part 3(pulang)

10.5K 513 44
                                    


Setelah salat subuh, kami diajak sarapan oleh Mang Ude.

"Kalian jadi balik hari ini?" tanya beliau disela sela sarapan.

"Jadi, Mang. Nih Nisa ngotot balik sekarang," sahut Indra.

"Makasih ya, Mang, Bibi sama Wayan. Maaf juga ya, kami merepotkan," ucapku sungkan.

"Apanya yang repot. Kamu kan keponakan kami. Kita malah senang ada saudara datang," kata Bibi Kadek.

"Kak Nisa, kapan-kapan main sini lagi ya."  Wayan tersenyum sambil makan dengan menunjukkan wajah polosnya.

"In'sya Allah." Hanya itu yang sanggup kukatakan, karena aku masih trauma dengan kejadian semalam.

"Tenang aja, Kak. Leak itu nggak akan ganggu kak Nisa lagi kok,"kata Wayan seolah tau apa yang kupikirkan.

Rumah Mang Ude sungguh nyaman, bergaya rumah adat khas Bali.
Sebenarnya aku ingin berlama lama di sini, hanya saja aku masih takut.
Lagipula masa cuti ku dan Indra sebentar lagi habis. Kami akan menjalani rutinitas kami seperti biasa.

Pukul 10.00 kami diantar keluarga Mang Ude ke bandara.
Setelah pamit, aku dan Indra segera masuk ke pesawat yang akan membawa kami pulang. Selamat tinggal Bali. Semoga suatu hari nanti aku bisa kembali ke sana tanpa adanya teror tentunya.

                                ____

Selama di pesawat aku selalu bergelayut manja di lengan indra.
Maklum pengantin baru. Jika berada di sisi pria ini, sisi manja ku pasti langsung keluar dengan sendirinya.

Kami memang tidak memberi kabar akan pulang awal. Keluarga di rumah hanya tau kalau kami akan pulang sesuai jadwal. Setelah turun dari pesawat, kami mencari taksi lalu pulang ke rumah.

Tak banyak yang kami berdua bicarakan selama di dalam taksi. Indra juga sibuk membalas pesan dari kantor. Kami sampai di rumah, Kak Yusuf di depan rumah bersama Kak Rahma. Saat kami keluar dari taksi, mereka berdua menatap heran ke arah kami.

"Assalamualaikum," sapa ku. Indra menurunkan barang kami sementara aku memeluk kedua kakakku itu

"Waalaikum salam. Lho, kok udah balik. Kakak pikir kalian pulang malam?" tanya Kak Yusuf masih menunjukkan ekspresi terkejut dan bingung.

"Nggak lagi-lagi aku ke Bali, Kak. Trauma aku!" ucapku lalu duduk di kursi teras.

"Lho kenapa?" tanya Kak Rahma, lalu mendekati dan duduk di sampingku.

"Kita kemaren diteror kak," ucap Indra sambil membawa koper, lalu meletakkannya di depan pintu.

"Hah? Diteror siapa?"

"Leak!!" kataku dan Indra bersamaan.

"Hah? Terus? Ya ampun kok bisa?" Nada bicara kak Yusuf naik satu oktaf.

Kami menceritakan apa yg kami alami kemarin, dari awal hingga akhir.

"Pantas saja, perasaan kakak gak enak pas tau kalian mau ke sana," sahut kak Yusuf yang akhirnya membuka rasa penasaran atas sikapnya tempo hari.

"Ya udah deh, Nisa ke kamar ya. Capek. Oh iya, oleh-olehnya dikoper nih, tapi aku nggak beli banyak," kataku sambil mengambil beberapa makanan dan acesoris dalam koper yg kemarin ku beli.

Setelah itu, aku masuk kamar.
Indra msh ngobrol dengan kak Yusuf di teras.

Aku merebahkan tubuh di ranjang.
Kembali ke rumah adalah hal paling menyenangkan. Sebentar saja, aku terlelap dalam tidur.

========

Kurasakan belaian lembut seseorang di kepala. Aku mengerjap lalu menatap seorang pria yang berada di sisiku sekarang. Dia tersenyum dengan terus menatapku.

Gadis Indigo (season 2)[TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang