Akhir kisah cinta si pendiam

759 9 0
                                    

Hari demi hari aku masih bingung dengan maksud kata jalanin aja. Jujur aku sangat polos jadi untuk memulai bagaimana pacaran saja aku masih bingung, aku jago membuat puisi cinta padahal tidak tahu cara mengungkapkan kata cinta itu sendiri. Wajar selama ini aku sering membaca puisi cinta karya pujangga ternama dan menonton film romantis sejak dari SMP hingga sekarang, jadi untuk sekedar membuat puisi atau cerpen aku punya panutan.

Kenyataanya, ketika aku jatuh cinta semua puisi yang aku buat juga semua cerpen yang aku buat tidak bisa menjadi panutanku untuk bisa mengatakan kata cinta. Berada di depan gadis yang kucintai aku seperti kehilangan kata-kata. Cinta pertamaku hilang karena aku tidak bisa mengatakan cinta dan memendamnya saja di dalam hati, banyak pula cewe-cewe yang menyukaiku hilang dari kehidupanku  ada yang pindah sekolah, ada yang ditembak cowo lain, dan ada pula yang mulai bosan menggodaku.
Lalu  bagaimana dengan Riska? Aku berhasil mengatakan kata cinta padanya apakah kita pacaran?

Pagi itu, aku berjalan perlahan ketika menuju pintu kelas sambil menundukan kepala.
"Woi, selamat ya ada yang baru jadian nih," ucap Haris
"Jadian, maksud kamu?" tanyaku
"Loh, kamu kan nembak Riska diterima kan?"  tanya Haris
"Gak di terima, dia cuma bilang jalanin aja," balasku
"Eta teh, diterima ku si Riska anjeun janteun kabogohna,"  ucap Haris sambil tertawa
Aku kaget ternyata maksud kata jalanin aja itu adalah isyarat kalau aku diterima oleh Riska.

Bodoh sekali aku ini, aku kira aku ditolak Riska karena dalam pikiranku saat itu, kalau Riska nerima aku dia akan bilang  "ya, kita jadian" bukan "ya, jalanin aja" kalau saja aku tahu mungkin saat itu aku akan langsung menggandeng tangan Riska bukan meninggalkannya begitu saja.

Ketika aku menyadari kebodohanku aku jadi malu untuk mendekati Riska,  ternyata dia menerima cintaku, tetapi aku malah meninggalkannya begitu saja sesudah menyatakan cinta.
Lebih bodohnya lagi aku tidak mendekati Riska berhari-hari mungkin karena hal inilah Riska jadi kecewa dan menganggap aku cuma main-main ketika nembak dia.

Entah karena malu, gugup, dan takut ia marah akhirnya semenjak itu aku tidak pernah mendekati Riska. Jika kita bertemu aku hanya tersenyum dan dia juga tersenyum. Mungkin kita berdua seolah menganggap kejadian menyatakan cinta di kelas itu tak pernah terjadi.

Hal ini terus berlanjut hingga tak terasa setahun telah berlalu. Kini aku duduk di kelas 3, kedua teman dekatku Fauzi  dan Dyan sudah lulus tahun lalu. Aku masih saja menjomblo seperti dulu, hampir saja aku punya pacar yaitu Riska tapi aku malah menyianyiakannya.
Waktu pun cepat berlalu kini aku di semester 2 hingga ujian nasional tiba aku masih belum punya pacar.
******** Tamat.

Cukup sekian pengalaman pribadiku yang aku tuliskan di short story ini.
Benar-benar singkat kan? Hehehehe.... maaf deh soalnya aku hanya menulis yang aku ingat saja, kalau aku ingat lebih banyak tentu ceritanya lebih panjang.
Pesanku untuk kalian.
Jika kalian mencintai seseorang katakanlah langsung jangan dipendam
Jika kalian tidak mengerti isyarat dari gebetan tanyakanlah langsung jangan malu-malu
Dan ingat lebih enak dicintai banyak orang daripada mencintai seseorang yang tidak  bisa kalian dapatkan.
Terima kasih banyak sudah membaca  kisahku yang singkat ini. Assalamuallaikum

Cinta Yang TerpendamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang