"Duh kan gue telat, ishh" geram Danessa. Kemarin malam dia susah tidur, dia begadang dan jadinya sekarang telat datang ke sekolah. Tadi pagi ia bangun jam 07:00 sedangkan bel sekolah 07:30. Dia terus memandangi gerbang sekolah nya yang sedari tadi sudah tutup, ia sangat lama menunggu."Pak satpam! Woi bangun dong bukain nih gerbangnya. Jangan di kunci, bantuin Danes biar bisa masuk" suruh Danes kepada satpam yang sedang tidur di pos nya itu. Kalau sampai Danessa pulang, dia pasti akan kena marah, di kasi nasehat dan omongan oleh ibunya. Ibunya tidak mau anaknya itu pulang karena terlambat sekolah apalagi karena masuk BK dan orang tuanya dipanggil. Sangat malu ibunya mempunyai anak secantik dan pintar seperti dia namun sering terlambat datang ke sekolah.
"Maaf dik, kalau sudah terlambat tidak boleh masuk lagi tar gaji bapak di kurangin karena ngijinin siswa yang terlambat masuk ke sekolah" jawab satpam itu.
"Ah, kesel banget deh gue sekolah di sini. Mending belnya itu jam 08:00 kek. Kan gue jadi gak terlambat sekarang"
Lalu mata Danessa melihat seseorang yang memakai seragam sekolah menuju tempat Danessa diam sekarang. "Rasanya gue kenal sama tu anak" batin Danessa sambil menyipitkan matanya mencoba mengenal siapa orang itu. "Lily. Ah? Lily? Lily terlambat juga?! Beruntung gue punya sahabat kayak dia" ucap Danessa dalam hati. Ya kalau dia terlambat barengan sama Lily sahabatnya itu mereka pastinya akan loncat lewat tembok belakang sekolah, mereka saling bantu satu sama lain kalau terlambat. Tak usah heran dengan Lily yang mempunyai nama sepolos itu, ya namanya juga tomboy jadi dia bertingkah laku seperti cowok. Bahkan temennya dia kebanyakan cowok, yang Danessa tau hanya Danessa sahabat cewek yang Lily ajak sampai sekarang."Ness, lo ngapain di sini?"
"Lo nanya gue ngapain? Apa lo pura-pura bodo Ly?"
"Haha lo telat ya? Ck. Ga usah takut ada Lily di sini ye kan?" kata Lily sambil menepuk dadanya.
"Ah sombong banget lu, ayo kita ke belakang keburu satpam bangun tar malah di lapor lagi"
Lalu mereka berjalan menuju ke belakang sekolah. Walaupun banyak sampah dan baunya minta ampun, tapi tujuan mereka itu sama yaitu bisa masuk ke SEKOLAH."Ness, lo aja duluan. Gue bakal bantuin lo"
"Serius Ly? Nanti lo gimana?"
"Lo lupa atau gimana sih? Kepala lo kebentur dimana lo sampai lupa kalo gue bisa loncat sendiri?"
"Oh iya ya. Lo emang baik banget Ly. Danes sayang Lily!" rayu Danessa sambil memeluk sahabatnya itu.
"Lebay lo! Udah cepetan naik ke bahu gue"
Danessa naik ke bahu Lily lalu sahabatnya itu tumben mengeluh karena membantu sahabatnya.
"Sumpah Ness lo berat amat. Makan apaan sih lo? Makan batu ya? Anjir sakit bahu gue" kata Lily sambil menahan berat badan Danessa.
"Gue cuma makan nasi, gue manusia. Emang lo kira gue apaan makan batu coba? Aneh banget lo"
"Udah ah cepetan berat ni woi"
Danessa berusaha menaikkan kakinya ke tembok, ternyata usahanya tidak sia-sia ia berhasil lalu loncat ke bawah tinggal menunggu Lily sahabatnya itu. Ia terus melihat ke atas. Sedangkan Lily sedang mencari benda apapun yang ada di sana yang bisa membantunya agar bisa mencapai di tembok. Tak lama kemudian Danessa melihat kaki yang sudah kelihatan siapa lagi kalau bukan Lily ya kan? Dan Lily langsung loncat. Namun mata Lily kenapa jadi besar gitu? Ya bisa di bilang melotot, atau kaget? Danessa bingung dan dia bertanya "Ly, lo liat apaan di depan? Gue takut ah. Lo kayak kesurupan aja. Lo ngeliat hantu Ly?"
"Ini lebih serem daripada hantu Ness" sahut Lily sambil memejamkan matanya ketakutan.
"Ya terus apa? Jelasin yang bener dong"
"Liat aja sendiri"
Danessa langsung melihat ke arah depan, namun yang pertama dia lihat adalah dari bawah. "Tadi Lily bilang lebih serem daripada hantu, masa iya hantu bisa makek sepatu tinggi gitu? Hantu apaan coba?" batin Danessa,ia melihat ke atas "Ini hantu apaan sih? Pake rok segala. E buset tu paha gede amat yak. Wah pantes nih serem" melihat ke atas lagi "Pake jas? Buat apaan hantu pake jas segala? Gaul banget ni hantu" dan melihat ke atas lagi "Parah serem banget mukanya anjir" batin Danessa lagi.
"Cepat kalian berdua masuk ke ruangan saya" kata guru BK yang sedang menatap mereka dengan marah. Guru BK di sekolah ini memang sangat galak, postur tubuh yang gendut, berkaca mata,dan nasehat nya yang berlebihan membuat para siswa menjadi takut padanya apalagi kalau melawannya.
"Parah ni Ly, gue sama lo di apain sekarang?" tanya Danessa yang ketakutan pada Lily.
"Ya mana gue tau,kalau gue tau mah gue bakalan langsung lari sekarang"
--
"Kalian ini ya memang selalu terlambat! Apa kalian tidak tau tata tertib di sekolah jam berapa bel sekolah?!" tanya guru BK memarahi mereka.
"Tau buk" sahut Danessa & Lily berbarengan.
"Terus kenapa kalian selalu terlambat?"
"Telat bangun buk" jawab mereka berbarengan lagi.
"Memang nya kalian ngapain semalaman sampai bisa telat bangun?"
"Ga bisa tidur buk" sahut Danessa
"Main ps buk" sahut Lily. Lily memang sering main ps, karena dia tomboy jadi dia sudah biasa memainkan game di ps nya. Bukan ps nya sih, ps adiknya yang lebih tepat.
"Akan ibu panggil orang tua kalian"
"Jangan buk!" seru mereka bersamaan lagi
"Kenapa?"
"Danes takut di marahi sama ibunya Danes lagi. Tar kalo Danes ga di kasi keluar buat refreshing gimana? Jangan panggil orang tuanya Danes buk. Danes mau di hukum apa aja asalkan orang tua Danes gak di panggil"
"Iya buk, saya juga. Tar uang jajan saya malah di kurangin lagi"
"Ya sudah saya akan menyuruh kalian untuk merapikan & membersihkan buku yang ada di perpustakaan. Kan banyak yang kotor dan berantakan"
"Tapi buk" sahut Danessa
"Panggilan orang tua atau di hukum?"
"Iya deh saya mau buk"
"Sekarang kalian boleh keluar, saya duluan karena saya mau ke ruang TU"
Lily dan Danessa hanya menatap guru BK nya yang galak itu.
"Ah tu guru kenapa tau sih kita loncat lewat sana?" kata Danessa sambil menatap Lily
"Mana gue tau" sahut Lily sambil memutar bola matanya.
--Jangan lupa vote & comment ya. Tapi ga maksa sih. Terserah kalian aja mau apa gak hehe:)
KAMU SEDANG MEMBACA
LOST YOU
Teen FictionBara&Danessa Mereka pacaran sudah lama, mereka menjalani hubungan sudah 3 tahun. Namun semenjak Danessa pindah sekolah ia berubah yg menjadi tidak bisa menerima kekurangan Bara. Dan.. apakah yg terjadi pada mereka?