empat

51 7 0
                                    

"Eh gue harus balik nih!"

"Mau gue anter? Eh maksud gue bukan gitu!_-"

"Ciee yang mau nganter!! Wkwk!"

"Najis, kepedean_-!"

"Dihh, gengsi bgt buat mengakui!"

Kenzo hanya membalas dengan muka datar yang super duper datar, melebihi muka orang-orang datar.

"Ekspresinya mohon dikondisikan!" kata afsheen yang sedang berusaha menahan tawanya.

"Lo jadi pulang apa engga?" tanya kenzo masih dengan ekspresi datar nya.

"Ya jdi, gue bawa sepeda! Tuhh!" jawab afsheen sambil menunjukkan dimana sepeda nya berada.

"Lo sendiri ga balik?" tanya afsheen kembali.

"Yaiyalah, yakali gue nginep disini!" masih dengan ekspresi datar nya.

"Lucunyaa ganahann!" balas afsheen pura-pura tertawa.

"Yaudh gue balik duluan!" kata afsheen kemudian.

"Tiati!" balas kenzo sambil mengantar afsheen kedepan cafe.

Afsheen kemudian mengambil sepedanya yang terparkir tidak jauh dari cafe tadi, hujan sudah sedikit reda, setelah pamit dengan kenzo yang mengajak nya ke cafe dan membelikannya baju, cowok itu sungguh sangat baik dan juga lucu, menurut afsheen.

"Lo lucu dan juga aneh." ucap kenzo dengan lirih dan tersenyum tipis, melihat punggung cewek itu mulai menjauh dengan sepeda yang dikendarainya.

P l u v i o p h i l e

"Kamu habis ngapain dek? Baju nya kok ganti? Jangan-jangan???" rania berucap dengan nada yang sangat terkesan dramatis.

"Duhhh! Kakakk!! Jangan seudzon dulu dong! Ga baik tau fitnah orang sembarangan!!" jawab afsheen sedikit menceramahi kakak nya itu.

"Truss?" tanya rania lagi.

"Tadi kn hujan, trus kakak tau lah kalo aku ketemu hujan itu gimana, trus ga sengaja ketemu sama kakak kelas aku, dia liat aku basah kuyup gitu, karna dia baik, yaudah dia beliin aku baju ganti, trus aku ganti deh di toilet sebuah cafe yg ga jauh dari Taman, gitu ceritanya kakak!!" ucap afsheen menceritakan panjang lebar agar kakaknya tidak salah paham.

"Oh!" jawab rania manggut-manggut mengerti.

"Kak? _-!" panggil afsheen dengan ekspresi yang super datar.

Melihat perubahaan ekpresi afsheen, rania sedikit bergidik ngeri, dan langsung menjawab.

"Apa?"

"Aku ngomong dan menceritakan sepanjang itu, dan kakak cuma bilang oh? O-H, 2 urup doang? Hahah, i love you kakaQoeh:*!!" tanya afsheen sangat kesal dengan kakanya yang memberikan respon yang sungguh sangat dibenci-nya.

"Lopyutu dek:*!" balas rania dengan tampang tidak berdosanya dan sangatlah tidak peka dengan ekspresi muka afsheen saat itu.

"Kakak emg gapernah peka!!" ucap afsheen dengan ekspresi memprihatinkan dan berlalu naik keatas yang masih dengan tampang yang sungguh sangat dramatis.

"Kenapa kakak selalu salah? Pdahal kakak juga cewek!" jawab rania tak kalah dramatis.

"Aku gadenger! Dududu!" teriak afsheen sambil masuk kedalam kamarnya dan langsung menguncinya rapat-rapat.

PluviophileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang