~Beca~Ke enam

222 4 0
                                    

Warning
Banyak typo

Arbani

Aku sangat syok saat mereka mendorong Retha dengan keras sehingga ia terjatuh ke lantai yang dingin dan kepalanya mengeluarkan darah yang lumayan banyak.

Aku langsung membawah Maretha ke rumah sakit terdekat.

Sampai di rumah sakit Maretha di bawah ke ruang ICU untuk di periksa.

Sudah lebih dari 1 jam tetapi dokter masih belum keluar juga dan itu membuatku sangat gelisa.Aku tadi sudah memberitahu Kak Samuel bawa Retha aku bawah ke rumah sakit terdekat.

"Dokter bagaimana keadaannya?"Tanyaku,saat dokter keluar dari ruang ICU.

"Dia kehilangan banyak darah dan membutuhkan donor darah sedangkan stok darah A+ di rumah sakit ini habis."Kata dokter.

"Ambil darah saya saja dok, kebetulan darah saya cocok dengan pasien."Kataku.

Saat aku akan masuk ke ruangan untuk di ambil darahnya,keluarga Maretha datang.Aku segera menjelaskan semua yang terjadi pada maretha.

Setelah dokter menggambil darahku.Aku keluar dari ruangan.

"Arbani,gomawo kamu sudah menolong putri kami."Kata Eommanya Maretha.

"Sama-sama tan."

Maretha sudah di pindahkan keruang rawat VVIP,tetapi dia masih belum sadar karena obat bius.Kata Eomma Maretha,besok kakek dan nenek Maretha yang ada di Korea dan Amerika akan datang ke Indonesia untuk menjenguk cucu kesayangan mereka.

"Tan,aku mau izin pulang sebentar untuk bersih-bersih."Izinku.

"Iya,kamu pulangnya hati-hati."Kata tante.

Aku ke rumah sakit tadi pakai taxi,uang tinggal 5.000 kalau di pakai buat naik ojek kagak cukup,besok aku gak bisa beli bensin,kalau naik angkot panas & berdesakan,terus aku pulangnya bagaimana?

Lama aku memikirkan semuanya,aku memilih untuk berjalan kaki dari pada naik ojek atau angkot.Kebetulan rumah sakitnya tidak terlalu jauh dari rumah,cukup jalan kaki sekitar 30 menit sudah sampai.

Samuel

"Sam tolong kamu anterin paperbag ini untuk Arbani sebagai tanda terima kasih tante karena dia udah nolong Maretha.Di dalam paperbag itu berisi uang tunai senilai 3,5 juta,makanan sehat,dan salad buah."

"Iya tan."

Di perjalanan ke rumah Arbani dkk, aku melihat Arbani sedang berjalan kaki menuju rumahnya.

"Ban,sini masuk biar gua anterin pulang."Kataku.

"Nggak usah kak,aku jalan kaki aja."

"Udah lah ayo masuk."Kataku.

"Iya kak."

"Arbani,ini ada titipan dari Eommanya maretha buat kamu."Kataku.

"Isinya apa kak?"

"Kamu buka aja."

Arbani pun langsung membuka paperbagnya.

"Kak ini semua untuk apa?"

"Itu untuk tanda terima kasih tante karena kamu udah nolong Maretha."

"Tapi kak,ini uangnya sangat banyak sekali."

"Udah kamu ambil aja,lumayan buat kalian makan."

"Tapi ini sangat banyak sekali kak."

"Udah lah ambil aja."

Benci Jadi CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang