Bab 6

14 1 0
                                    

Danessa & Lily menuju ke kantin sekolah, yang pastinya mereka akan makan.

"Ly, lo beli apa?" tanya Danessa kepada Lily yang sedang mencari tempat duduk.

"Gue pesen apa ya? Gue bosen menu makan di kantin yang itu-itu aja. Lo pesen apa emang?"

"Ya seperti biasa gue pesen mie ayam,hihi" jawab Danessa sambil nyengir yang menunjukkan giginya itu.

"Ah lo emang gak pernah bosen ya makan menu yang itu aja. Ya udah deh gue pesen mie ayam juga. Suruh si mbok jangan isiin sayur yang punya gue" suruh Lily sambil menunjuk si mbok dagang mie ayam & bakso di kantin. "Oh iya gue mesen es jeruk minumnya" tambah Lily. Yang di balas anggukan saja oleh Danessa.

"Mbok mie ayam bakso 2 ya. Yang satunya gak pake sayur. Es jeruk 1 es teh 1"

"Yang gak pake sayur punya nya non Lily ya?" tanya si mbok.

"Hehe, sudah pasti lah mbok. Tu anak emang gak suka sayur udah dari rahim ibunya" jawab Danessa.

"Ya sudah duduk saja dulu tunggu pesanannya non cantik"

"Jangan lama-lama ya mbok. Danes udah laper banget" kata Danessa yang sambil memegang perutnya yang sudah lapar itu.

"Yowiss" balasan si Mbok sambil mengacungkan jempolnya. Danessa menuju ke meja makan yang tadi. Ia berpikir, apa mungkin sekarang ya waktu yang tepat buat bilang ke Lily?

"Hmmm, Ly. Gue mau ngomong sesuatu nih" kata Danessa ragu yang jarinya mengetuk-ngetuk meja makan.

"Ngomong apaan? Ngomong aja kali. Tumben lo kalo ngomong ma gue isi minta ijin gitu?" tanya Lily sambil mengerutkan alisnya.

"Ini tentang masalah sekolah gue"

"Hah? Sekolah lo? Emang kenapa? Perasaan gak ada apa-apanya deh di sekolah sekarang"

"Aduhh, yakin gak ya gue bilang sekarang ke Lily?" tanya Danessa dalam hati.

"Woi, cepetan. Kenapa bengong lo?" kata Lily sambil menepuk meja makan yang membuat Danessa kaget.

"Hmm, mmm. Jadi gini Ly... Mmmm"

"Ya elah lo ngomong aja kayak odong-odong lambat banget anjir" kata Lily sambil menopang dagunya. Baru saja Danessa ingin menjawabnya ternyata pesanan mereka sudah datang. Mereka menunda pembicaraan mereka sebentar, lalu mereka mengisi makanannya dengan kecap,saus, dan sambal.
"Silahkan menikmati nona-nona cantik" kata si Mbok.

"Saya gak cantik ya mbok. Jangan bilang Lily cantik. Gak suka" kata Lily bergidik jijik.

"Ya sudah itu terserahnya non Lily saja. Mbok tinggal yo" kata si Mbok lalu meninggalkan mereka berdua.Danessa melanjutkan pembicaraannya lagi.

"Gue bakal pindah sekolah" suara Danessa yang kecil yang membuat Lily menjadi tidak mendengarnya.

"Lo bilang apaan? Gue kagak denger Ness"

"Gue bakal pindah sekolah Ly" jawab Danessa lagi sambil menunduk.

"Jadi beneran kan lo bakal pindah? Pantesan lo nanyak gitu ke gue kemarin. Kenapa lo pindah? Siapa yang mindahin lo? Emang lo sekolah di sini kagak enak? Bingung deh gue sama lo Ness"

"Jadi papa gue yang mindahin. Gue gak tau kenapa gue di pindahin sekolah. Gue aja kaget Ly, tapi plis ya gue minta ke lo biar gak ngomong tentang ini dulu sama Bara. Gue gak mau tar dia jadi kepikiran." kata Danessa sambil meratakan bumbu yang ada pada makanannya.

"Iya gue gak bilang sama Bara. Lo jahat ah, gue duduk sendirian dong? Udah lama gue sahabatan sama lo. Lah lo pindah gini aja"
Lily itu memang sahabat yang baik. Kalo udah lama kenal, dan dia di tinggalin gitu aja dia pasti akan kesal. Sebelum Danessa & Lily berdua saja, mereka berdua juga mempunyai sahabat sebelumnya bernama Nana. Nana juga pindah sekolah namun ke luar negeri karena ayahnya pindah kerja juga atas suruhan bosnya. Saat Nana pindah Lily yang tomboy itu menjadi cengeng selama berhari-hari,dia terus mengatakan bahwa ia kangen sama Nana, pingin ketemu sama Nana pokoknya semua tentang Nana. Dulu Danessa,Lily & Nana selalu bersama kemana saja, selalu curhat bareng,jalan bareng. Namun semenjak pindahnya Nana mereka jadi berdua saja sekarang.

"Gue sih ragu Ly antara gue mau apa gak. Lagian papa gue mendadak gitu bilangnya. Menurut lo gimana? Kapan tepatnya gue bilang sama Bara ya?" tanya Danessa melihat Lily yang sedang cemberut itu, sepertinya ia tidak mood untuk makan sekarang.

"Serah lo Ness, gue jadi sendirian deh sekarang. Lo jahat ama gue, siapa yang gue ajak curhat sekarang kalo gue sedih? Kalo gue ada masalah?"

"Gue bakal selalu dengerin curhat lo Ly, kalo lo mau lo kan bisa sms'an sama gue tiap hari buat curhat ya kan?" kata Danessa sambil mengunyah makanannya.

"Kapan lo bakal pindah?"

"Minggu depan dan pastinya gue udah gak sekolah disini lagi. Buat minggu ini gue butuh waktu berduaan dulu sama Bara, baru gue ngomong sama dia"

"Lo kok santai gitu sih Ness? Lo seneng ya di pindahin sekolah?"

"Bukan gitu. Lo gak tau ya. Gue sedih banget sekarang Ly, ninggalin lo yang udah setia sahabatan sama gue. Ninggalin Bara yang udah lama jadi pacar gue dan satu sekolah dari SMP"

"Ya udah deh, kapan-kapan kita bisa ketemuan bareng kan? Asalkan lo gak lupa sama gue, apalagi sama Bara pacar lo itu. Awas aja ya lo sampe lupa sama gue dan Bara. Gue gak mau sahabatan sama lo lagi. Inget tu!" kata Lily sambil menunjuk wajah Danessa.

"Iyaiya gue gak bakalan lupa kok sama kalian berdua. Kalian segala nya buat gue" kata Danessa lalu mereka melanjutkan makan mereka.
--
"Sayang" panggil Danessa kepada pacarnya. Lalu Bara menoleh.

"Hai sayang" jawab Bara sambil mengecup kening Danessa.

"Uhh, kamu ini emang so sweet banget ya. Main cium aja deh" gemas Danessa yang mencubit pipi nya Bara.

"Hehe, kenapa kamu nyari aku sayang? Ada masalah?"

"Emang kenapa kalo aku nyari kamu? Gak boleh ya? Aku kan pacarmu Bara"

"Boleh sayang" kata Bara sambil mengelus lembut rambut Danessa.

"Hmm, besok malem kita jalan yuk?" ajak Danessa

"Kemana sayang? Tumben kamu ngajakin jalan duluan. Biasanya kan selalu aku yang ngajakin"

"Ya kemana aja boleh, asalkan sama kamu sayang. Aku kangen kita jalan bareng. Hehe"

"Kamu ini kayak anak kecil aja ya, lucu deh" kata Bara sambil mencubit pipi Danessa.

"Ngerayu nih? Dasar Barbara Boboho. Gendut ah, wlek" kata Danessa sambil menjulurkan lidahnya.

"Ya udah besok aku jemput jam 6 sayang. Biar lebih lama kita jalannya"

"Iya sayang, kalo gitu sekarang pulang aja. Inget makan sampe rumah ya sayang. Biar makin besar, hehehe"

"Iya, kamu hati-hati di jalan ya Danes sayang. Inget makan juga sampai rumah. Bara langsung berbalik dan mengambil motornya sedangkan Danessa memasuki mobilnya, Bara mengebel Danessa itu tanda bahwa ia ijin pulang duluan. Danessa hanya melihat Bara yang selama ini sudah setia bersamanya. "Apa aku bakal sanggup ninggalin kamu Bar? Besok adalah waktu yang tepat buat bicarain ini semua ke kamu. Aku harap kamu bisa menerimanya" batin Danessa lalu ia menyalakan mobilnya dan pulang.
--

Yeyy, udah goals sampai part 6!😊
Jngn lupa vote & commentnya ya.

LOST YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang