Riddle. 3

1.8K 277 14
                                    

Paginya, Alluca terlambat datang ke sekolah. Saat ini dirinya sedang di introgasi dengan Guru pembinaan di sekolahnya. "Jelaskan seperti apa persisnya kau telat?" Tanya guru itu. Alluca mengernyit, "geez. Aku hanya telat bukan kehilangan sepeda motor." Jawab Alluca.

Guru itu mengangguk, "maksudku apa kau tidak tidur semalaman?"

Tak lama kemudian masuk lah seorang guru olahraga yang di idolakan semua wanita. Chanyeol mengunyah makanannya dengan rapih, Alluca memperhatikan gerakan rahangnya yang menggoda. Bentuk wajah Chanyeol yang menggambarkan karakter seorang pria tegas dan keras, membuat Alluca menelan ludah berkali - kali. Merasa diperhatikan, Chanyeol menoleh ke arah Alluca lalu mendekatinya, "apa? Kau mau?" Ledek Chanyeol dengan mengeluarkan lidahnya. Alluca menaikkan sudut bibirnya dan berbunyi ew.

"Kau telat anak kecil?" Tanya Chanyeol. Alluca hanya mengangguk sembari memanyunkan bibirnya. Chanyeol menahan dirinya, dia menjilat bibirnya sendiri. Fakta pertama yang kita temukan, Chanyeol mulai memiliki rasa ketertarikan kepada Alluca, sejak pertama kali mencium bibirnya. Sensasi yang menagih membuat Chanyeol tidak dapat menahannya saat ini. Chanyeol melihat guru pembina sedang sibuk dengan komputernya, Chanyeol segera mengambil posisi tepat di serong kanan tubuh Alluca. Gadis yang disebut anak kecil itu pun tidak menyadari kalau Chanyeol berada di dekatnya. Pria ini kembali meyakinkan bahwasannya guru pembina di ruangan ini tidak akan melihatnya.

Dengan satu gerakan cepat, Chanyeol mencium bibir Alluca. Mata Alluca terbelalak, tangannya menggenggam dan tubuhnya menerima. Otaknya berkata untuk mendorong dan mengatakan itu pelecehan seksual kepada siswa, tapi hati serta bibirnya ingin tetap seperti itu. 5 detik mereka menyatukan bibir masing - masing, Chanyeol pun akhirnya melepaskan pagutan mereka. Chanyeol tertawa melihat ekspresi Alluca dengan mulut terkatup rapat dan mata yang membulat. Chanyeol menarik tangan Alluca keluar dari ruangan pembinaan. "Ya! Bagaimana jika orang itu memarahiku lagi!?" Maki Alluca sambil berusaha melepaskan genggaman tangannya.

"Dia tidak akan memarahimu. Jika ya, lapor aku." Ucapnya. Chanyeol tetap menyeret tangan Alluca dengan genggaman yang kuat. Mereka menuju kantin, "aku tidak lapar." Elak Alluca berusaha melepaskan tangan Chanyeol darinya. "Aku juga tidak menyuruhmu makan." Jawab Chanyeol membuat Alluca mengumpat.
Mereka pun duduk di salah satu tempat paling ujung, semua mata memperhatikan mereka. Alluca merasa malu, dia menyembunyikan wajahnya di dalam tas miliknya.

"Kenapa mereka berada di kantin? Ini kan masih pelajaran pertama." Ucap Alluca. "Aku memberikan kebebasan hari ini, aku malas mengajar jadinya mereka aku perintahkan saja untuk di kantin." Jawab Chanyeol. Alluca mengkerutkan dahinya, guru macam apa yang membiarkan muridnya makan di kantin dan malas mengajar? Alluca tidak habis pikir, Chanyeol yang dieluh - eluhkan siapapun ternyata dia hanya orang biasa yang pemalas, satu lagi, pervert. Pesanan Chanyeol datang. Ah ya, ada sedikit informasi. Penjaga kantin, akan selalu tahu apa yang Chanyeol pesan. Jika dirinya datang pagi - pagi seperti ini, sudah pasti ia menginginkan burger. Jika di siang hari, dia akan memesan salad.

"Ya, senpai! Kau itu di bayar atau tidak sih menjadi guru disini?" Tanya Alluca. Chanyeol hanya mengangguk sembari menggigit burgernya. "Lalu kenapa kau malas mengajar? Kau juga banyak menghabiskan waktumu di kantin bahkan kau tidak pernah terlihat masuk ruang guru, kau masuk ke ruangan pembinaan saja." Chanyeol tertawa, "fungsinya aku masuk ke ruang guru apa? Aku 'kan punya ruangan sendiri di PCY'S GROUP jadi untuk apa aku mengungsi di ruangan orang?" Kekehnya. Alluca menaikkan sudut bibirnya, "cih angkuh sekali." Cibirnya.

Chanyeol menghentikan makannya dan melihat Alluca yang juga sedang memperhatikan dirinya, "apa?" Tanya Alluca. Chanyeol terus menatap matanya dengan tatapan yang dalam, tidak tajam tapi sangat Poker. Artinya, mengandung 1001 arti. Alluca geram dengannya, mata Chanyeol terus mengoreksi setiap gerakan mata miliknya. Alluca pun merampas burger milik Chanyeol, "ini akan membusuk jika kau diamkan." Ucap Alluca sambil menggigit burger barunya hasil dari merampas milik Chanyeol.

Pria itu pun menggeleng dan baru sadar kalau burgernya di ambil oleh anak kecil. Chanyeol bangkit dari duduknya, ia pun meninggalkan Alluca sendirian tanpa berbicara. Eh marah? Batin Alluca. "Ya senpai!" Panggilnya. Chanyeol hanya mengangguk tanpa menoleh. Alluca mengejar pria itu, dan membuat dirinya sejajar dengan Chanyeol. "Kau marah aku merampas burgermu?" Chanyeol menggeleng, "lalu kau kenapa?" Chanyeol menggeleng lagi. "Senpai, aku akan belikan burger lagi untukmu tapi kau jangan marah padaku." Bujuk Alluca. Chanyeol kembali menggeleng. Alluca berdecih, dan menahan lengan Chanyeol. Lalu ia memasukkan burger itu ke dalam mulut Chanyeol dengan paksa, ia pun melarikan diri. Chanyeol menggelengkan kepalanya dan membuang burgernya.

Ia membiarkan Alluca berlari menjauhinya. Chanyeol bukannya marah pada Alluca, tapi Chanyeol menahan dirinya agar tidak mencium gadis itu di depan semua orang.

Alluca pun masuk ke dalam kelasnya sendiri dan melihat ada guru yang mengajar, dia mengendap tapi ternyata langkahnya terdengar juga. "Ya kau, terlambat lagi?" Tanya guru itu.

"Hanya satu kali." Koreksi Alluca. Guru itu berbalik badan, dan melemparnya dengan penghapus papan tulis. Seisi kelas berbunyi ow dan Alluca meringis. "Kau terlambat di pelajaranku, kau tahu aku membencinya!" Teriak guru itu. Alluca memutar kedua bola matanya, "kau sering tidak masuk." Ucap Alluca dengan santai. Wanita yang sedang memarahinya pun, langsung menatapnya lebih tajam. "Aku ini guru kau tidak perlu mengatakan itu!" Teriaknya lagi.

Alluca mengernyit, "kau juga tidak perlu memarahiku yang telat baru hari ini. Karna aku tidak memarahimu yang sering membolos mengajar." Guru itu terdiam. Alluca berjalan menuju mejanya, dan dia duduk disana mengeluarkan satu buah buku tulis. Bel pelajaran telah selesai pun dibunyikan. Guru yang hobinya meneriaki Alluca, seketika tidak ada suaranya ketika Alluca tembak dengan kata sarkasnya. Hyuna berlari menghampiri Alluca lalu menepuk bahunya.

"Alluca!" Tegur Hyuna dengan gembira. Alluca hanya melirik, "bagaimana? Apa yang kalian lakukan kemarin?" Tanya Hyuna. Alluca menepuk dahinya, dia tidak mungkin menceritakan kejadian jelasnya, Hyuna akan marah. "Tidak terjadi apa - apa. Aku ke kantornya dan hanya di minta untuk membersihkan ruangannya." Bukan seperti itu kenyataannya. Alluca mengobrol, mencibir, di ajak pergi ke café malam ini, dan yang terakhir . . di cium Chanyeol.

Tanpa sadar Alluca mengusap bibirnya kasar mengingat kejadian itu, Hyuna menatapnya dengan bingung. "Alluca?" Panggilnya. Alluca pun pergi ke toilet wanita dan membasuh bibirnya. Ia melihat pantulan dirinya di cermin, lalu memutar. Dia berpikir, bahwa dia sudah lumayan cantik makanya Chanyeol mencium bibirnya.

Bahkan, sisi kecantikkan di dirinya sangat tidak ada. Alluca memiliki badan yang sedikit lebih besar dari Hyuna, rambutnya selalu di kuncir kuda dan hanya membawa tas kecil berisikan satu buku tulis. Tidak ada bedanya dengan Chanyeol, tapi deru nafas Chanyeol saja masih ada harganya, karna dia seorang Direktur yang memberikan gajih kepada bawahannya. Berbeda dengan Alluca, dia bahkan sama sekali tidak berharga sekalipun itu air liurnya.

Alluca pun keluar dari toilet, hari ini sebenarnya dia malas sekolah. Dia ingin kabur tapi tasnya ada di kelas. Alluca kembali ke dalam kelas, ia berniat kabur tapi tidak jadi karna di dalam kelas sudah ada gurunya.

Entah apa yang membuat Alluca menjadi tidak bersemangat hari ini, dia hanya menaruh kepalanya di atas meja. Tidak mendengarkan gurunya berbicara, untung saja pelajaran kali ini dia tidak di tegur karna gurunya sangat baik. Tanpa terasa, Alluca tertidur di kelas.








untuk part ini, kayanya sedikit aja. part selanjutnya inshaallah dipanjangin sekalian di enain. keep vote and comments ya! buat aku semangat kalo banyak dukungan dari kalian! all the love!

Riddle × park chanyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang