Hari Kelulusan

364 10 2
                                    

Hari itu adalah hari kelulusan SMPN 31 Bandung. Semua murid sangat gembira sebab mereka semua lulus, hanya seorang yang tidak lulus dan itu pun bukan dari kelasku.

Aku bergumam dalam hati.
"Saat itu seharusnya aku mengatakannya, Rani aku cinta kamu. Ah, apahkah aku akan diterima olehnya? Atau aku hanya geer karena bisa saja ia hanya kagum padaku, tetapi kata Fazri dan Sutrisno sudah jelas kalau Rani menyukaiku, namun entah kenapa aku masih ragu."

Suasana sekolah dipenuhi keceriaan apalagi acara perpisahan di iringi dengan pentas seni yang diadakan oleh OSIS untuk menyambut kelulusan kami semua.

Tiba-tiba ada pengumuman dari guru, yaitu setiap siswa yang memilih melanjutkan pendidikan ke SMAN dan SMKN Untuk masuk ke dalam kelas. Kelas pertama untuk yang memilih SMK dan kelas kedua untuk yang memilih SMA.

Ketika aku masuk ke kelas yang memilih SMK, aku tidak melihat Rani
Akhirnya aku tahu kalau Rani akan melanjutkan pendidikanya ke bangku SMA. Guru pun menjelaskan tentang Macam-macam SMKN di Bandung beserta jurusannya. Dan aku memilih masuk ke SMKN 9 dan SMKN 15 Bandung dengan program studi Akomodasi perhotelan.

"Jadi kalian bisa memilih 2 SMKN, pilihan pertama adalah Sekolah Favorit. Kalian akan di tes seperti tes buta warna, tes fisik, dan tes bahasa Inggris. Selain itu juga akan dilihat dari jumlah nilai SKHUN serta STTB kalian," ujar Pak guru.

"Jadi kalau tidak lulus di pilihan pertama, misalnya tidak lulus tes apalah di tes lagi di pilihan kedua Pak?" Tanya salah satu murid.
"Oh, tentu tidak pilihan kedua bukan sekolah Favorit jadi paling kalian hanya akan dilihat nilai SKHUN, STTB, dan khusus jurusan perhotelan di tes tinggi badan sedangkan jurusan mesin di tes fisik. Jika nilai kalian bagus dan sesuai dengan passing grade sekolah itu, otomatis kalian akan diterima," ujar Pak guru.

Pengumuman dan bimbingan masuk SMKN pun selesai. Semua murid berhamburan keluar kelas. Ada yang ngerumpi, lihat pensi, nongkrong di kantin, dan ada yang memilih pulang ke rumah. Ketika itu aku memilih pulang saja.

Sebelum meninggalkan koridor sekolah, aku berdiam di sudut koridor sekolah berharap bisa melihat Rani dan bertekad akan menyatakan perasaanku saat itu juga.
Fazri, Yudhi, Budi, Meda, Yanto dan lucky  mengajakku pulang bersama. Ya saat itu mungkin menjadi hari terakhir mereka pulang bersamaku sampai kami semua berpisah di jalan raya.

Aku bingung, aku ingin menyatakan cintaku pada Rani sebelum ia meninggalkan gerbang sekolah, tetapi ternyata Rani sedang berkumpul bersama teman-temannya.
"Ah, tidak mungkin ku katakan sekarang semoga masih ada kesempatan bagiku untuk bertemu Rani di luar sana meski sudah tidak satu sekolah saat itulah aku akan mengatakannya," gumamku.

Hingga aku meninggalkan gerbang sekolah aku belum juga menyatakan cintaku pada Rani.

"Ya Allah, kalau dia jodohku pertemukanlah kembali aku dengannya suatu hari nanti," itulah isi doaku  ketika meninggalkan sekolah.

Cinta Yang TerpendamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang