja anakku jatuh cinta padanya." ucap ibu Danessa dalam hati
"hmm, ya sudah kamu tunggu di sini saja ya. Tante mau mandi"
"oh iya tante" sahut Bara sambil mengangguk sopan.
--
Tak lama kemudian orang yang selama ini di tunggunya selama 30 menit sudah datang. Dengan baju kaos polos berwarna putih,celana jeans hitam yang di pakainya menambah kesan pada bentuk kakinya, rambutnya yang tidak di ikat, dan sepatunya yang berwarna  putih. "Sangat cantik" ucap Bara dalam hati.

"Hai sayang, yuk kita berangkat sekarang" ajak Danessa
"Lo? Kita pamitan dulu sayang, gak boleh asal pergi aja" sahut Bara
"Oh iya, aku lupa"
"Mah, mama. Aku berangkat sekarang sama Bara ya" kata Danessa yang membuat seisi rumahnya hanya ada kata-katanya dia saja dan itu cukup membuat telinga jadi sakit mendengarnya.
"Iya hati-hati ya sayang. Jangan pulang malem. Inget!" sahut ibunya dari kamar.
"Iya mah, daa" jawab Danessa
Lalu ia dan Bara menaiki motor, Danessa tidak kelihatan malu bergandengan di motor vespa jadulnya Bara ini. Yang kelihatan di wajahnya adalah perasaan senang.
"Jangan lupa pegangan sayang. Hehe" kata Bara sambil menyengir.
"Iyaa, aku juga bakal pegangan. Gak sabaran banget deh kamu tu" sahut Danessa lalu ia memeluk pinggang Bara. "Ah rasanya aku kayak meluk guling yang gede. Anget banget" lanjut Danessa yang hanya di balas senyuman oleh Bara. Lalu mereka berangkat.
--
Mereka sudah sampai di mall.

Mereka pun berjalan sambil bergandengan tangan. Sangat senang nya mereka menikmati suasana yang ramai ini dan banyak orang yang sedang menatap mereka lalu berbisik. Danessa hanya meliriknya dan tidak memperdulikannya, Danessa sudah tau apa yang mereka bicarakan tentunya tentang Danessa dan Bara.
"Sayang, kesana yuk. Kita beli baju yang bagus" ajak Danessa sambil menarik tangan Bara. Bara terlihat kebingungan dia mengambil dompetnya yang hanya berisi uang 100 ribu. Lalu ia menatap Danessa dan berkata "Sayang, lain kali aja ya. Uang ku gak cukup untuk beliin kamu  baju"
"yaelah kamu ini. Emang aku ada bilang mau di beliin sama kamu? Hm? Justru aku yang beliin kamu Bara" sahut Danessa yang gemas sambil mencubit pipi bakpaonya Bara itu. Bara hanya mengangguk dan mengikuti jalan Danessa yang berada di depannya. Bara bingung kenapa dia setiap pergi dengan Danessa selalu di tatap begitu? "Apa ada yang salah sama aku ya? Sampai mereka ngeliat aku kayak gitu" kata Bara dalam hati namun ia langsung tidak menghiraukan tatapan dari orang-orang lagi.
"Sayang. Kamu ngelamunin apa sih? Bengong gitu. Tar kesambet" ucap kekasihnya yang sedang melihatnya hanya berdiri dan bengong.
"Ah gak ada sayang, kamu mau beli yang mana?" sahut Bara bohong
"Aku mau beliin kamu kemeja. Ok? Aku lagi milihin nih yang cocok sama kamu" lalu mata Danessa jatuh pada kemeja berwarna putih yang letaknya tidak jauh dari tempat dia berdiri. "Bara! Liat ini. Bagus kan? Ini cocok warnanya buat kamu Bar" katanya lalu mengambil kemeja itu dan menyocokkan kemeja itu di tubuh Bara. Bara hanya mengangguk sambil tersenyum.
"Tapi ini ukurannya kecil buat tubuh kamu. Aku cariin yang ukuran nya agak besaran , tunggu ya sayang"
"Eh, liat deh orang yang pacaran itu. Ceweknya cantik,pacarnya kok gendut gitu ya? Ihh" bisik seseorang yang tidak jauh dari Danessa, Danessa langsung menatapnya sinis "Apaan lo liat-liatin gue sama pacar gue kayak gitu? Ha? Lo sirik ya sama gue? Atau lo berdua jomblo? Haha, ga usah gitu kali ngeliatnya, jadi keliatan banget tar jomblonya mbak" sindir Danessa yang membuat Bara jadi kaget mendengarnya.
"eh lo ga usah bilang kayak gitu ya. Kita berdua udah punya pacar bahkan lebih ganteng daripada pacar lo! Lo tuh seharusnya ngaca. Lo cantik, lah dia?" kata salah satu cewek yang menunjuk Bara. Danessa merasa sangat di hina. Dan dia langsung berkata "Napa pacar gue ha? Kalo lo ga takut, ayok berantem ma gue lo sekarang udah ngatain pacar gue. Pacar gue emang gendut. Terus apa urusannya sama lo? Lo tau? Pacar gue baik! Bahkan lebih baik dari siapa pun. Dia punya kasih sayang yang melebihi siapa pun. Ga kaya lo berdua punya pacar yang modalnya cuma ganteng ujung-ujungnya lo di selingkuhin. Mana yang lebih baik?" tantang Danessa yang membuat dua cewek itu menjadi diam dan takut dan langsung pergi meninggalkan Danessa.

Bara hanya menatap pacarnya dan dia berkata "Daness, udah ga usah di urusin ya sayang. Biarin mereka ngomongin aku, asalkan bukan kamu yang di omongin sama mereka. Aku gak mau pacar ku yang cantik ini di omongin sama orang lain" sambil senyum dan mengelus pipi Danessa.
"Tapi aku ga suka kamu di gituin Bar, mereka ga tau diri banget"

"Udah diemin aja, lagian aku ga keberatan di ejek gendut kok sayang. Kan aku emang gendut"

"Bar, jangan ngomong gitu napa? Aku ga suka. Aku tau kamu gendut. Tapi kamu gak usah ngomong gitu di depanku. Tar aku nangis gimana? Mau?" jawab Danessa sambil cemberut yang membuatnya jadi kelihatan lucu.

"Iya sayang, maaf deh"

"Iya gak apa. Nih aku udah dapet ukuran kemeja yang pas buat kamu. Bagus kan" kata Danessa sambil tersenyum.

"Iya bagus sayang, bagus banget. Aku suka"

"Bar, lo tau gak? Ngeliat lo senyum kayak gini gue bahagianya pake banget deh. Walaupun orang-orang ngejek lo. Gue bakal selalu ada buat lo Bar. Gue mau nunjukin ke orang bahwa yang mereka bilang itu salah. Lo baik Bar" kata Danessa dalam hati sambil senyum melihat pacarnya itu.
--
"Ah seneng banget hari ini bisa jalan bareng" kata Danessa yang sudah turun dari motor nya Bara.
"Aku juga seneng banget sayang. Sekarang masuk ke dalem mandi, belajar, abis itu istirahat. Biar besok gak bangun kesiangan. Kamu gak apa kok kalau gak ngabarin aku sekarang. Aku tau kamu capek kita dari pagi sampai sore ngabisin waktu di luar" suruh Bara pada Danessa. Danessa tidak salah memilih orang, orang yang bersamanya sudah 3 tahun ini belum juga berubah. Danessa sangat senang bisa bertemu dengan Bara Andrea yang ia pacari selama ini. Bara selalu perhatian, khawatir, dan tentunya sangat menyayangi Danessa. Bara bahkan tidak pernah melarang Danessa yang pergi bersama teman cowoknya, kalau dia pacaran sama orang lain pastinya di kekang.
"Ya udah, kamu hati-hati di jalan Bar. Sampai rumah inget mandi,makan,abis itu istirahat. Aku juga ga mau kamu jadi terlambat sekolah besok" jawab Danessa. Lalu Bara menghidupkan motornya dan pulang.
--

Jangan lupa vote & comment:)

LOST YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang